Inteligensi: Pengertian, Aspek, Faktor yang Memengaruhi, Jenis, dan Macam Potensinya

Table of Contents
Pengertian Inteligensi
Inteligensi

Pengertian Inteligensi

Inteligensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara fisik maupun mental, terhadap pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta atau kondisi baru; kecerdasan.

Kata inteligensi berasal dari bahasa Inggris intelligence yang berawal pula dari bahasa Latin intellectus dan intellegere atau intelligentia. Charles Darwin merupakan tokoh yang memperkenalkan teori inteligensi. Akan tetapi, sumber lain menyebutkan bahwa Spearman dan Wynn Jones Pol yang pertama kali mengemukakan teori inteligensi pada tahun 1951.

Spearman dan Wynn menjelaskan bahwa ada konsep lama tentang suatu kekuatan atau power yang dapat melengkapi akal dan pikiran manusia yang tunggal dengan pengetahuan sejati. Kekuatan yang disebutkan oleh Spearman dan Wynn disebut sebagai nous dalam bahasa Yunani dan pengguna dari kekuatan tersebut disebut dengan nama noeseis.

Menurut bahasa Yunani, inteligensi dapat diartikan sebagai perilaku atau aktivitas yang menjadi wujud dari daya maupun potensi ketika memahami sesuatu.

Inteligensi Menurut Para Ahli
1. David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah. Inteligensi juga merupakan kemampuan untuk mengolah dan menguasai lingkungan dengan efektif. Maksud dari kemampuan yang dimiliki ini adalah kemampuan baik secara umum maupun secara khusus.
2. Alfred Binet, inteligensi merupakan kemampuan yang dimiliki untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan. Fungsinya adalah agar ada penyesuaian untuk mencapai sebuah tujuan dan dapat bersikap kritis pada diri sendiri.
3. Edward Thorndike, inteligensi adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu, untuk memberikan respons baik pada berbagai stimulasi yang diterima atau didapatkannya.
4. Thornburg, inteligensi merupakan ukuran bagaimana seseorang berperilaku sehari-hari. Ini artinya, Thornburg menyatakan kalau inteligensi diukur dari perilaku seseorang, interaksi interpersonal, hingga prestasinya.

Aspek Inteligensi

Menurut Binet, inteligensi yang dimiliki seseorang terdiri dari tiga aspek atau komponen di antaranya,
1. Memusatkan Pikiran pada Masalah
Aspek pertama yang menentukan tingkat inteligensi seseorang adalah kemampuan untuk memusatkan pikiran pada masalah. Aspek ini berbicara tentang kemampuan yang dimiliki seseorang untuk fokus dan memusatkan pikiran pada masalah yang harus diselesaikan.

Pemusatan masalah ini harus dilakukan oleh seseorang sebelum beralih ke masalah lainnya yang memerlukan perhatian. Tingkat inteligensi yang rendah pada aspek ini akan membuat seseorang jadi tidak bisa atau tidak mudah memusatkan pikirannya pada suatu masalah dan pikirannya mudah teralihkan.

2. Melakukan Adaptasi
Dapat melakukan adaptasi pada suatu masalah juga menjadi aspek inteligensi lainnya. Kemampuan untuk melakukan adaptasi pada masalah ini berguna pada kemungkinan dan kemampuan seseorang untuk memecahkan suatu masalah.

Selain itu, melakukan adaptasi juga berpengaruh pada kemampuan seseorang menghadapi dan merespons masalah yang dihadapinya.

3. Melakukan Kritik
Aspek inteligensi yang ketiga adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kritik dari masalah yang dihadapinya. Kecerdasan untuk melakukan kritik ini bisa dilakukan terhadap dirinya maupun terhadap orang lain dalam menghadapi atau merespons masalah yang datang.

Faktor yang Memengaruhi Inteligensi

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi inteligensi di antaranya,
1. Faktor bawaan
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa IQ seseorang akan sangat berpengaruh dan berkorelasi dengan keluarganya. Saudara kembar memiliki korelasi IQ yang cukup tinggi, yaitu kurang lebih 0,90. Sedangkan untuk saudara jauh, artinya tidak kandung, memiliki korelasi inteligensi yang cukup rendah, yaitu sekitar 0,20.

Lalu, anak yang diadopsi memiliki tingkat korelasi inteligensi yang cukup tinggi dengan ayah maupun ibu kandungnya, kurang lebih 0,40 atau hingga mencapai 0,50.

Kemudian korelasi inteligensi antara anak angkat dengan orang tua angkat sangat rendah, yaitu berkisar 0,10 hingga 0,20 saja. Menurut penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa inteligensi seseorang memiliki korelasi yang kuat dengan saudara atau orang tua kandungnya.

Hal tersebut menunjukkan pula, bahwa lingkungan seseorang akan memengaruhi tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh seorang individu serta banyak hal yang tidak dapat diubah dalam hal inteligensi.

2. Faktor lingkungan
Inteligensi atau kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang tidak dapat dipisahkan dari otak. Makanan yang dikonsumsi oleh seseorang pun akan memiliki dampak yang cukup besar pada perkembangan otak seseorang.

Oleh sebab itu, ada hubungan antara makanan yang memiliki gizi baik dengan kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang. Mengonsumsi makanan dengan nilai gizi yang baik merupakan salah satu dari contoh pengaruh lingkungan yang cukup penting.

Selain makanan bergizi, faktor lingkungan lain yang dapat memengaruhi inteligensi ialah rangsangan dari emosional kognitif yang berasal dari lingkungan. Rangsangan emosional dari lingkungan tersebut memainkan peran yang dinilai penting.

Bahkan, beberapa penelitian pun menunjukkan bahwa inteligensi seseorang dapat menurun, dikarenakan tidak adanya stimulasi khusus pada kehidupan pertama yang dialami oleh seorang individu.

Dalam sebuah studi longitudinal yang dituliskan oleh Skeels dan Skodak, keduanya menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan pada lingkungan yang terganggu, keras, serta kurang memberikan semangat pada anak tersebut, akan memiliki tingkat inteligensi yang berbeda dibandingkan dengan anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang mendukung, peduli, hangat, serta percaya diri.

Biasanya, anak yang besar dalam lingkungan kurang mendorong atau keras akan memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak lain yang dibesarkan dalam lingkungan yang peduli dan hangat.

Sementara itu sebuah penelitian lain yang dilakukan oleh Zajonc menyebutkan bahwa anak pertama umumnya akan lebih cerdas dibandingkan adik-adiknya. Hal ini karena anak pertama dikelilingi oleh orang-orang dewasa untuk waktu yang cukup lama dibandingkan dengan adiknya.

3. Stabilitas inteligensi dan IQ
Kecerdasan tidak sama dengan IQ, secara umum kecerdasan ialah suatu konsep umum di mana individu memiliki kemampuan tertentu. Sedangkan IQ ialah hasil dari sebuah tes kecerdasan tertentu.

Stabilitas kecerdasan mengacu pada sebuah konsep umum mengenai keterampilan yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang pun sangat dipengaruhi oleh perkembangan dari otak secara organik.

Menurut tahapan pada perkembangan otak, masa pertumbuhan otak berlangsung hingga kurang lebih usia 20 tahun. Selama periode itu, kecerdasan seseorang akan dapat terus meningkat. Akibatnya, akan ada periode yang stabil.

Sehingga, nantinya akan muncul tren menurun sesuai dengan pembusukan organik pada otak. Sementara itu, stabilitas IQ tidak dapat hanya diukur dengan perubahan fisik atau usia seseorang saja.

4. Kematangan seseorang
Faktor keempat yang memengaruhi inteligensi seseorang adalah pertumbuhan, atau kematangannya. Hal ini dikarenakan kecerdasan atau inteligensi yang dimiliki oleh seseorang memiliki sifat tidak statis atau tidak tetap.

Kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang mampu tumbuh serta berkembang. Seseorang mampu memiliki kecerdasan yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan serta perkembangannya dan sebagian besar dipengaruhi oleh usia individu tersebut serta keterampilan dan perkembangan fisik.

Jenis Inteligensi

1. Inteligensi kolektif
Definisi inteligensi kolektif merupakan pengertian inteligensi yang telah disetujui oleh lebih dari seorang individu dan dianggap telah mewakili pendapat dari beberapa orang maupun organisasi. Pengertian inteligensi secara kolektif ini banyak diambil dari kamus-kamus maupun artikel ilmiah.

Salah satunya dari kamus All Word tahun 2006. Pada kamus tersebut, inteligensi dimaknai sebagai kemampuan seseorang untuk menggunakan pengetahuan, memori, pengalaman, penalaran, pemahaman, penilaian, serta imajinasi untuk dapat menyelesaikan masalah serta melakukan adaptasi dengan lingkungan baru.

Sedangkan definisi inteligensi kolektif menurut American Psychological Association ialah bahwa seorang individu memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya dalam kemampuan untuk memahami ide yang kompleks, kemampuan untuk beradaptasi secara efektif dengan lingkungan serta untuk melakukan penalaran agar mampu menyelesaikan masalah.

2. Inteligensi psikologis
Jenis kedua dari inteligensi ialah definisi inteligensi psikologis. Definisi secara psikologis ini dikemukakan oleh ahli-ahli psikologis. Berikut beberapa definisi inteligensi menurut psikologis.

Menurut Anastasi, inteligensi didefinisikan sebagai sebuah kemampuan yang tidak bersifat tunggal, akan tetapi suatu gabungan dari beberapa fungsi. Oleh karena itu, maka inteligensi yang dimiliki oleh individu memerlukan suatu kombinasi dari beberapa kemampuan untuk dapat bertahan sekaligus berkembang dalam suatu kultur.

Sedangkan menurut Dearborn, inteligensi merupakan kemampuan yang dimiliki untuk belajar maupun mengambil suatu keuntungan dari pengalaman.

3. Inteligensi AI Researcher
Definisi dari inteligensi AI Researcher mengacu pada definisi yang telah diungkapkan oleh peneliti yang bergerak di bidang artificial intelligence. Salah satu definisi inteligensi dari AI Researcher diungkapkan oleh J.S. Albus.

S. Albus mendefinisikan inteligensi sebagai suatu kemampuan di sebuah sistem untuk mampu bertindak sesuai dengan lingkungan yang tak pasti. Tindakan yang diambil tersebut sesuai untuk dapat meningkatkan kemungkinan guna mencapai suatu kesuksesan serta kesuksesan merupakan pencapaian yang akan didukung oleh tujuan utama dari suatu sistem.

Macam Potensi Inteligensi

Potensi dari inteligensi atau kecerdasan otak yang dimiliki oleh seseorang memiliki jenis atau macamnya sendiri yang dapat dibagi menjadi beberapa kelompok di antaranya,
1. Inteligensi verbal linguistik
Potensi inteligensi yang pertama ialah verbal linguistik. Potensi inteligensi ini merupakan suatu kecerdasan yang memiliki hubungan dengan bahasa serta segala sesuatu yang memiliki hubungan dengan beragam kegiatan membaca serta menulis.

2. Intelegnsi logical matematik
Jenis kedua dari potensi inteligensi ini merupakan suatu kecerdasan dalam berpikir secara ilmiah dan memiliki hubungan dengan angka serta simbol dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat menghubungkan potongan-potongan informasi yang ia dapatkan secara terpisah.

3. Inteligensi visual spasial
Visual spasial adalah inteligensi yang memiliki hubungan dengan seni visual, contohnya adalah menggambar, melukis, serta memahat. Selain itu, inteligensi visual spasial pun diartikan sebagai kemampuan peta, navigasi, arsitek, serta kemampuan dalam membayangkan objek dari sudut pandang berbeda.

4. Inteligensi kinestetik tubuh
Sesuai dengan namanya, inteligensi kinestetik tubuh memiliki hubungan dengan kemampuan seseorang dalam menggunakan tubuhnya untuk mengekspresikan perasaan atau disebut pula sebagai bahasa tubuh. Kecerdasan kinestetik tubuh memiliki hubungan pula dengan berbagai macam keterampilan. Contohnya adalah olahraga, menari, hingga mengendarai kendaraan tertentu.

5. Inteligensi ritme musikal
Kecerdasan ritme musikal memiliki hubungan dengan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengenali pola nada dan irama pada bunyi-bunyian atau suara.

6. Inteligensi intrapersonal
Potensi inteligensi yang keenam ini memiliki definisi sebagai kecerdasan yang memiliki fokus pada pengetahuan diri, serta memiliki hubungan dengan refleksi, kesadaran serta kontrol emosi, intuisi, serta kesadaran rohani.

Jika seseorang memiliki kecerdasan intrapersonal yang cukup tinggi, maka umumnya orang tersebut adalah seorang pemikir atau filsuf, menganut ilmu kebatinan, serta bisa memiliki profesi sebagai psikiater ataupun penasihat rohani.

7. Inteligensi interpersonal
Kecerdasan interpersonal memiliki hubungan dengan kemampuan serta keterampilan yang dimiliki oleh individu untuk mampu bekerja sama serta melakukan proses komunikasi yang baik secara verbal maupun nonverbal.

Seseorang yang memiliki tingkat inteligensi interpersonal yang cukup tinggi, umumnya mampu membaca suasana hati, sifat motivasi, hingga tujuan yang dimiliki oleh orang lain. Selain itu, seseorang yang memiliki kecenderungan inteligensi interpersonal umumnya memiliki rasa empati yang cukup tinggi.

8. Inteligensi emosional
Jenis potensi inteligensi yang terakhir ini merupakan inteligensi emosional. Kecerdasan emosional meliputi kekuatan emosional serta kecakapan sosial yang dimiliki oleh seseorang.

Jika seseorang cenderung memiliki inteligensi emosional yang dominan, maka ia memiliki kemampuan mental untuk membantu orang lain mengenali serta memahami perasaan orang tersebut dan menuntun orang lain untuk memiliki kemampuan untuk mengatur perasaan yang ia miliki.

9. Kecerdasan intelektual atau IQ
Inteligensi dengan IQ seperti yang dijelaskan berbeda satu dengan lainnya. Kecerdasan intelektual atau IQ merupakan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan serta kemampuan untuk belajar serta berpikir dengan abstrak. Selain itu kecerdasan intelektual merupakan suatu cara seseorang dalam menggunakan simbol serta konsep.

10. Inteligensi kreatif atau menciptakan dan inteligensi eksekutif atau meniru
Inteligensi kreatif adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menciptakan tujuan yang baru serta kemampuan dalam mencari alat yang cocok untuk mencapai tujuan yang telah ia tetapkan.

Kecerdasan kreatif akan menghasilkan suatu pendapat atau penemuan baru seperti listrik, radio, pesawat terbang, kereta, dan lain sebagainya.

Sedangkan kecerdasan eksekutif merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menggunakan serta mengikuti pikiran maupun penemuan orang lain, baik itu dibuat, ditulis, maupun diucapkan.

11. Inteligensi terikat serta bebas
Inteligensi terikat merupakan inteligensi yang dimiliki oleh makhluk yang bekerja dalam situasi pengamatan dan memiliki hubungan langsung dengan kebutuhan yang vital serta harus segera dipenuhi.

Dalam situasi yang cukup masuk akal, dapat dikatakan situasi tersebut tetap atau tidak berubah, sehingga situasi tersebut memiliki suatu keterkaitan dan perubahan situasi dapat terjadi apabila tindakan diulang-ulang.

Sedangkan kecerdasan bebas ialah milik seseorang yang berbicara serta telah dipupuk. Dengan kecerdasan bebas, maka seseorang akan selalu ingin melakukan suatu perubahan guna mencapai tujuan. Apabila tujuan mampu dicapai, maka seorang individu pun ingin mencapai tujuan-tujuan lain yang lebih maju serta tinggi.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment