Self Image (Citra Diri): Pengertian, Komponen, Aspek, Dimensi, Peran, Fungsi, Jenis, dan Hubungan dengan Aspek Diri lainnya

Table of Contents
Pengertian Self Image atau Citra Diri
Self Image (Citra Diri)

Pengertian Self Image (Citra Diri)

Self image (citra diri) adalah konsep yang dibentuk di dalam pikiran kita mengenai seperti apa kita sebagai seorang manusia. Self image juga dapat diartikan sebagai gambaran mengenai diri individu yang terlihat (dibayangkan) sendiri oleh individu, atau juga diri yang ingin dibayangkan oleh individu yang dapat dipengaruhi oleh orang lain.

Self image sering dianalogikan sebagai kartu identitas diri yang kita perkenalkan kepada semesta alam. Setiap orang tentunya mempunyai citra tentang dirinya sendiri, baik citra diri yang sebenarnya (real self), maupun citra diri yang diinginkannya (ideal self).

Citra diri dalam psikologi berhubungan dengan apa yang dilihat seseorang ketika ia bercermin, namun sejatinya pengertian citra diri jauh lebih dalam daripada itu. Citra diri merujuk kepada bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri dalam tingkat yang lebih luas, baik itu secara internal maupun eksternal, atau cara mengenali diri sendiri menurut psikologi.

Citra diri adalah sejumlah kesan diri yang telah terbangun seiring waktu. Citra diri ini bisa menjadi sangat positif, memberi seseorang kepercayaan diri dalam pikiran dan tindakannya, atau negatif yang membuat seseorang mudah meragukan kapabilitas dan idenya.

Self Image Menurut Para Ahli
1. Maltz (1994), self image merupakan konsep yang dimiliki individu atas pilihannya sebagai individu sendiri. Ini merupakan produk dari pengalaman masa lalu, kesuksesan dan kegagalan, penghinaan dan penghargaan, dan reaksi orang lain terhadap diri individu.
2. Burn (1993), self image merupakan apa yang dilihat seseorang ketika dia melihat dirinya sendiri.
3. Brown (1998), self image dapat juga disebut dengan self knowledge yang mempunyai makna terkait dengan apa yang ingin individu pikirkan tentang dirinya.
4. Centi (1993), self image merupakan salah satu segi dari gambaran diri yang berpengaruh pada harga diri.
5. Pratt (1994), self image merupakan bagian dari konsep diri yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik. Citra diri merupakan gambaran seseorang mengenai fisiknya sendiri.
6. Mappiare (2010), self image menunjuk pada pandangan atau pengertian seseorang terhadap dirinya sendiri.

Komponen Self Image

Komponen-komponen self image menurut Jersild (1961) di antaranya,
1. Perceptual Component
Komponen ini merupakan image yang dimiliki seseorang mengenai penampilan dirinya, terutama tubuh dan ekspresi yang diberikan pada orang lain. tercakup di dalamnya adalah attracttiviness, appropriatiness, yang berhubungan dengan daya tarik seseorang bagi orang lain.

Hal ini dapat dicontohkan oleh seseorang yang memiliki wajah cantik atau tampan, sehingga seseorang tersebut disukai oleh orang lain, komponen ini disebut physical self image.

2. Conceptual Component
Komponen ini merupakan konsepsi seseorang mengenai karakteristik dirinya, misalnya kemampuan, kekurangan, dan keterbatasan dirinya. Komponen ini disebut psychological self image.

3. Attitudional Component
Komponen ini merupakan pikiran dan perasaan seseorang mengenai dirinya, status, dan pandangan terhadap orang lain. komponen ini disebut sebagai social self image.

