Diskalkulia: Pengertian, Ciri, Penyebab, Jenis, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Table of Contents
Pengertian Diskalkulia
Diskalkulia

Pengertian Diskalkulia

Diskalkulia adalah kondisi ketidakmampuan belajar spesifik terhadap operasi matematika ataupun angka. Kata diskalkulia berasal dari bahasa Yunani Dyscalculis (tidak dapat berhitung). Anak diskalkulia biasanya menunjukkan kesulitan dalam memahami proses matematis, ditandai dengan kesulitan belajar dan mengerjakan tugas yang berhubungan dengan angka atau simbol matematis.

Menurut Lerner (1998) ada keterkaitan antara gangguan berhitung dengan sistem saraf pusat. Diskalkulia juga dikenal sebagai “math difficulty” yaitu gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis, yang terbagi menjadi kesulitan berhitung dan mengkalkulasi. Diperkirakan sebanyak 5-7% anak- usia sekolah dasar (SD) mungkin mengalami ini baik laki-laki maupun perempuan.

Ciri Diskalkulia

Anak bisa diketahui mengalami diskalkulia atau tidak ketika menginjak usia sekolah, mereka juga biasanya memiliki IQ normal, bahkan cukup tinggi hingga melebihi rata-rata. Anak bisa mengikuti pelajaran lain yang memerlukan logika dan hafalan, juga dapat berinteraksi secara normal.

Anak yang mengalami diskalkulia bisa menunjukkan berbagai ciri di antaranya,
1. Kesulitan dalam mengerjakan proses matematis yang terlihat dari kesusahan mengerjakan tugas dengan angka atau simbol-simbol matematika.
2. Sulit menggunakan konsep waktu seperti ‘sekarang’, ‘kemarin’, ‘tadi’, dan sebagainya, sulit mengurutkan masa lampau dan masa sekarang. Terkadang mengalami disorientasi waktu dan arah, tidak mampu membaca peta atau petunjuk arah.
3. Kurang memahami nilai satuan, puluhan, ratusan dan selanjutnya.
4. Sulit berfokus pada pelajaran matematika tetapi mampu berbahasa dengan normal, menulis, membaca, ataupun secara verbal, dan mampu mengingat kalimat tertulis yang dibaca sebelumnya dengan memori visual yang baik.
5. Sulit bermain atau melakukan olahraga yang berhubungan dengan sistem skor.
6. Selalu memberi jawaban yang tidak konsisten saat diberikan pertanyaan terkait penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
7. Mengalami kesulitan menghitung transaksi sehari-hari ketika berbelanja termasuk menghitung uang kembalian, menjadi takut memegang uang, menghindari aktivitas transaksi atau kegiatan apapun yang melibatkan penggunaan uang.
8. Sulit memahami not angka dalam pelajaran musik sehingga sulit memahami notasi, urutan nada dan cara memainkan alat musik juga.
9. Sulit melakukan berbagai proses matematika seperti menjumlahkan, mengurangi, membagi, mengalikan dan sulit juga memahami konsep hitungan angka atau konsep urutan.
10. Mengalami kebingungan membedakan dua angka yang bentuknya hampir sama dan sulit menggunakan kalkulator.
11. Sering mengalami hambatan dalam perhitungan angka-angka seperti melakukan proses substitusi, mengulang terbalik, mengisi deret hitung dan mengisi deret ukur.

Penyebab Diskalkulia

Menurut sebuah penelitian di Selandia Baru, diskalkulia dapat terjadi karena berbagai alasan yang berbeda dari setiap individu. Dalam kebanyakan kasus, penyebabnya mungkin tidak terlihat. Meski begitu, berikut ini adalah tiga penyebab umum gangguan ini di antaranya,
1. Perkembangan otak
Diskalkulia yang disebabkan oleh perkembangan otak dikenal sebagai diskalkulia perkembangan, ini terjadi akibat kesenjangan antara bagian struktural dan fungsional otak, yang menjadi salah satu penyebab utama gangguan ini.

2. Latar belakang genetik
Dalam hal ini, faktor keturunan memainkan peran penting. Memiliki latar belakang keluarga dengan gangguan diskalkulia, membuat anak lebih mungkin untuk memilikinya juga.

3. Faktor lingkungan
Penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan juga dapat berperan dalam gangguan ini. Misalnya, janin mungkin terpapar alkohol atau obat-obatan oleh ibu selama kehamilan.

Jenis Diskalkulia

Gangguan belajar ini memiliki berbagai jenis yang tak hanya seputar kesulitan berhitung. Dari Cognifit Research, berikut beberapa jenis yang umum dialami orang di antaranya,
1. Verbal
Diskalkulia jenis ini ditandai dengan kesulitan menyebutkan dan memahami konsep matematika melalui kalimat. Seseorang dengan jenis ini dapat membaca atau menulis angka. Namun, sulit untuk mengenalinya ketika disajikan secara verbal.

2. Practognostik
Beda halnya dengan jenis ini, ditandai dengan kesulitan menerjemahkan matematika abstrak ke dalam konsep nyata. Seseorang akan mampu memahami konsep matematika tetapi kesulitan untuk membuat daftar, membandingkan, dan menghitung.

3. Leksikal
Kesulitan membaca dan memahami simbol, angka, serta ekspresi atau persamaan matematika. Seorang anak dengan diskalkulia leksikal dapat memahami konsep ketika diucapkan, tetapi mungkin kesulitan menulis dan memahaminya.

4. Grafis
Ada pula yang mampu memahami konsep matematika tetapi tidak memiliki kemampuan untuk hal lain. Ini seperti membaca, menulis, atau menggunakan simbol yang sesuai dengan tepat.

5. Ideognostik
Ini adalah sulit melakukan perhitungan tanpa menggunakan angka. Yang biasanya untuk menjawab soal dan memahami konsep matematika. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan mengingat konsep aritmatika setelah mempelajarinya.

Dampak Diskalkulia

Tidak semua yang kesulitan belajar matematika menderita kondisi diskalkulia. Adanya gangguan lain yang serupa seperti disleksia, kesulitan proses visual dan pendengaran, ADHD, dan lainnya. Beberapa gangguan ini juga menurunkan kognitif otak dalam belajar matematika.

Namun, kondisi diskalkulia ini ternyata tidak hanya berhubungan dengan pelajaran matematika di sekolah saja. Bagi anak yang mengidap kondisi ini, mungkin akan mengalami kesulitan dalam beberapa hal di antaranya,
1. Kesulitan dalam mengingat nomor telepon
2. Menghitung uang kembalian
3. Mengukur jarak tempuh
4. Mengingat arah
5. Membaca jam

Walau diskalkulia membuat seseorang kesulitan belajar matematika, bukan berarti dia tidak menguasai pelajaran lain. Bisa saja ia memiliki prestasi yang cemerlang dalam pelajaran bahasa Inggris, olahraga, atau kesenian budaya.

Cara Mengatasi Diskalkulia

Strategi Mendidik Anak Diskalkulia
Selain menggunakan media pembelajaran untuk anak diskalkulia, beberapa strategi baru yang dikembangkan untuk membantu pembelajaran anak juga perlu diketahui. Cara yang dapat dilakukan untuk mengajari anak diskalkulia di antaranya,
1. Memberikan contoh yang konkret lebih banyak untuk memastikan pemahaman yang kuat pada anak sebelum melangkah kepada materi yang lebih abstrak. Hal itu akan membantu anak dengan gangguan diskalkulia untuk dapat memvisualisasikan konsep. Begitu juga ketika memberikan soal cerita, gunakan alat yang sekiranya dapat membantu anak untuk menvisualisasikan konsep, bentuk atau pola.
2. Membangun sikap diri yang positif bahwa anak pasti bisa mempelajari matematika. Hindari perkataan yang mengesankan bahwa anak memang tidak dapat belajar matematika karena keturunan dari ayah dan ibu, sebab sebenarnya semua orang dapat mempelajari matematika dalam taraf tertentu, juga mengajari cara membuat anak memahami kegagalan.
3. Memvisualisasikan setiap simbol matematika dengan contoh di kehidupan sehari-hari yang lebih sederhana. Misalnya menyamakan simbol minus dengan kata ‘hilang’ atau ‘pergi’ sehingga jumlahnya berkurang dan simbol plus dengan ‘datang’ sehingga jumlahnya bertambah.
4. Mengajak anak belajar sambil bermain sehingga ia tidak merasakan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang menakutkan dan menyulitkan. Cara belajar yang menyenangkan akan menghindarkan anak dari menghindari belajar matematika.
5. Menggunakan warna-warna yang menarik untuk media pembelajaran untuk anak diskalkulia. Misalnya menggunakan pensil warna berbeda untuk menuliskan tanda atau simbol matematika yang berbeda pula agar anak tidak tertukar dalam mengenali simbol tersebut.
6. Jadikan suasana belajar menyenangkan dan tanpa paksaan untuk membuat anak merasakan pengalaman positif dari belajar matematika dan tidak merasa bosan.

Media Pembelajaran Untuk Mengatasi Diskalkulia
Untuk mengatasi masalah diskalkulia pada anak biasanya dilakukan dengan terapi psikologis, namun selain itu ada berbagai media pembelajaran untuk anak diskalkulia yang bisa digunakan di antaranya,
1. Kertas Grafik
Menggunakan kertas grafik untuk anak diskalkulia yang sulit untuk mengorganisir ide-idenya di atas kertas, karena kreativitas anak sangat dipengaruhi oleh kemampuan imajinasinya. Mengajak anak untuk menuangkan idenya di atas kertas grafis akan mempermudah anak mengonsep apa yang ada di pikirannya. Ketahui juga faktor psikologis dalam kesulitan belajar dan peran psikologi dalam mengatasi kesulitan belajar.

2. Kelereng
Menggunakan berbagai benda untuk membantu pemecahan masalah berhitung anak, misalnya kelereng sebagai media pembelajaran untuk anak diskalkulia. Gunakan kelereng untuk melambangkan angka dan mengajarkan konsep pembagian, pengurangan, penambahan dan perkalian pada anak.

3. Jari Tangan
Memberikan berbagai contoh konkret hingga kepada contoh yang paling abstrak. Media pembelajaran untuk anak diskalkulia yang dapat digunakan untuk metode berhitung adalah jari. Menggunakan jari untuk mengajari anak berhitung sudah menjadi cara belajar yang mendasar dan paling praktis.

4. Kartu
Menggunakan kartu juga bisa menjadi media pembelajaran untuk anak diskalkulia. Siapkan satu pak kartu angka dan gunakan hanya angka satu sampai lima. Kocok dan letakkan lima buah kartu tersebut secara terbuka, dan sisa kartu lainnya diletakkan tertutup di pojok bawah kanan.

Ambil dua kartu yang berjumlah angka 6 dan sebutkan dengan lantang. Isi dua tempat kartu yang kosong dengan kartu baru dari susunan paling atas dan teruskan hingga anak telah menghabiskan kartu yang masih tertutup dalam susunan yang benar.

5. Game
Dalam beberapa artikel disebutkan bahwa media pembelajaran untuk anak diskalkulia yang paling cocok adalah dalam bentuk aplikasi game. Konsep permainan ini dikembangkan dengan mengajak anak untuk mengenal huruf dan angka serta cara membedakannya.

Anak juga akan diajak untuk menghafalkan huruf dan angka tertentu yang menjadi kesulitan mereka, menjawab pertanyaan dan juga menghitung dengan diberikan soal matematika dasar. Aplikasi game ini dikembangkan menggunakan metodologi analisa terhadap anak diskalkulia dan disleksia, mencari konsep yang cocok hingga digunakan dalam membuat desain game dan latar belakangnya.

6. Kertas Warna
Kertas warna bisa menjadi media pembelajaran untuk anak diskalkulia yang sulit mengenal bangun ruang dasar seperti lingkaran, segitiga, persegi dan persegi panjang. Bentuk bangun ruang tersebut bisa digambarkan pada kertas warna dan digunting untuk mengenalkan istilah-istilah pada bangun ruang seperti garis tengah, jarak, panjang, diagonal. Dengan cara ini juga bisa diperkenalkan konsep ‘separuh’ atau ‘seperempat’ pada anak.

7. Tabel Matematika
Tabel perkalian, pembagian, penjumlahan atau pengurangan juga dapat menjadi media pembelajaran untuk anak diskalkulia yang akan membantu anak untuk menvisualisasikan angka-angka dan jumlahnya. Anak akan lebih mudah membayangkan angka yang konkret dengan melihat tabel-tabel tersebut dan memasukkannya ke dalam logika berpikir.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment