Psikoanalisis: Pengertian, Penerapan, dan Teorinya
Table of Contents
Psikoanalisis |
Pengertian Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah cabang ilmu psikologi yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Teori psikoanalisis mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik- konflik dari aspek- aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada anak- anak atau usia dini.
Sigmund Freud menyatakan bahwa kesadaran itu hanyalah bagian kecil saja dari kehidupan mental. Sedangkan bagian terbesarnya adalah justru ketidaksadaran atau alam tak sadar.
Freud memandang manusia sebagai makhluk yang deterministik yang mendefinisikan bahwa kegiatan manusia pada dasarnya dibentuk dengan kekuatan yang irasional, kekuatan alam bawah sadar, dorongan biologis, dan insting pada saat berusia enam tahun pertama kehidupannya.
Penerapan Teori Psikoanalisis
Teori psikoanalisis memiliki tiga penerapan di antaranya, 1. Bentuk metode penelitian dari pikiran
2. Ilmu pengetahuan yang sistematis tentang perilaku manusia
3. Sebuah metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional
Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
Teori psikoanalisis banyak membahas tentang kepribadian, mulai dari dinamika, segi struktur, dan perkembangannya.1. Struktur Kepribadian
Berdasarkan pendapat Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Hingga tahun 1920-an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan tiga unsur tersebut.
Pada tahun 1923 Freud baru mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni das Es, das Ich, dan das Ãœber Ich. Struktur ini tidak mengganti struktur lama, namun tetap bersifat melengkapi gambaran mental, terutama pada bagian fungsi dan tujuannya.
Freud beranggapan bahwa kepribadian adalah suatu bentuk sistem yang terdiri dari tiga unsur, yakni das Es, das Ich, dan das Ueber Ich yang dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan istilah the Id, the Ego, dan the Super Ego).
Masing-masing unsur tersebut memiliki asal, aspek, fungsi, prinsip operasi, dan perlengkapan sendiri. Tiga unsur kepribadian tersebut dengan berbagai dimensinya dapat dibagi sebagai berikut di antaranya,
a. Unsur Dimensi Asal
a) Das Es (The Id) adalah pembawaan
b) Das Ich (The Ego) adalah hasil interaksi dengan lingkungan
c) Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah hasil internalisasi nilai- nilai dari figur yang berpengaruh
b. Unsur Dimensi Aspek
a) Das Es (The Id) adalah Biologis
b) Das Ich (The Ego) adalah psikologis
c) Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah sosiologis
c. Unsur Dimensi Fungsi
a) Das Es (The Id) adalah mempertahankan konstansi
b) Das Ich (The Ego) adalah mengarahkan individu pada realitas
c) Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah sebagai pengendali Das Es, mengarahkan dass Es das Ich pada perilaku yang lebih bermoral
d. Unsur Dimensi Prinsip Operasi
a) Das Es (The Id) adalah operasi pleasure principle
b) Das Ich (The Ego) adalah operasi reality principle
c) Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah operasi morality principle
e. Unsur Dimensi Perlengkapan
a) Das Es (The Id) adalah refleks dan proses primer
b) Das Ich (The Ego) adalah proses sekunder
c) Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah conscientia dan Ich ideal
2. Dinamika Kepribadian
Menurut Freud, dinamika kepribadian adalah bagaimana dari energi psikis seseorang yang didistribusikan dan dipergunakan oleh das Es, das Ich, dan das Ueber Ich. Freud mengungkapkan bahwa setiap energi yang ada pada manusia adalah berasal dari sumber yang sama, yakni makanan- makanan yang telah dikonsumsinya.
Artinya energi manusia kemudian bisa dibedakan dari penggunaannya, yakni energi fisik yang merupakan energi untuk segala aktivitas fisik dan energi psikis yang merupakan energi untuk aktivitas psikis.
Freud mengungkapkan bahwa awalnya yang memiliki energi hanyalah das Es atau the id saja. Berdasarkan mekanisme menurut teori Freud disebut dengan identifikasi, di mana energi tersebut diberikan dari das Es atau the id untuk das Ich dan das Ueber Ich.
3. Mekanisme Pertahanan Ego
Berdasarkan teori psikoanalisis Freud, mekanisme pertahanan ego atau ego defence mechanism menjadi strategi yang digunakan seseorang untuk mencegah munculnya keterbukaan dari dorongan- dorongan das Es atau melawan dan menghadapi tekanan das Uber Ich atas das Ich.
Tujuan strategi ini adalah mengurangi dan meredakan kecemasan yang dialami seseorang. Freud juga mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego tersebut menjadi mekanisme yang rumit dan memiliki banyak jenisnya.
Berikut ini tujuh jenis mekanisme pertahanan ego yang banyak dijumpai menurut Freud di antaranya,
a. Represi , adalah mekanisme yang dilakukan ego untuk meredakan kecemasan menggunakan cara penekanan pada dorongan- dorongan yang menjadi sebab dari kecemasan tersebut ke ketidaksadaran seseorang.
b. Sublimasi, adalah mekanisme pertahanan ego untuk mencegah atau meredakan kecemasan menggunakan cara pengubahan dan penyesuaian pada dorongan primitif das es yang menjadi penyebab kemunculan kecemasan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diterima dan bahkan dihargai oleh masyarakat.
c. Proyeksi, adalah bentuk pengalihan dari dorongan, sikap, atau tingkah laku yang bisa memunculkan kecemasan kepada seseorang.
d. Displacement, adalah pengungkapan dorongan yang bisa memunculkan kecemasan pada seseorang yang kurang berbahaya dibandingkan kondisi awal seseorang.
e. Rasionalisasi, adalah upaya seseorang untuk memutar balikkan kenyataan, yakni bentuk kenyataan yang mengancam ego dengan alasan tertentu yang seolah- olah masuk akal. Mekanisme rasionalisasi ini dibedakan menjadi dua, yakni sour grape technique dan sweet orange technique.
f. Pembentukan reaksi, adalah bentuk upaya untuk menghadapi kecemasan karena seseorang cenderung memiliki dorongan atau tekanan yang bertentangan dengan norma, yakni dengan cara berbuat sebaliknya.
g. Regresi, adalah bentuk upaya untuk menghadapi kecemasan dengan cara bertingkah laku tidak sesuai dengan tingkat perkembangan yang seharusnya dialami.
4. Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian
Freud mengungkapkan bahwa kepribadian individu sudah terbentuk pada akhir tahun kelima dan sebagian besar perkembangan selanjutnya hanyalah penghalusan struktur dasar. Selanjutnya Freud juga mengungkapkan bahwa perkembangan kepribadian berlangsung melalui lima fase.
Fase tersebut berhubungan dengan tingkat kepekaan seseorang pada daerah- daerah erogen, yakni bagian tubuh tertentu yang bersifat sensitif pada rangsangan, seperti fase berikut di antaranya,
a. Fase oral (oral stage) adalah 0 sampai dengan 18 bulan dengan bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan adalah mulut.
b. Fase anal (anal stage) adalah kira-kira umur 18 bulan sampai 3 tahun dengan bagian tubuh yang sensitifnya adalah anus.
c. Fase falis (phallic stage) adalah kira-kira usia 3 sampai 6 tahun dengan bagian tubuh yang sensitif adalah alat kelamin.
d. Fase laten (latency stage) adalah kira-kira umur 6 sampai pubertas, di mana pada fase ini mulai terjadi dorongan seks yang cenderung bersifat laten atau tertekan.
e. Fase genital (genital stage) terjadi sejak individu mulai memasuki fase pubertas sampai selanjutnya dan telah mengalami pematangan pada organ reproduksi.
Dari berbagai sumber
Post a Comment