Aspek Self Image

Terdapat tiga aspek dalam pengetahuan akan diri sendiri menurut Brown (1998) di antaranya,
1. Dunia fisik (physical world)
Realitas fisik dapat memberikan suatu arti yang mana kita dapat belajar mengenai diri kita sendiri. Sumber pengetahuan dari dunia fisikal memberikan pengetahuan diri sendiri. Akan tetapi pengetahuan dari dunia fisik terbatas pada atribut yang bisa diukur dengan yang mudah terlihat dan bersifat subjektif dan kurang bermakna jika tidak dibandingkan dengan individu lainnya.

2. Dunia Sosial (social world)
Sumber masukan untuk mencapai pemahaman akan citra diri adalah masukan dari lingkungan sosial individu. Proses pencapaian pemahaman diri melalui lingkungan sosial tersebut ada dua macam di antaranya,
a. Perbandingan Sosial (social comparison)
Serupa dengan dunia fisik, dunia sosial juga membantu memberi gambaran diri melalui perbandingan dengan orang lain. Pada umumnya individu memang cenderung membandingkan dengan individu lain yang dianggap sama dengannya untuk memperoleh gambaran yang menurut mereka adil.

Akan tetapi tidak jarang individu membandingkan dirinya dengan individu yang lebih baik (upward comparison) atau yang lebih buruk (downward comparison) sesuai dengan tujuan mereka masing-masing.

b. Penilaian yang tercerminkan (reflected apraisal)
Pengetahuan akan diri individu tercapai dengan cara melihat tanggapan orang lain terhadap perilaku individu. Misalnya jika individu melontarkan gurauan dan individu lain tertawa, hal tersebut dapat menjadi sumber untuk mengetahui bawa individu adalah lucu.

3. Dunia dalam/ psikologis (inner/ psychologycal world)
Terkait dengan sumber berupa penilaian dari dalam diri individu, terdapat tiga hal yang dapat mempengaruhi pencapaian pemahaman akan citra diri individu di antaranya,
a. Instrospeksi (introspection)
Introspeksi dilakukan agar individu melihat kepada dirinya untuk mencari hal-hal yang menunjang dirinya. Misalnya seseorang yang merasa dirinya pandai, bila berintrospeksi akan melihat berbagai kejadian dalam hidupnya, misalnya bagaimana dirinya menyelesaikan masalah, menjawab pertanyaan, dan sebagainya.

b. Proses mempersepsi diri (self perception process)
Proses ini memiliki kesamaan dengan introspeksi, namun bedanya adalah bahwa proses mempersepsi diri dilakukan dengan melihat kembali dan menyimpulkan seperti apa dirinya setelah mengingat-ingat ada tidaknya atribut yang dicarinya di dalam kejadian-kejadian di hidupnya. Sedangkan introspeksi dilakukan sebaliknya.

c. Atribusi kausal (causal attributions)
Cara ini dilakukan dengan mencari tahu alasan dibalik perilaku. Weiner (dalam Brown, 1998) mengatakan bahwa atribusi kausal adalah di mana individu menjawab pertanyaan mengapa dalam melakukan berbagai hal dalam hidupnya.

Atribusi kausal ini juga dapat dilakukan kepada perilaku orang lain yang berhubungan dengan individu. Dengan mengetahui apa alasan orang lain melakukan suatu perbuatan yang berhubungan dengan individu, sehingga individu tahu bagaimana gambaran diri sebenarnya. Atribusi yang dibuat mempengaruhi pandangan individu terhadap dirinya.

Sementara menurut Grad (1996) self image mengandung beberapa aspek di antaranya,
1. Kesadaran (awareness), adanya kesadaran tentang citra diri keseluruhan baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
2. Tindakan (action), melakukan tindakan untuk mengembangkan potensi diri yang dianggap lemah dan memanfaatkan potensi diri yang menjadi kelebihannya.
3. Penerimaan (acceptance), menerima segala kelemahan dan kelebihan dalam dirinya sebagai anugerah dari sang pencipta.
4. Sikap (attitude), bagaimana individu menghargai segala kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya.

