Teori Belajar: Pengertian dan Macamnya

Table of Contents
Pengertian Teori Belajar
Teori Belajar

Pengertian Teori Belajar

Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Teori pembelajaran sangat menentukan bagaimana proses pembelajaran akan terjadi.

Teori belajar akan berpengaruh secara tidak langsung dengan ilmu yang akan diserap murid. Hal itu pun secara langsung juga dapat berkaitan dengan prestasi akademik yang mampu diraihnya. Dengan menggunakan teori belajar yang tepat, tidak mustahil bagi sang murid untuk memperoleh prestasi hingga kemampuan yang gemilang.

Macam Teori Belajar

Macam-macam teori belajar dalam psikologi di antaranya,
1. Teori belajar behavioristik
Gagne dan Berliner merupakan penggagas teori belajar behavioristik. Teori ini menekankan tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman belajar. Di dalam perkembangannya, teori ini menjadi aliran psikologi belajar yang memiliki pengaruh besar terhadap tujuan peningkatan teori belajar dan praktik dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.

Menurut teori ini, seseorang akan dianggap telah belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku setelah mengalami proses pembelajaran. Jadi, belajar dapat diartikan sebagai stimulus dan respons. Input merupakan stimulus dan output adalah respons yang dihasilkan dari stimulus yang diberikan.

Stimulus yang diberikan dapat berupa penyampaian materi, pembentukan karakter, nasihat, dan lain-lain yang diberikan guru kepada siswanya. Dan respons merupakan reaksi atau tanggapan dari siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh gurunya.

Pada penerapannya dalam proses belajar mengajar, teori belajar behavioristik sangat bergantung pada beberapa aspek, seperti tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, materi pelajaran, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran.

Kelebihan Teori Belajar Behavioristik
a. Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar mengajar.
b. Guru akan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, dan mendorong siswa bertanya jika mengalami kesulitan.
c. Guru dapat mengganti cara mengajar (stimulus) hingga mencapai tujuan atau target pembelajaran  dari siswa berupa respons dari siswa.
d. Guru dapat melatih siswa kemampuan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
e. Teori ini dapat membantu Guru membentuk perilaku siswa sesuai dengan yang diinginkan. Perilaku yang berdampak baik bagi siswa diberi perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai dengan siswa perhatiannya dikurangi.

Kekurangan Teori Belajar Behavioristik
a. Teori behavioristik tidak dapat diterapkan pada semua pelajaran.
b. Guru Pintar harus menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap pakai sebelum pembelajaran dimulai.
c. Siswa lebih diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan memosisikan siswa sebagai siswa pasif.
d. Dalam proses belajar dan mengajar, siswa hanya dapat mendengar dan menghafal yang didengarkan.
e. Siswa membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.

2. Teori belajar kognitif
Teori belajar kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog asal Swiss. Dengannya, teori belajar kognitif disebut juga dengan teori belajar Piaget. Berkat teori dari Piaget terlahir perkembangan psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan.

Teori kognitif berbicara tentang manusia membangun kemampuan kognitifnya dengan motivasi yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap lingkungannya.

Inti dari konsep teori ini adalah bagaimana munculnya dan diperolehnya schemata dalam tahapan-tahapan perkembangan manusia atau saat seseorang mendapatkan cara baru dalam memaknai informasi secara mental.

Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan proses perubahan persepsi dan pemahaman. Dengan kata lain, belajar itu tidak harus berbicara tentang perubahan tingkah laku atau sikap yang bisa diamati.

Setiap orang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dan tertata rapi dalam bentuk struktur kognitif. Pengalaman dan pengetahuan inilah yang membuat kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik.

Teori ini dikatakan dapat berjalan dengan baik ketika materi pelajaran yang baru bisa beradaptasi dengan struktur kognitif atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Teori ini mempercayai bahwa “belajar” itu dihasilkan dari proses persepsi kemudian membentuk hubungan antara pengalaman yang baru dan pengalaman yang sudah tersimpan di dalam dirinya.

Proses belajar mengajar dengan teori kognitif tidak hanya beroperasi dengan terpatah-patah atau terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir dan menyeluruh. Hal yang ditekankan pada teori belajar kognitif adalah proses dari belajar bukan hasil belajar.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori kognitif dalam proses belajar mengajar.
a. Pembuatan materi pembelajaran harus disusun dengan pola atau logika sederhana dan kompleks.
b. Siswa bukanlah orang dewasa yang sudah mengerti dan mudah dalam berpikir. Oleh karena itu, guru harus memberikan pengarahan sesuai dengan usia murid atau peserta didik.
c. Setiap kegiatan pembelajaran harus memiliki makna.
d. Agar keberhasilan murid tercapai maka guru perlu mengamati perbedaan yang ada pada setiap murid.

Kelebihan Teori Belajar Kognitif
a. Memudahkan siswa untuk memahami materi belajar.
b. Siswa menjadi mandiri dan lebih kreatif.

Kekurangan Teori Belajar Kognitif
a. Teori yang belum bisa digunakan pada semua tingkat pendidikan.
b. Pada pendidikan tingkat lanjut, teori ini susah untuk diterapkan.

3. Teori belajar humanistik
Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan dari sisi kepribadian manusia. Hal ini dikarenakan humanistik itu sendiri merupakan ilmu yang melihat segala sesuatu dari sisi kepribadian manusia.

Teori ini juga bertujuan untuk membangun kepribadian murid dengan melakukan kegiatan-kegiatan  yang positif. Hal ini bisa disebut dengan para pendidik atau guru yang mengajar dan mendidik menggunakan pendekatan humanistik.

Guru atau pendidik dengan aliran humanistik akan mengutamakan hasil pengajaran berupa kemampuan positif yang dimiliki oleh murid. Kemampuan positif akan membangun atau mengembangkan emosi positif pada murid.

Teori belajar humanistik  berbeda dengan teori belajar behavioristik yang di mana lebih mengutamakan melihat tingkah laku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sedangkan teori belajar behavioristik hanya melihat motivasi manusia sebagai sebuah usaha untuk memenuhi fisiologis manusia.

Teori ini lebih menekankan pada pembentukan kepribadian, perubahan sikap, menganalisis fenomena sosial, dan hati nurani yang diterapkan melalui materi-materi pelajaran. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa guru atau pendidik sangat berperan sebagai fasilitator.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori humanistik dalam proses belajar mengajar di antaranya,
a. Guru berusaha untuk menyusun dan mempersiapkan materi-materi pembelajaran lebih banyak agar tujuan belajar mengajar tercapai.
b. Guru harus tetap santai ketika mendengar ungkapan-ungkapan dari murid yang memberitahukan bahwa ada perasaan yang kuat dan dalam saat belajar mengajar.
c. Dalam teori ini, guru sangat berperan sebagai fasilitator. Maksudnya guru diharuskan memberikan perhatian kepada murid dan menciptakan suasana kelas kondusif.
d. Ketika guru berperan sebagai fasilitator, guru harus bisa mengenali dan menerima kelemahan-kelemahan pada dirinya. Dengan mengenali diri dan mengetahui kelemahan-kelemahannya maka saat mengajar akan lebih tenang.
e. Guru ditugaskan untuk mengetahui keinginan dari setiap murid karena keinginan-keinginan yang ada pada setiap murid dapat menambah kekuatan dan mendorong semangat belajar.

Dalam pelaksanaannya teori  humanistik memiliki kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mengetahui kedua hal itu teori ini dapat diterapkan secara maksimal. Berikut kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistik di antaranya,
Kelebihan Teori Belajar Humanistik
a. Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori belajar ini adalah murid merasa senang dalam belajar dan terjadi perubahan terhadap tingkah laku dan pola pikir bukan karena paksaan atau keinginan sendiri.
b. Jika proses belajar mengajar mengutamakan pembentukan kepribadian, perubahan tingkah laku, dan hati nurani maka teori belajar humanistik sangat sesuai.
c. Dengan teori ini, murid diharapkan menjadi manusia yang bisa mengatur dirinya sendiri dan menjadi pribadi yang tidak terikat oleh pendapat orang lain tanpa harus merugikan atau mengambil hak-hak orang lain.

Kekurangan Teori Belajar Humanistik
Kekurangan yang ada pada teori belajar humanistik berada pada murid. Maksudnya, murid yang tidak mau mengerti akan potensi dirinya maka murid itu akan tertinggal dalam proses belajar mengajar.

4. Teori Belajar Konstruktivistik
Berdasarkan asalnya, teori konstruktivisme bukan bagian dari teori pendidikan. Sebenarnya teori ini bersumber dari ilmu filsafat terutama filsafat ilmu. Dalam ilmu filsafat ilmu, hal yang dibahas atau dijelaskan dalam teori ini adalah bagaimana proses terbentuknya pengetahuan manusia.

Menurut teori konstruktivisme, pembentukan pengetahuan yang terjadi pada manusia berasal dari pengalaman-pengalaman yang telah dilewatinya. Dalam perkembangannya, teori belajar konstruktivisme ini menerima pengaruh dari ilmu psikologi, khususnya psikologi kognitif Piaget yang di mana kognitif Piaget sangat berkorelasi dengan psikologis manusia untuk mendapatkan pengetahuan.

Jadi, bisa dikatakan bahwa “belajar” adalah suatu proses yang dilakukan oleh murid atau peserta didik dalam membangun pengetahuan. Konstruksi berarti membangun. Jadi teori belajar konstruktivisme adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern.

Teori belajar ini berlandaskan pembelajaran kontekstual. Dengan kata lain, manusia membangun pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui konteks yang terbatas dan dalam waktu yang direncanakan.

Teori ini menekankan seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk menemukan bakatnya, menambah pengetahuan atau teknologi, menambahkan pengetahuan yang dimilikinya, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya.

Pengalaman demi pengalaman yang telah dilewati manusia maka akan memiliki hidup yang lebih dinamis dan pengetahuan akan bertambah. Dalam konteks kegiatan pembelajaran antara murid dengan siswanya, teori belajar konstruktivisme membebaskan peserta didik untuk membimbing sendiri pengetahuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman, tetapi masih dalam pengawasan pendidik.

Menurut teori konstruktivisme, “belajar” lebih mudah dipahami oleh manusia karena manusia membangun dan mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilewati. Dengan hal ini juga hidup manusia menjadi lebih dinamis.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori konstruktivisme dalam proses belajar mengajar di antaranya,
a. Saat mengajar sebaiknya memberikan kesempatan kepada murid agar dapat mengeluarkan pendapatnya dengan bahasa sendiri.
b. Murid diberikan waktu atau kesempatan untuk menceritakan pengalamannya agar menjadi murid yang lebih kreatif dan imajinatif.
c. Lingkungan belajar mengajar harus kondusif agar murid bisa belajar dengan maksimal.
d. Murid diberi kesempatan untuk membuat gagasan atau ide yang baru.

Dalam pelaksanaannya, teori belajar konstruktivisme memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan mengetahui kedua hal itu, maka teori ini dapat diterapkan secara maksimal. Berikut kelebihan dan kekurangan teori belajar konstruktivisme.

Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme
a. Dalam proses belajar mengajar guru dapat mengajarkan para murid untuk mengeluarkan ide-idenya atau gagasannya dan melatihnya agar bisa mengambil keputusan.
b. Semua murid bisa mengingat pelajaran yang sudah diajarkan karena mengikuti proses belajar mengajar secara langsung dan aktif.
c. Pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berulang akan membuat murid lebih mudah untuk berinteraksi dan yakin bisa memahami pelajarannya.
d. Ketika proses belajar mengajar, murid akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan teman-temannya dan guru.
e. Pengetahuan yang diterima oleh murid akan mudah diterapkan dalam kehidupannya.

Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme
a. Teori ini lebih susah untuk dimengerti karena ruang lingkupnya lebih luas.
b. Tugas guru menjadi tidak maksimal karena murid diberi kebebasan lebih banyak.

5. Teori Belajar Gestalt
Kata Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang artinya ‘bentuk atau konfigurasi’. Merupakan teori belajar menurut para ahli, teori gestalt menyatakan bahwa seseorang memperoleh pengetahuan melalui sensasi atau informasi dengan melihat struktur secara menyeluruh lalu untuk menyusunnya lagi dalam struktur yang lebih berbentuk sederhana sehingga struktur tersebut akan lebih mudah dipahami.

Kemudian, pokok dari pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau suatu peristiwa dipandang sebagai keseluruhan yang terorganisasi.

6. Teori Belajar Kecerdasan Ganda
Kecerdasan merupakan suatu kemampuan untuk memecahkan masalah atau menghasilkan sesuatu hal yang dibutuhkan dalam suatu latar budaya tertentu. Orang dikatakan cerdas apabila ia mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam hidupnya dan menghasilkan sesuatu yang berguna dalam hidupnya dan orang lain.

Hasil penelitian dari Howard Gardner mengenai kecerdasan ganda menunjukkan bahwa tidak ada kegiatan manusia satu pun yang hanya menggunakan satu macam kecerdasan saja melainkan menggunakan seluru kecerdasan yang dimiliki manusia yang bekerja sama sebagai kesatuan yang utuh dan terpadu, yang komposisinya berbeda pada masing-masing orang.

Kecerdasan lainnya akan dikontrol oleh kecerdasan yang paling menonjol dalam memecahkan suatu masalah.

7. Teori Belajar Sosial
Pokok dari teori belajar sosial adalah bahwa manusia belajar melalui pengamatan yang dilihatnya terhadap perilaku orang lain. Pakar yang banyak melakukan riset tentang teori belajar sosial adalah Albert Bandura dan Bernard Weiner.

Teori ini merupakan perluasan dari teori konstruktivisme yang memperluas fokusnya dari pembelajaran individual kepada pembelajaran kolaboratif dan sosial. Anak-anak dan orang dewasa akan belajar banyak dari melakukan pengamatan dan imitasi ini. Bahkan, tipe belajar ini memainkan peranan yang penting dalam cara membentuk karakter anak usia dini dan juga dalam tahap perkembangan anak.

8. Teori  Belajar Van Hiele
Van Hiele adalah seorang guru berkebangsaan Belanda yang meneliti aspek pembelajaran dalam pelajaran geometri, dan menemukan bahwa ada tahap-tahap perkembangan mental anak dalam mempelajari geometri.

Kesimpulan dari beberapa penelitian yang dilakukannya melahirkan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami pelajaran geometri. Lima tahap pengenalan geometri menurut Van Hiele yaitu pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi dan akurasi.

9. Teori Belajar Revolusi Sosiokultural
Arah dari pembahasan teori belajar ini adalah kepada dua teori belajar menurut para ahli yaitu teori Piaget dan teori Vygotsky. Menurut Piaget, perkembangan kognitif adalah suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis dalam perkembangan syaraf seseorang, dan demikian kegiatan belajar akan terjadi seiring dengan pola tahap perkembangan tertentu sesuai dengan usia seseorang.

Sedangkan Vygotsky menyatakan bahwa untuk mengerti pikiran seseorang maka diperlukan pengetahuan mengenai latar sosial budaya dan sejarah kehidupannya. Yang berarti bahwa untuk memahami pikiran seseorang bukan dengan cara meneliti apa yang ada pada otak atau jiwanya melainkan pada asal usul dari tindakan yang dilakukannya secara sadar berdasarkan sejarah dan latar belakang kehidupannya.

10. Teori Belajar Sibernetik
Teori ini merupakan teori belajar yang relatif baru jika dibandingkan dengan teori-teori lainnya. Belajar adalah pengolahan informasi, begitulah yang dinyatakan oleh teori ini. Yang lebih penting dari proses belajar adalah sistem informasi yang diproses dan dipelajari siswa.

Pendapat lain dari teori ini bahwa tidak ada satu pun proses pembelajaran yang cocok digunakan dalam segala situasi dan semua siswa, sebab bagaimana cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Belajar adalah proses yang berlangsung tidak hanya di dalam kelas saja melainkan akan berlangsung seumur hidup manusia. Manfaat psikologi pendidikan bagi guru atau pengajar sangat besar.

Pentingnya mengetahui dasar-dasar psikologi pendidikan bagi guru dan juga macam-macam teori belajar dalam psikologi serta jenis-jenis metode pembelajaran akan berperan besar dalam menyampaikan materi pembelajaran dan informasi yang harus diterima siswa serta untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment