Bipolar Disorder: Pengertian, Gejala, Penyebab, Jenis, dan Dampaknya
Table of Contents
Bipolar Disorder (Gangguan Bipolar) |
Pengertian Bipolar Disorder
Bipolar disorder (gangguan bipolar) adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang drastis. Bipolar disorder merupakan gangguan mental serius yang menyebabkan suasana hati yang stabil dapat mendadak berubah dan menjadi lebih intens secara tak terduga. Para individu dengan tanda-tanda bipolar disorder bisa dengan cepat berubah dari sangat bahagia menjadi sangat lelah.Ada dua fase gangguan bipolar yang menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku, yaitu fase mania (naik) dan fase depresi (turun). Selama berada di fase mania atau ketika emosi tinggi, penderita bipolar disorder akan merasa bahagia, bersemangat, dan berenergi. Sebaliknya, pada fase depresi atau ketika suasana hati sedang rendah, seseorang dapat merasa lesu, lemah, dan sedih tak berkesudahan.
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati ekstrem (Holland & Nicholls, 2018). Berikut gambaran penyandang bipolar disorder dari DSM-V (American Psychiatric Association, 2013) di antaranya,
1. Adanya episode berulang
2. Afek dan aktivitas individu terganggu
3. Pada satu waktu, terjadi peningkatan afek dan penambahan energi (mania). Pada satu waktu lain, terjadi penurunan afek & aktivitas (depresi)
4. Episode manik kadang dimulai dengan tiba-tiba dan bisa berlangsung selama 2 minggu hingga 4-5 bulan. Episode depresif akan kemudian berlangsung lebih lama (6 bulan)
5. Kedua Episode terjadi setelah ada peristiwa stres, maupun trauma mental lainnya
Gejala Bipolar
Berikut beberapa gejala gangguan bipolar di antaranya,1. Episode Manik
Episode pertama pada gejala gangguan bipolar adalah episode manik. Episode ini biasanya dapat memicu suatu kondisi pada psikosis (perasaan asing terhadap dunia di sekitar) dan umumnya akan memerlukan sebuah perawatan inap di rumah sakit.
Maka dari itu, episode manik dapat bertahan hingga beberapa minggu bahkan beberapa bulan ke depan yang umumnya memiliki waktu relatif singkat namun dapat berakhir secara tiba-tiba sehingga bertahan lebih lama daripada episode depresi mayor.
Berikut beberapa gejala gangguan bipolar yang muncul saat episode manik di antaranya,
a. Hasrat secara seksual meningkat.
b. Pikiran terputus dan lebih cepat
c. Adanya kegembiraan atau euforia yang tidak pantas.
d. Penilaian terhadap sesuatu yang buruk.
e. Kebutuhan tidur yang menurun karena energi yang dikeluarkan cukup tinggi.
f. Peningkatan kecepatan pada saat berbicara.
g. Memiliki pemikiran untuk bisa melakukan banyak hal sekaligus.
h. Adanya perilaku sosial yang tidak pantas.
i. Memiliki keyakinan yang tinggi.
j. Secara signifikan memiliki peningkatan pada energi.
k. Terlalu bahagia.
l. Sangat sensitif hingga mudah untuk tersinggung.
m. Terlalu bersemangat dan berenergi.
n. Memiliki pemikiran seperti berpacu.
o. Tidak jarang dapat melakukan hal-hal yang buruk, misalnya menghabiskan uang secara berlebihan, melakukan hubungan seks secara sembrono, dan lain sebagainya.
Adapun, pendapat ahli lain menurut Mondimore (2006) tentang beberapa gejala saat episode manik muncul yang dibagi menjadi tiga tahap kategori di antaranya,
a. Tahap Pertama
Meningkatnya aktivitas pada motorik, yang meliputi mendominasi perasaan yang bahagia, meningkatnya kecepatan dalam berbicara, mudah marah karena banyak menuntut suatu hal, meningkatnya kegiatan fisik, sangat terbuka kepada seseorang, selalu memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mempunyai ketertarikan tinggi pada hubungan seks, perilaku merokok, boros dalam menghabiskan uang, dan lain sebagainya.
b. Tahap Kedua
Adanya penekanan pada kata-kata, misalnya seperti memiliki perasaan yang mudah marah, adanya perilaku yang menyerang, terkadang memiliki perasaan yang sangat senang, akan tetapi juga bisa saja terjadi perubahan yang signifikan dengan meningkatnya perasaan tidak senang dan depresi. Selain itu, adanya sikap yang membuat marah sehingga terjadi permusuhan, meningkatnya kecepatan dalam berpikir hingga tidak terorganisir.
c. Tahap Ketiga
Memiliki perasaan yang tidak punya harapan, adanya perasaan yang mudah putus asa, sering melakukan suatu aktivitas yang terkategori dalam hal-hal aneh, mempunyai perasaan yang penuh dengan hiruk pikuk, memiliki pemikiran yang tidak logis dan sulit untuk diikuti hingga muncul ke halusinasi.
2. Episode Hipomanik
Episode selanjutnya pada gejala gangguan bipolar adalah episode hipomanik. Episode ini memiliki tingkat perkembangan emosi yang lebih rendah walaupun pada dasarnya episode hipomanik memiliki kesamaan dengan kondisi bahagia yang sangat besar dengan jenis manik yang sama.
Adapun gejala-gejala awal yang dapat ditandai sebagai awal mula gejala manik, seperti memiliki pemikiran dan berbicara yang cepat, perasaan yang sangat senang, adanya peningkatan pada level energi di dalam tubuh, dan terkadang memiliki emosi terhadap perasaan yang mudah untuk marah.
3. Episode Depresi
Episode terakhir yang terdapat pada gejala gangguan bipolar adalah episode depresi. Episode ini merupakan episode dengan ciri-ciri gangguan bipolar yang cukup parah. Pada kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Adapun, gejala-gejala yang ditandai dengan munculnya episode depresi di antaranya,
a. Mengalami delusi.
b. Memiliki perasaan yang sangat sedih.
c. Mudah untuk putus asa.
d. Memiliki perasaan yang khawatir.
e. Hilangnya ketertarikan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
f. Sulit dalam berkonsentrasi.
g. Sering mengantuk.
h. Memiliki jiwa malas.
i. Porsi makan yang lebih sedikit.
j. Memiliki pemikiran untuk melakukan bunuh diri.
k. Kesulitan dalam membuat sebuah keputusan.
l. Adanya penurunan terhadap energi, seperti kelelahan atau lambat.
m. Sulit untuk tidur atau memiliki pola tidur yang berlebihan dalam batas yang wajar.
n. Kehilangan terhadap kesenangan pribadi, misalnya hobi atau kesukaan lainnya hingga hubungan intim.
o. Mudah gelisah hingga marah.
p. Memiliki suasana hati yang cemas dan kosong.
q. Menarik diri dari lingkungan.
r. Memiliki pemikiran yang negatif terhadap diri sendiri, misalnya merasa tidak berharga atau mencela.
Penyebab Bipolar
Pada dasarnya hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa saja yang menjadi penyebab bagaimana seseorang dapat mengidap gangguan bipolar. Penyebab pada gangguan bipolar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya,1. Lingkungan
Salah satu penyebab gangguan bipolar adalah faktor lingkungan. Lingkungan menjadi salah satu faktor dari sekian banyaknya penyebab karena beberapa hal, misalnya korban pelecehan seksual atau kekerasan hingga menyebabkan trauma, perceraian orang tua, kematian salah satu anggota keluarga yang dicintai, dan lain sebagainya.
2. Kelainan di dalam otak
Adanya ketidakseimbangan pada bahan kimia tertentu atau neurotransmitter tentu saja dapat mengganggu sistem pada tubuh dalam mengatur keseimbangan suasana hati.
3. Genetik
Salah satu anggota keluarga yang mengidap gangguan bipolar tentu memiliki risiko yang lebih besar terhadap anggota keluarga lainnya.
4. Mengalami stres yang cukup berat
Memiliki stres yang cukup berat tentu dapat mengakibatkan beberapa gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tidak hanya itu, kamu akan mengalami gangguan pada pola tidur dan didominasi memiliki perasaan sedih dan tidak memiliki harapan akan suatu hal.
5. Traumatik
Penyebab lainnya yang dapat terjadi pada orang yang mengalami gangguan bipolar adalah kejadian traumatik di masa lalu. Beragam jenis trauma dapat dialami oleh siapa saja, misalnya pelecehan seksual atau kekerasan di dalam rumah tangga, kecelakaan yang cukup parah hingga lain sebagainya.
6. Kecanduan terhadap obat-obatan hingga minuman beralkohol
Obat-obatan dan minuman beralkohol tidak baik bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Hal ini juga dapat mempengaruhi Anda jika memiliki gangguan bipolar dikarenakan akan memperburuk kesehatan mental terlebih lagi dapat memperparah gangguan bipolar secara terus menerus hingga tidak dapat diatasi dengan baik.
Jenis Bipolar Disorder
Setiap Individu yang memiliki bipolar disorder akan dikategorikan berdasarkan jenis gangguannya. Gangguan bipolar ternyata terdapat lima jenis yang dapat terjadi di antaranya,1. Bipolar Tipe I
Jenis bipolar yang pertama yakni tipe I di mana seorang penderitanya akan mengalami satu episode mania. Cirinya yakni menunjukkan gejala dengan euforia tinggi, tak mudah lelah, agresif, serta energi yang berlebihan. Namun, mereka tetap mengalami depresi yang cenderung singkat dan ringan.
2. Bipolar Tipe II
Jenis bipolar yang selanjutnya yakni tipe II di mana seorang penderitanya akan mengalami depresi yang lebih tinggi dibandingkan hipomanika. Cirinya yakni nafsu makan berkurang, sulit tidur, sulit berkonsentrasi, dan lain sebagainya.
3. Cyclothymia
Jenis bipolar yang ketiga yakni cyclothymia. Jenis yang satu ini cenderung membuat penderitanya mengalami episode hipomania dan depresi secara berimbang. Jenis cyclothymia tersebut cenderung bersifat tidak ekstrem.
4. Rapid Cycling
Jenis yang selanjutnya yakni rapid cycling. Penderitanya memiliki lebih dari empat episode hipomania, mania, dan depresi. Dalam artian, perubahan yang dialami penderita bipolar cenderung berlangsung dengan cepat.
5. Episode Campuran
Tipe gangguan bipolar yang terakhir yakni episode campuran. Tipe yang satu ini lebih berbahaya daripada tipe sebelumnya. Sebab, seorang penderita bipolar tipe ini dapat mengalami semua episode secara bersamaan.
Dampak Bipolar
Berikut beberapa dampak gangguan bipolar di antaranya, 1. Isolasi Diri
Setiap individu pasti memiliki kekurangan di dalam dirinya, tidak terkecuali salah satu dampak pada gangguan bipolar ini yaitu isolasi diri atas ketidaksukaannya terhadap suatu hal di sekitar.
Kurangnya komitmen dalam menjalin suatu hubungan dan lebih sering merasa emosional dan depresi tentu akan membuat diri Anda merasa terisolasi. Terlebih lagi jika Anda mengalami suatu kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak saat interaksi dengan orang lain.
2. Tidak Mampu Mengontrol Emosi
Pemahaman terhadap emosi atau ego adalah perasaan secara sadar yang manusia kembangkan saat melakukan interaksi sosial. Ketidakmampuan dalam mengontrol emosi akan selalu berubah berdasarkan pengalaman dan cara sosialisasinya. Oleh karena itu, penderita gangguan bipolar harus mampu memotivasi sikap dan perbuatan dengan dibantu adanya perkembangan mentalitas yang positif dari interaksi sosial tersebut.
Hal itu harus dilakukan agar penderita bipolar rentan dalam memiliki pola pemikiran yang negatif dan mengalami isolasi diri bahkan hilangnya keberfungsian sosial dalam dirinya yang dapat memperparah keadaan tersebut dalam mengontrol emosinya.
3. Ketergantungan Obat
Beragam jenis obat yang digunakan dalam mengatasi gangguan bipolar ada banyak dan jenisnya pun dapat berbeda-beda. Hal ini tergantung bagaimana kondisi penderita tersebut dengan gejala yang dialaminya saat itu apakah episode manik dan hipomanik hingga episode depresi. Penderita bipolar harus mengetahuinya apakah memerlukan pengobatan jangka panjang atau tidak sesuai dengan pengawasan dokter yang menanganinya saat itu.
Apabila Anda tidak memiliki gejala yang muncul kembali maka sebaiknya dapat menghentikan konsumsi obat-obatan tersebut agar tidak memiliki ketergantungan terhadap obat-obatan yang selama ini dikonsumsi. Karena, sering terjadi di beberapa penderita dengan gangguan bipolar meski sudah tidak memiliki gejala tetapi tetap meminum obat-obatan tersebut.
4. Percobaan Bunuh Diri
Dampak yang paling fatal bagi penderita gangguan bipolar adalah adanya risiko bunuh diri yang sangat tinggi pada episode depresi. Pola pemikiran terhadap kematian dan upaya bunuh diri menjadi salah satu dampak yang sering terjadi bagi penderita bipolar.
Hal ini tentunya berbeda dengan episode manik yang sangat rentan kemungkinannya untuk melakukan bunuh diri dikarenakan energi yang ditimbulkan pada perasaan bahagia muncul secara berlebihan. Tentunya hal tersebut akan menurunkan risiko untuk melakukan tindakan-tindakan yang mengarah ke hal yang negatif atau ekstrem yang dapat mengakibatkan keselamatan pada jiwanya sendiri dan orang lain di sekitar.
Dari berbagai sumber
Post a Comment