Dimensi Self Image

Self image juga melibatkan beberapa dimensi yang dipergunakan seseorang untuk menilai keseluruhan dirinya sendiri di antaranya,
1. Dimensi Fisik. Yaitu bagaimana seseorang mengevaluasi penampilan fisiknya baik itu dari bentuk tubuh, cara berpakaian, dan lain sebagainya.
2. Dimensi Psikologis. Bagaimana seseorang dapat mengevaluasi kepribadiannya secara psikologis
3. Dimensi Intelektual. Evaluasi akan kecerdasan diri sendiri yang dilakukan sendiri
4. Dimensi Keterampilan. Bagaimana evaluasi yang dilakukan seseorang akan keterampilan sosial dan keterampilan teknisnya.
5. Dimensi Moral. Bagaimana cara seseorang mengevaluasi nilai – nilai dan prinsip hidupnya.
6. Dimensi Seksual. Bagaimana seseorang merasa cocok dengan norma – norma maskulin atau feminin dalam masyarakat.

Semua elemen dan dimensi ini menjadi salah satu cara berpikir yang mungkin dilakukan seseorang mengenai penilaian akan citra dirinya.

Peranan Self image

Self image dalam psikologi bisa tertanam di alam bawah sadar seseorang karena pengaruh orang lain, lingkungan, pengalaman masa lalu, atau sengaja ditanamkan oleh diri sendiri melalui pikiran sadarnya. Self image dapat bersifat positif dan membangun kepribadian seseorang dengan baik, namun juga ada yang bersifat negatif dan merusak mental seseorang.

Peranan self image dalam kehidupan seseorang di antaranya,
1. Menjadi cetakan dasar kehidupan seseorang sehingga ia akan menjalani kehidupannya sesuai dengan gambaran mental dalam citra dirinya.
2. Gambaran mental yang ada dalam pikiran bawah sadar seseorang mengenai citra dirinya akan cenderung muncul juga pada kehidupan nyata.
3. Pencapaian dan kiprah seseorang dibatasi oleh citra dirinya sehingga tidak akan pernah melewati batasan yang tergambar pada pikiran bawah sadarnya.
4. Self image yang negatif akan menghancurkan seseorang dan membawa kegagalan karena menarik unsur negatif ke dalam hidupnya, juga mengalami gangguan konsep diri.
5. Self image yang positif juga akan menarik hal – hal positif dalam hidup seseorang sehingga membawa keberhasilan.

Fungsi Self image

Fungsi self image dalam psikologi hanya akan bermanfaat dalam kehidupan jika self image tersebut positif dan realistis. Beberapa manfaat dari self image yang positif di antaranya,
1. Meningkatkan rasa percaya diri sehingga menjadi kunci utama keberhasilan seseorang.
2. Meningkatkan semangat dan gairah hidup karena mengetahui potensi diri sendiri.
3. Menumbuhkan keberanian untuk merealisasikan tujuan dan sasaran hidup seseorang.
4. Hidup lebih bebas dari ketakutan dan keraguan karena telah menemukan potensi dan kepercayaan diri.
5. Mencintai diri sendiri ketika sudah menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
6. Menemukan siapa diri kita akan membuat kita menemukan kedamaian dan kebahagiaan di mana saja.
7. Menemukan potensi diri yang tersembunyi juga akan menjamin keberhasilan dalam hidup.

Jenis Self Image

Self image dalam psikologi terdiri dari empat jenis yang kemungkinan bisa menjadi representasi yang akurat mengenai seseorang, namun bisa juga hanya beberapa atau tidak satupun ada yang benar. Jenis self image tersebut di antaranya,
1. Self image yang dihasilkan dari bagaimana cara seseorang memandang dirinya sendiri.
2. Self image yang dihasilkan dari bagaimana cara orang lain melihat seseorang atau individu.
3. Self image yang dihasilkan dari bagaimana cara seseorang atau individu menganggap pandangan orang lain terhadapnya. Dengan kata lain, bagaimana ia pikir orang lain memandang dirinya.
4. Self image yang dihasilkan dari bagaimana cara seseorang memandang anggapan dirinya sendiri, atau bagaimana ia ingin menjadi dirinya yang ideal.

Hubungan Self Image dengan Aspek Diri Lainnya

Hubungan citra diri dalam psikologi dengan aspek-aspek diri yang lain di antaranya,
1. Konsep Diri (Self Concept)
Citra diri terkait dengan konsep diri yang dimiliki seseorang dalam pengertiannya. Konsep diri adalah pengetahuan pribadi kita mengenai siapa diri kita termasuk semua pikiran dan perasaan mengenai diri sendiri secara fisik, pribadi dan sosial. Kedua hal ini berhubungan erat, tetapi bukan kedua hal yang sama.

Konsep diri lebih menyeluruh daripada citra diri, melibatkan bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri, berpikir mengenai dirinya dan bagaimana ia merasa mengenai dirinya sendiri sehingga berkembang menjadi jenis – jenis konsep diri. Citra diri merupakan satu komponen yang membentuk konsep diri, menurut Mc Leod (2008).

2. Harga Diri (Self Esteem)
Demikian pula mengenai hubungan citra diri dan harga diri yang saling berkaitan, karena bagaimana cara kita memandang diri sendiri akan menjadi faktor yang berperan besar terhadap perasaan kita tentang diri sendiri.

Akan tetapi, harga diri memiliki arti lebih dalam daripada citra diri. Harga diri secara keseluruhan adalah rasa hormat yang kita miliki untuk diri sendiri, melibatkan seberapa menguntungkan atau tidak perasaan tersebut kepada diri sendiri.

Citra diri yang negatif dapat mempengaruhi harga diri serta konsep diri dalam psikologi, dan rendahnya harga diri juga akan cenderung disertai citra diri negatif, begitu juga sebaliknya jika memiliki citra diri yang positif maka harga diri pun akan lebih tinggi.

3. Identitas (Identity)
Begitu pula dengan identitas sebagai konsep yang terkait erat dengan citra diri dalam psikologi, identitas lebih besar dan lebih menyeluruh daripada citra diri. Identitas adalah keseluruhan ide mengenai siapa diri kita, seperti dikemukakan oleh Roy Baumeister: Istilah Identitas mengacu kepada definisi yang dibuat dan ditumpangkan pada diri seseorang (1997:681).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa identitas adalah keseluruhan gambaran mengenai siapa diri kita yang kita percayai atau yakini dalam pentingnya menemukan jati diri, dan citra diri adalah bagian dari keseluruhan gambaran tersebut.

Citra diri dalam psikologi yang sehat utamanya didasarkan pada perasaan pribadi individu dan perspektif, di mana seseorang tidak lagi dipengaruhi oleh pendapat orang lain mengenai mereka atau oleh ekspektasi sosial yang membangun konsep diri pada psikologi komunikasi.

Ia justru akan menetapkan pikirannya sendiri mengenai gambaran mental internal atau ide mengenai dirinya sendiri. Sebagai hasilnya, orang ini seringkali akan tampak lebih optimistik dalam hidup dan lebih percaya diri akan kemampuan dirinya karena mereka merasakan kontrol yang lebih besar terhadap diri sendiri dan terhadap hidupnya.

Seseorang dengan citra diri yang sehat tidak akan menyangkal kekurangan dirinya sebagai faktor yang mempengaruhi konsep diri. Faktanya, mereka realistis dan sangat memahami dan menerima fakta bahwa mereka juga memiliki masalah pribadi, namun tidak ada penilaian kritis mengenainya.

Mereka menerima dan mengetahui siapa dirinya dan bagaimana dirinya pada saat itu dan melakukan yang terbaik dengan apa yang dimiliki. Citra diri yang sehat tentunya terbangun di atas harga diri yang tinggi, dan keduanya akan berfungsi bersama untuk membentuk kepribadian yang sehat dan secara efektif membentuk dasar akan kehidupan yang berdaya.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment