Karier: Pengertian, Aspek, Faktor, dan Tahapannya
Table of Contents
Karier |
Pengertian Karier
Karier dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan, dan sebagainya. Karier merupakan kata dari bahasa Belanda carriere. Karier dapat juga berarti jenjang dalam sebuah pekerjaan tertentu. Karier Menurut Para Ahli
1. Henry Simamora (2007 : 412), karier merupakan urutan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan dan perilaku, nilai-nilai dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut.
2. Veithzal Rivai (2009: 264), karier terdiri dari semua pekerjaan yang ada selama seseorang bekerja, atau dapat dikatakan bahwa karier adalah seluruh jabatan yang diduduki seseorang dalam kehidupan kerjanya.
3. Ekaniningrum (2002:258), karier digunakan untuk menjelaskan orang-orang pada masing-masing peran atau status. Karier adalah semua jabatan (pekerjaan) yang mempunyai tanggung jawab individu.
4. Dalil S (2002:277), karier adalah suatu proses yang sengaja diciptakan perusahaan untuk membantu karyawan agar membantu partisipasi di tempat kerja.
Aspek Perencanaan Karier
Terdapat tiga aspek dalam perencanaan karier Winkel dan Hastuti (2006) di antaranya,1. Pengetahuan dan pemahaman diri, adalah pengetahuan dan pemahaman terhadap bakat, minat, kepribadian, potensi, prestasi akademik, ambisi, keterbatasan dan sumber yang dimiliki.
2. Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, adalah pengetahuan terhadap syarat dan kondisi yang dibutuhkan untuk sukses dalam suatu pekerjaan, keuntungan dan kerugian, kompensasi, kesempatan dan prospek kerja di berbagai bidang dalam dunia kerja.
3. Penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja.
Adalah kemampuan untuk membuat penalaran realistis dalam merencanakan atau memilih bidang kerja dan atau pendidikan lanjutan yang mempertimbangkan pengetahuan dan pemahaman diri yang dimiliki dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja yang tersedia.
Faktor Pengembangan Karier
Adapun faktor yang dapat memengaruhi perkembangan karier yang di antaranya,1. Faktor Sosial
Faktor Sosial terbagi menjadi dua di antaranya,
Faktor Kelompok Primer
a. Jenis penghasilan dan pekerjaan yang dimiliki oleh orang tua.
b. Pendidikan yang dimiliki oleh orang tua.
c. Tempat tinggal dan keadaan lingkungan sekitarnya.
d. Jenis pekerjaan yang diinginkan oleh orang tua.
e. Nilai maupun norma yang dimiliki dan lain-lain.
Faktor Kelompok Sekunder
Kelompok politik, ahli, serikat kerja dan lain-lain.
2. Faktor Individu
Adapun untuk faktor individu yang di antaranya,
a. Kemampuan Intelejesi. Setiap orang memiliki kemampuan intelejensi yang berbeda-beda. Orang yang memiliki intelenjensi yang baik atau tinggi akan lebih cepat dalam memecahkan masalah dari pada orang memiliki intelejensi yang tidak tinggi.
b. Minat. Minat merupakan perangkat mental yang dimiliki oleh seseorang seperti prasangka dan perasaan. Minat dapat mengarahkan seseorang kepada hal-hal tertentu yang dia inginkan.
c. Bakat. Bakat merupakan kualitas kemampuan yang dimiliki seorang individu, bakat dapat berkembang dan memungkinkan individu yang memiliki bakat dapat lebih cepat memecahakan masalah. Akan tetapi bukan berarti orang yang tidak memiliki bakat tidak bisa lebih baik dari orang berbakat.
d. Kepribadian. Merupakan cara seorang individu dalam berinteraksi maupun bereaksi terhadap individu lainnya.
e. Sikap. Merupakan perilaku yang dimiliki seorang individu untuk melakukan tindakan tertentu.
f. Nilai. Merupakan sifat ataupun hal-hal yang dianggap sangat penting bagi dirinya.
g. Hobi. Merupakan kebiasaan atau kegemaran untuk melakukan sesuatu dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan.
Sebenarnya masih banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan dari karier, misalnya pengalaman kerja, pengetahuan yang dimiliki, keterampilan dan lain-lain.
Definisi pengembangan karier (career development) adalah suatu kondisi yang menggambarkan terdapatnya peningkatan status seseorang dalam sebuah organisasi pada jalur karier yang sudah ditentukan dalam organisasi.
Sementara menurut Siagian (2006:215), terdapat tujuh faktor yang menjadi pengaruh pengembangan karier seseorang di antaranya,
1. Prestasi kerja yang memuaskan dari apa yang dipercayakan padanya.
2. Pengenalan oleh pihak lain
3. Kesetiaan pada organisasi
4. Pembimbing dan sponsor
5. Dukungan dari bawahan
6. Kesempatan untuk bertumbuh
7. Berhenti atas permintaan dan kemauan sendiri
Tahapan Perkembangan Karier
Perjalanan karier setiap orang tentu sangat berbeda dan memiliki cerita unik meskipun berada dalam satu profesi yang sama. Meskipun berbeda, ada kesamaan dari setiap perjalanan karier seseorang yaitu tantangan yang dihadapi pada setiap tahap perkembangan karier.Salah satu teori pengembangan yang terkenal dan yaitu Super Career Development (Super, 1990). Perkembangan karier dimulai sejak lahir. Tahap perkembangan karier dibagi menjadi 5 di antaranya,
1. Growth
Tahap ini dimulai sejak usia 0 hingga 14 tahun. Mereka belajar tentang konsep diri, mengenal berbagai profesi dan mengembangkan sikap sehingga bisa mengerti hal-hal yang disukai.
Jika kita kembali mengingat masa anak-anak, sering kali diberi pertanyaan tentang cita-cita. Pertanyaan seperti ini bertujuan untuk mengenal berbagai profesi dan mengajarkan untuk mengerti tentang diri sendiri.
2. Exploration
Pada usia 15-24 tahun memasuki tahapan eksplorasi. Tahapan ini dimulai saat SMA hingga mendapat pekerjaan pertama. Tahap eksplorasi akan dipenuhi dengan mencoba berbagai hal untuk mengetahui keinginan dan minat pribadi.
Saat SMA aktif bergabung di ekstrakurikuler untuk menggali minat dan mengasah soft skill. Di samping itu, pelajaran SMA sudah mulai dibagi berdasarkan jurusan sehingga terlihat arah minat dan bakat. Masa SMA diakhiri dengan mengambil keputusan memilih jurusan kuliah yang tentunya berpengaruh pada karier di masa depan.
Memasuki dunia perkuliahan, mahasiswa pun aktif di kegiatan luar akademik seperti kepanitiaan, unit kegiatan mahasiswa atau magang. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengasah soft skill dan eksplorasi minat.
Biasanya pada masa ini sangat menyenangkan namun bagi yang belum bisa memahami dan mengenal dirinya akan mengalami kebingungan. Tidak tahu minat, passion dan tujuan karier ke depan. Permasalahan yang sering terjadi yaitu salah jurusan SMA atau kuliah. Maka, saat memasuki dunia kerja seperti hilang arah, kebingungan dan ketidakpastian.
Kebingungan yang dihadapi pada tahap eksplorasi bisa disebut quarter life crisis. Mereka merasa cemas terhadap masa depan khususnya karier, uang dan kehidupan sosial (Agarwal dkk, 2020). Krisis ini dapat dihadapi jika seseorang memahami dirinya sendiri serta mampu mengelola emosinya supaya tidak putus asa dan insecure melihat pencapaian teman-temannya.
3. Establishment
Setelah melewati masa-masa pencarian, seseorang di usia 25 – 44 tahun sudah mulai yakin dan fokus pada satu pekerjaan. Selain itu, sudah mengetahui tujuan hidup dan arah hidup ke depan.
Pengetahuan dan keterampilan perlahan-lahan semakin bertambah seiring bertambahnya pengalaman kerja. Mulai muncul kesempatan naik jabatan atau promosi. Tanggung jawab pekerjaan pun lebih strategis.
Kemampuan memimpin harus dimiliki di tahap ini. Pekerjaan menuntut untuk bisa mengarahkan sebuah tim, memimpin sebuah project dan menerima tanggung jawab yang lebih besar untuk mencapai tujuan perusahaan.
4. Maintenance
Permasalahan yang sering muncul di usia 45-60 tahun adalah gap dengan anak muda. Hal ini sering terjadi di berbagai tempat kerja terkait perbedaan pandangan antar generasi.
Mereka yang mulai memasuki dunia kerja memiliki banyak pengetahuan dan mengikuti dengan kondisi terkini. Jika kita tidak ada keinginan untuk terus belajar maka akan kalah dengan anak-anak muda. Dampak yang paling negatif yaitu organisasi tidak akan maju dan berinovasi jika dikendalikan oleh orang-orang yang mau belajar hal baru.
5. Decline
Usia produktif kerja terhitung hingga usia 60 tahun, setelah itu akan pensiun dari pekerjaan. Sebelum memasuki pensiun, banyak perusahaan yang menyiapkan pelatihan persiapan pensiun. Bahkan, terdapat tempat kerja yang memiliki kebijakan untuk mengurangi beban kerja karyawan sebelum pensiun
Pensiun bukanlah hal yang mudah karena akan mengalami kebiasaan yang sangat berbeda. Permasalahan yang sering muncul ketika pensiun yaitu kesepian. Menurut Shin dkk (2019) kesepian bisa teratasi jika mendapat dukungan sosial dari orang-orang sekitar.
Dari berbagai sumber
Post a Comment