Gangguan Kepribadian Skizoid: Pengertian, Kategori, Gejala, dan Penyebabnya
Table of Contents
Gangguan Kepribadian Skizoid |
Pengertian Gangguan Kepribadian Skizoid
Skizoid adalah gangguan kepribadian di mana penderitanya mengalami ketidakmampuan dalam membentuk hubungan sosial. Kata skizoid berasal dari kata Yunani schiz, yang berarti, "membelah". Demikian, gangguan kepribadian skizoid menunjukkan bahwa ada aspek kepribadian individu yang "terpisah" atau terlepas dari lingkungan atau kenyataan seseorang.Istilah "skizoid" pertama kali diperkenalkan ke psikiatri dan komunitas medis oleh psikiater Eugen Bleuler pada tahun 1908. Saat itu, ia menggambarkan individu skizoid memiliki kemampuan terbatas untuk mengekspresikan emosinya, serta kecenderungan untuk terombang-ambing antara sensitivitas emosional dan emosi yang datar.
Orang dengan gangguan ini secara konsisten menghindari interaksi dengan orang lain dan enggan terlibat dalam aktivitas sosial, dan jarang merasa ada yang salah dengan kondisi mereka. Mereka beraktivitas seperti biasa, tetapi tidak mencoba membangun hubungan dengan orang lain.
Selain itu, tidak adanya perasaan lembut terhadap orang lain, kurangnya minat dan keinginan terhadap hubungan yang intim, dan ketidakpedulian terhadap pujian atau kritik serta perasaan orang lain. Mereka biasanya penyendiri dan cenderung melamun berlebihan, serta biasanya membentuk keterikatan pada hewan.
Gangguan kepribadian ini diyakini relatif jarang dan cenderung mempengaruhi banyak pria daripada wanita. Selain itu, seseorang dengan gangguan kepribadian skizoid juga berisiko mengalami depresi.
Kategori Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat beberapa kategori yang termasuk ke dalam bentuk gangguan skizoid di antaranya,1. Orang tersebut lebih memilih untuk melakukan segala aktivitas atau kegiatannya hanya seorang diri.
2. Orang tersebut tampak tidak memiliki minat pada sebuah hubungan dekat, bisa jadi di dalamnya terjadi pada seseorang yang tidak ingin juga membentuk sebuah keluarga.
3. Orang tersebut hanya sedikit melakukan kesenangan
4. Ciri lain yang menandakannya adalah bahwa orang tersebut tidak memiliki teman dekat yang bisa dia percaya.
5. Lebih terlihat seperti acuh dan tidak peduli pada sebuah kritik ataupun pujian yang dilontarkan oleh orang lain.
6. Memiliki emosi yang dingin dan juga efektivitas yang sangat datar.
Seseorang yang memiliki gangguan kepribadian skizoid memang lebih terlihat memiliki perilaku introvert, atau bisa juga dikatakan, orang tersebut lebih senang menyendiri, orang tersebut pun tampak tidak membutuhkan perhatian dari siapa pun dan sangat sulit untuk melakukan sebuah interaksi sosial, orang tersebut cenderung terlihat dingin dan tidak ingin memiliki popularitas.
Dalam gangguan ini juga bisa memanifestasikan diri seseorang tersebut dengan tampak terlihat kurangnya emosi yang dimiliki, dan juga tidak memiliki minat menjalin hubungan dengan orang lain, sehingga motivasi yang ada pada dirinya pun seperti tidak ada.
Gejala Gangguan Kepribadian Skizoid
Adapun kriteria diagnostik untuk gejala gangguan kepribadian skizoid berdasarkan DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) edisi kelima di antaranya,1. Tidak menginginkan atau menikmati hubungan dekat dengan orang lain
2. Memilih aktivitas yang sifatnya menyendiri
3. Tidak ada atau rendahnya minat terhadap pengalaman seksual
4. Mendapatkan kesenangan hanya dari beberapa aktivitas saja
5. Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercayai
6. Terlihat acuh tak acuh terhadap pujian maupun kritik
7. Menunjukkan emosi yang dingin, ketidakmelekatan serta afeksi yang datar
Gejala gangguan kepribadian skizoid tidak dapat dilihat pada anak-anak dan remaja. Gejala ini hanya dapat dilihat pada orang yang sudah memasuki usia dewasa awal atau usia sekitar 20 tahunan.
Pengkategorian seseorang ke dalam gejala gangguan kepribadian skizoid tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Hanya psikiater dan psikolog klinis yang dapat melakukan proses diagnosis gangguan kepribadian ini.
Penyebab Gangguan Kepribadian Skizoid
Gangguan kepribadian ini belum diketahui secara detail apa saja yang menyebabkannya. Namun terdapat beberapa ahli yang menyebutkan mengenai beberapa penyebab dari timbulnya gangguan tersebut di antaranya,1. Perspektif biologis
Beberapa penelitian menemukan bahwa seseorang penderita gangguan schizoid memiliki faktor keturunan yang diturunkan dari orang tuanya. Beberapa penelitian menemukan pula bahwa orang tua memiliki peranan yang sangat penting dari adanya hubungan genetik di antara gangguan kepribadian atau pun sejenis gangguan mental yang terjadi pada seseorang.
Beberapa peneliti juga mengemukakan bahwa adanya hubungan keterkaitan yang cukup positif di antara jasmani dan juga kejiwaan seseorang, baik di dalamnya seseorang yang memiliki gangguan ataupun tidak.
2. Perspektif psikologis
Karen horney menyatakan bahwa terdapat sebuah pandangan pada awal masa kehidupan manusia, di dalamnya dapat membentuk karakter seseorang hingga dewasa. Namun seiring dengan perkembangan waktu seseorang pun bisa saja berubah menjadi lebih spesifik. beberapa penyebab bisa jadi faktor sosial atau psikologis sosial yang memiliki peranan penting dalam mempengaruhi kepribadian seseorang.
3. Pola asuh
Faktor ini tentunya akan mengubah atau membentuk karakter seorang anak, bahkan hingga anak tersebut tumbuh dewasa. Sehingga pola asuh dari orang tua atau pengasuh memiliki penyebab dan peranan penting mengenai gangguan schizoid tersebut.
4. Faktor trauma
Adanya trauma masa kecil juga bisa membentuk kepribadian seseorang. Misalnya saja mengenai trauma yang terjadi akibat perceraian orang tua, atau trauma karena sering terjadi pemukulan, atau ditelantarkan oleh orang tua, sehingga dari faktor tersebut akan membentuk pembentukan dari karakter seorang anak bahkan sampai dia tumbuh dewasa.
5. Faktor komunikasi
Komunikasi di dalam keluarga tentu memiliki peranan yang sangat penting, di mana dengan komunikasi ini juga akan terjadi kontributor dalam pengembangan kepribadian seorang anak. Dengan adanya masalah komunikasi tersebut juga di antaranya seperti emosi yang tinggi, kurang perhatian pada anak, kurang memberi pujian, dan juga tidak memberikan komunikasi secara terbuka. Sehingga rasa percaya diri anak akan terganggu dan menimbulkan lingkungan sosial yang tidak baik.
Dari berbagai sumber
Post a Comment