Psikomotorik: Pengertian, Aspek, Cara Penilaian, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Psikomotorik
Psikomotorik

Pengertian Psikomotorik

Psikomotorik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan proses mental dan psikologi. Menurut Bloom, hasil belajar terbagi menjadi tiga aspek, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor atau dapat disebut juga aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Sugiarti, 2018).

Kemampuan psikomotorik dalam hal ini didapatkan sebagai hasil pembelajaran kognitif yang diinternalisasikan melalui kemampuan afektif dan diaplikasikan secara nyata melalui kemampuan psikomotorik. Demikian, ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil dari tercapainya kompetensi atau pengetahuan. Hal ini berarti kompetensi keterampilan itu sebagai implikasi dari tercapainya kompetensi pengetahuan dari peserta didik. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.

Adapun kompetensi peserta didik dalam ranah psikomotor menyangkut kemampuan melakukan gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan persepsi, gerakan berkemampuan fisik, gerakan terampil, gerakan indah dan kreatif.

Psikomotorik Menurut Para Ahli
1. Bloom, ranah psikomotorik adalah pencapaian yang dimiliki oleh seseorang berbentuk sebuah keterampilan manipulasi yang melibatkan kinerja otot dan segala kekuatan fisik. Hal ini akan membuat seseorang dapat dilihat telah mencapai standar yang diukur atau belum.
2. Singer, mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.
3. Arikunto, penilaian psikomotorik berkaitan dengan hubungan kerja otot dan menyebabkan gerakan tubuh, gerakan dimulai dari hal yang sederhana sampai kegiatan yang rumit. Ranah psikomotorik adalah hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas fisik.
4. Anwar, psikomotorik adalah sebuah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan yang dimiliki seseorang. Penilaian dilakukan dengan melihat gerak yang dilakukan baik gerakan dasar atau gerakan yang dilakukan secara kreatif.
5. Dave, hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi. Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya.
6. Simpson, psikomotorik adalah hasil belajar yang akan tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan individu dalam melakukan sesuatu yang bersifat nyata. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila telah menunjukkan hasil yang sesuai dengan apa yang disampaikan dalam kegiatan tersebut.

Aspek Psikomotorik

1. Menirukan
Ketika anak sudah memahami atas rangsangan yang diberikan sehingga merespons dengan gerakan secara langsung. Tahapan yang harus dilewati ialah anak akan melihat gerakan tersebut kemudian mempraktikkan atau menirukan. Kemampuan meniru seorang anak dapat sempurna atau tidak sempurna.

Menirukan gerakan dapat dilakukan secara sempurna atau bahkan melakukan modifikasi. Tiruan yang kurang sempurna akan mengakibatkan pada penilaian yang diberikan kepada seorang anak akan semakin buruk. Kata kerja yang digunakan antara lain, mengubah, membersihkan, memosisikan, mengonstruksi, mengatur, mengaktifkan, dan lain-lain.

2. Memanipulasi
Kemampuan menirukan suatu yang telah dipelajari dengan berbagai tambahan yang terkesan berbeda dengan apa yang dipelajari. Hal ini merupakan bentuk manipulasi dalam proses pembelajaran. Manipulasi akan ditangkap oleh pembimbing atau guru. Kegiatan ini bersifat sederhana dan sesuai dengan pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Kata kerja yang digunakan dalam tahap ini adalah merancang, mengoreksi, mendemonstrasi, mencampur, melatih, memperbaiki, mengidentifikasi, mengisi, mereparasi, dan lain-lain. Kata kerja ini dapat digunakan sebagai tanda kegiatan yang melakukan kegiatan manipulasi.

3. Ketepatan (persisi)
Penilaian yang dilakukan oleh peserta didik atas kesesuaian kegiatan yang dilakukan. Seseorang yang telah melakukan persisi dengan baik. Ketepatan dalam melakukan beberapa hal akan membuat seseorang dinilai menghasilkan produk kerja yang tepat. Pada tahap ini kesalahan yang dibuat dalam melakukan tindakan eksekusi suatu proyek lebih sedikit.

4. Pengalamiahan
Ketika seorang anak sudah dapat melakukan segala hal dengan baik maka anak akan mampu menguasai segala hal yang telah diajarkan. Bahkan dapat melakukan lebih dari apa yang diajarkan atau melakukan modifikasi dan menyesuaikan dengan keterampilan yang dimiliki dan kemampuan terus berkembang dalam berbagai situasi dan kondisi.

5. Artikulasi
Berdasarkan apa yang dipelajari akan menciptakan berbagai gerakan baru yang sesuai dengan apa yang dipelajari. Pengembangan dengan memberi sesuatu yang lebih bermakna juga dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini.

Gerakan baru yang diciptakan menekankan pada kreativitas masing-masing orang berdasarkan apa yang diperoleh dalam proses pembelajaran. Kata kerja yang digunakan antara lain, mendorong, menarik, mencampur, membungkus, memproduksi, menggantikan, dan lain-lain. Kegiatan yang dilakukan bersifat kompleks serta dengan tepat.

Cara Penilaian Psikomotorik

Bentuk penilaian psikomotorik siswa adalah tes yang melihat perilakunya secara langsung. Penilaian ini juga bisa disebut sebagai Performance Assessment dengan meminta siswa mendemonstrasikan atau mempraktikkan langsung pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan konteks pelajaran dan kriterianya.

Hasil kemampuan psikomotorik siswa dapat diukur melalui beberapa cara dalam tahapan menurut Ryan (1980) dalam Sugiarti (2018) di antaranya,
1. Pengamatan langsung selama pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru dapat melihat perilaku siswanya. Siswa yang bisa aktif bertanya, aktif menjawab, memiliki keberanian mengungkapkan pendapat, cepat tanggap, dan sebagainya. Hal ini dapat menunjukkan kemampuan psikomotor siswa yang bagus.

Selain itu, pada saat pembelajaran guru juga dapat memberikan tugas-tugas praktik secara berkala agar dapat melihat kemampuan siswa serta mengevaluasinya sebelum dilakukan ujian akhir. Penting bagi siswa untuk mengetahui apa yang sudah baik dan yang harus ditingkatkan lagi sehingga ia dapat melakukan tugasnya dengan lebih terarah.

2. Hasil tes setelah pembelajaran
Di akhir proses pembelajaran, pasti ada suatu tes atau ujian yang digunakan untuk menilai hasil belajar. Melalui ujian praktik, guru dapat melihat langsung bagaimana kinerja siswa ketika diharuskan melakukan sendiri apa yang sudah ia pelajari.

Selama praktik, guru dapat melihat kemampuan psikomotorik masing-masing siswa dan membedakan kemampuannya sebab pada umumnya mereka melakukan praktiknya masing-masing. Kalaupun dalam bentuk berkelompok, guru dapat mengamati langsung perbedaan siswa satu sama lain dan melihat siswa mana yang kerjanya paling baik.

Ujian praktik yang dilakukan harus disesuaikan dengan pembelajaran yang dilakukan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Misalnya praktik menggambar, bermain alat musik, berpidato, menggunakan komputer, menjadi lakon drama, dan lain sebagainya.

3. Melihat kemampuan beberapa waktu setelah pembelajaran selesai
Walaupun murid dapat berganti setiap tahunnya, tetapi dengan melihat perkembangan siswa meski sudah tidak mempelajari materi tertentu juga dapat menunjukkan kemampuan psikomotornya. Guru dapat melihat apakah kemampuan siswa setelah pembelajaran meningkat atau paling tidak sama atau mungkin terdapat penurunan karena sudah tidak mempelajari lagi.

Kemampuan psikomotor adalah hasil yang dapat dilihat dalam jangka panjang, tidak hanya saat siswa selesai belajar. Keberhasilan dalam mempertahankan kemampuan ini dapat menunjukkan tingkat efektivitas proses pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya.

Contoh Ranah Psikomotorik

Berikut beberapa contoh ranah psikomotorik yang dilakukan dalam proses pembelajaran di antaranya,
1. Penilaian berdasarkan tingkah laku
Penilaian psikomotorik merupakan penilaian atas segala tingkah laku yang telah dilakukan oleh seseorang sebagai bentuk hasil pembelajaran. Pendidik akan melakukan pengamatan hal-hal yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik berdasarkan kisi-kisi dan rubrik yang telah dibuat oleh pendidik.

Penilaian yang tepat akan menunjukkan penilaian yang bersifat objektif akan sebuah konsep dan dilihat penerapannya dalam hal psikomotorik. Di mana pun seseorang berada akan mengalami proses pembelajaran walaupun tidak bersifat formal.

2. Melakukan tugas portofolio
Tugas portofolio merupakan salah satu penilaian terhadap psikomotorik yang berada di lingkungan sekolah baik tingkat dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Tugas ini diberikan setelah menyelesaikan tugas kognitif. Tugas portofolio juga dapat menjadi tugas akhir dalam materi tertentu. Hasil portofolio dapat menjadi dasar penilaian dalam proses belajar.

3. Tugas
Pemberian tugas dalam waktu yang singkat akan membuat seorang anak berusaha melakukan yang terbaik. Misal ketika materi pelajaran IPA yang membahas tentang organ tubuh manusia. Organ tubuh yang dimaksud adalah jantung, maka secara langsung anak akan membuat jantung seperti apa yang pernah di pelajari.

Tugas yang dikerjakan dengan baik dapat dikatakan kemampuan motorik anak baik. Kognitif yang dimiliki oleh seorang anak akan menentukan keterampilan tersebut. semakin baik hasilnya dapat dikatakan semakin mahir.

4. Kemampuan menulis
Menulis merupakan tahap awal dalam melihat motorik seseorang ketika memasuki masa sekolah. Hal ini terjadi ketika awal pendidikan formal dasar, keterampilan tangan sangat dilatih dan terus berlatih hingga mampu menulis.

Keterampilan menulis ini juga diimbangi dengan kemampuan kognitif dalam mengingat huruf dan angka. Semakin mengenal angka dan huruf maka akan membuat seseorang semakin mahir menulis berdasarkan pengetahuan kognitif yang dimiliki.

5. Membuat karya tertentu berdasarkan materi pembelajaran
Karya yang dibuat berdasarkan materi yang disampaikan sebelumnya. Karya yang telah dibuat akan dianggap sebagai hasil atas keterampilan yang dimiliki oleh seorang anak. Semakin baik  karya yang dihasilkan maka keterampilan yang dimiliki akan semakin baik.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment