Ambivert: Pengertian, Ciri, Keuntungan, Pekerjaan, dan Tips Mengembangkannya

Table of Contents
Pengertian Ambivert
Ambivert

Pengertian Ambivert

Ambivert adalah kepribadian manusia yang merupakan gabungan dari kepribadian Introvert dan Ekstrovet. Orang yang Ambivert suka bersosialiasi dengan orang lain, tapi di lain sisi mereka juga suka menghabiskan waktu untuk menyendiri.

Seseorang yang memiliki tipe kepribadian ini akan mengubah sikapnya sesuai situasi. Tipe kepribadian ambivert memiliki sifat fleksibel dalam beraktivitas dan berinteraksi. Namun, seseorang yang memiliki kepribadian ambivert cenderung memiliki perasaan berubah-ubah (moody).

Dalam artikel riset yang ditulis oleh Adam Grant pada tahun 2013, istilah ambivert digunakan untuk menjelaskan kepribadian yang berada di tengah-tengah antara ekstrovert dan introvert. Grant juga menyatakan dalam artikelnya bahwa kepribadian ambivert adalah kepribadian yang paling stabil, karena tidak terlalu terbuka atau terlalu tertutup.

Ciri Ambivert

Banyak yang menyimpulkan bahwa seorang yang ambivert merupakan orang yang plin-plan. Sebenarnya, jika diperhatikan ciri-cirinya, tidak demikian. Berikut ini adalah tanda-tanda yang biasanya ditunjukkan seorang ambivert di antaranya,
1. Dapat bersosialisasi sekaligus penyendiri
Salah satu tanda kepribadian ambivert adalah pandai bersosialiasi tapi juga suka menyendiri di situasi-situasi tertentu. Mereka dapat dengan luwes berkomunikasi dengan orang-orang di sekelilingnya, tapi juga suka menyendiri di waktu-waktu tertentu jika mereka memang membutuhkan.

2. Pendengar sekaligus pembicara yang baik
Suka membicarakan hal ini dan itu biasanya menjadi ciri dari seorang yang esktrovert. Sebaliknya, seorang yang introvert cenderung pemalu, meskipun introvert berbeda dengan pemalu. Orang yang ambivert ternyata bisa saja pendengar sekaligus pembicara yang baik.

Jika dirinya memang butuh mengemukakan pendapat, ia tidak malu untuk mengutarakannya. Di lain sisi, ia juga bisa menjadi pendengar yang baik jika memang situasinya mengharuskan.

3. Punya empati yang tinggi
Empati sendiri adalah memahami apa yang dirasakan orang lain, melihat dari sudut pandang orang tersebut, sekaligus bisa membayangkan diri di posisi orang tersebut. Orang dengan empati yang tinggi biasanya peduli terhadap orang lain dan pandai memahami perasaan orang lain.

Empati yang tinggi juga membuat mereka jadi pendengar yang baik. Oleh karena itulah, orang dengan kepribadian ini biasanya sering dijadikan tempat untuk menuangkan keluh kesah.

Keuntungan Menjadi Ambivert

Menjadi seorang ambivert biasanya bisa berkompromi dengan baik dalam segala situasi yang berhubungan dengan interaksi. Berikut beberapa keuntungan yang didapatkan seorang ambivert di antaranya,
1. Keuntungan dalam Hubungan
Seorang ambivert bisa belajar menguasai aspek positif dari 2 tipe kepribadian yang lain. Misalnya, Anda bisa menjadi pusat perhatian di pesta, menceritakan kisah menarik serta menarik perhatian orang lain. Namun di sisi lain, Anda juga bisa menjadi pendengar yang baik dan mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

Hasilnya, para pemilik jenis kepribadian mungkin lebih bisa membuat hubungan jadi lebih akrab.

2. Cara Memimpin
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Harvard Business Review, dilakukan sebuah penelitian pada 57 toko pizza. Para pemimpin ekstrovert bisa menghasilkan profit yang lebih besar saat memimpin karyawan pasif. Hal tersebut diartikan para pekerja lebih suka diarahkan.

Namun para pemimpin ekstrovert tersebut mendapatkan profit yang lebih rendah saat memiliki karyawan yang proaktif. Hal ini pun berarti para pekerja bisa memiliki tanggung jawabnya sendiri. Sementara itu, pekerja yang proaktif bisa mendapatkan banyak keuntungan dari leader yang introvert karena pemimpin tersebut bisa mendengar dan menyadari kekuatan yang dimiliki pekerjanya.

Demikian, ketika mengatur tim, ambivert akan memiliki keuntungan ganda. Mereka bisa memilih untuk memperlihatkan kualitas ekstrover dan introvert sesuai dengan kebutuhan karyawannya.

3. Bisa Membujuk dengan Baik
Keahlian si ambivert untuk mengambil perhatian serta mendengarkan bisa menjadikan seorang ambivert pembujuk yang baik. Mereka bisa mengerti posisi seseorang untuk kemudian mengambil perhatiannya dan membujuknya.

Ya, ambivert bisa memiliki kemampuan persuasif yang luar biasa. Bahkan sebuah jurnal yang berjudul Rethinking the Extraverted Sales Ideal: The Ambivert Advantage menunjukkan bahwa seorang ambivert bisa menjual lebih banyak produk dibandingkan introvert dan ekstrover.

Meski ambivert bisa sangat fleksibel karena berada di antara ekstrover dan introvert, hal ini bisa tidak selalu baik untuk kesehatan mental ambivert. Untuk membuat kehidupan atau suasana menjadi seimbang secara konstan bisa sangat melelahkan.

Seseorang yang memiliki kepribadian ini seringkali berpikir bahwa mereka bertanggung jawab dalam menjaga kedamaian dalam lingkungan sosial dan juga pekerjaannya. Tak heran, karena mereka merasa bisa menangani situasinya selama ini dengan baik.

Orang yang lebih dekat pada ekstrover atau introvert mungkin memiliki kesulitan untuk memahami dari sisi lain. Sementara ambivert bisa dengan lebih mudah menjadi jembatan kesenjangan tersebut. Hal inilah yang membuat ambivert sering kali merasa kesulitan dan cepat lelah.

Pekerjaan Yang Cocok Untuk Ambivert

Berikut empat pilihan karier yang mungkin cocok bagi Anda yang merasa diri ambivert di antaranya,
1. Fotografer
Profesi fotografer memang lekat dengan seseorang yang suka jalan-jalan sambil mengabadikan momen menggunakan kamera. Apabila Anda termasuk salah satunya, Anda bisa mulai menjadi fotografer profesional. Tapi ingat, fotografer profesional juga perlu portofolio yang meyakinkan.

Untungnya, sekarang banyak website yang bisa digunakan untuk membuat portofolio foto atau mengenalkan karya Anda. Sebut saja Flickr, Youpic, Pinterest, dan tentu saja Instagram.

Selain itu, fotografer juga harus bisa membangun relasi dengan banyak orang untuk mengembangkan dan mempromosikan bisnisnya kepada klien. Lepas dari introvert maupun ekstrovert, bagi kebanyakan fotografer profesional, membangun relasi dan komunikasi membutuhkan tingkat ekstraversi tinggi, apalagi jika harus berada dalam situasi seperti pernikahan atau event yang melibatkan banyak orang.

2. Podcaster
Menjadi podcaster adalah salah satu pekerjaan yang cocok bagi ambivert. Anak-anak muda kekinian tentunya akrab dengan podcast. Merambahnya pendengar podcast diperluas dengan penggunaan aplikasi streaming audioseperti Spotify, Joox, dan Deezer.

Kurang lebih seorang podcaster punya deskripsi pekerjaan yang serupa dengan penyiar radio. Perbedaannya, jika penyiar radio bekerja secara live, seorang podcaster tidak harus live karena pada umumnya, podcast di-upload ke internet dan bisa di-download oleh pendengarnya.

Meskipun demikian, sama seperti penyiar radio, podcaster harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik karena ia harus membawa topik pembicaraan dengan luwes dengan narasumber maupun tanpa narasumber. Maka dari itu, kepribadian seorang podcaster memang kebanyakan terbuka, outgoing, dan menyenangkan.

Namun bukan berarti hanya ekstrovert yang bisa menjadi podcaster, sebab critical thinking akan sangat dibutuhkan podcaster, apalagi karena sejumlah topik yang dibahas dalam podcast bervariasi, dan bisa saja nyeleneh.

Sejumlah podcaster juga berperan sebagai editor dan produser, sehingga ketekunan dan kreativitas juga dibutuhkan dalam menghasilkan suatu konten yang berkualitas. Rata-rata penghasilan podcaster bervariasi, tergantung dari popularitas konten dan sponsor.

3. Penulis
Penulis memang sering identik dengan para introvert, namun belakangan ini, penulis-penulis ekstrovert juga bermunculan dengan karya-karya yang tidak kalah menarik. Sebut saja Trinity, penulis Nekad Traveler yang terkenal dengan pengalamannya keliling dunia. Ada juga Mark Manson dengan buku Seni Bersikap Bodo Amat-nya.

Malah sebetulnya, ekstraversi dan introversi jarang tampak dalam kepenulisan, karena menulis mencerminkan kemampuan seseorang menuangkan gagasannya dalam bentuk karya tulis. Gagasan dihasilkan dari inteligensi.

Inteligensi tidak ditentukan oleh kepribadian seseorang, karena inteligensi menunjukkan kemampuan belajar dan beradaptasi, sedangkan kepribadian merujuk pada variasi kecenderungan perilaku yang ditampakkan seseorang sebagai respons terhadap suatu kejadian dalam lingkungan.

Karenanya, menjadi penulis merupakan pilihan karir yang cocok untuk ambivert.

4. Jurnalis
Tentunya Anda kenal dengan jurnalis seperti Rosiana Silalahi, Aiman Witjaksono, Michael Tjandra, atau Najwa Shihab. Mereka semua adalah orang-orang yang memiliki pemikiran kritis dan penuh keingintahuan. Inilah mengapa jurnalisme amat lekat dengan orang-orang berkepribadian ekstrovert.

Meskipun begitu, tidak semua jurnalis adalah ekstrovert. Introvert pun bisa menjadi jurnalis, karena selain kepribadian, jurnalisme juga membutuhkan dukungan elemen-elemen seperti kreativitas, kecermatan, dan efisiensi, terutama dalam beradaptasi dengan tuntutan zaman. Kemudian, soal kritis dalam berpikir juga dibutuhkan dalam jurnalisme.

Dalam teori Myers-Briggs, pemikiran kritis dan mendalam adalah trait salah satu fungsi kognitif introvert yang dinamakan introvert thinking, namun teori tersebut juga menjelaskan bahwa tiap kepribadian memiliki fungsi kognitif ekstrovert dan introvert dalam diri mereka, sehingga orang sangat mungkin bagi orang berkepribadian ekstrovert memiliki introvert thinking.

Tips Mengembangkan Kepribadian Ambivert

Berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memanfaatkan kekuatan Anda sebagai seorang ambivert di antaranya,
1. Pertahankan sifat fleksibel
Seperti yang disebutkan sebelumnya, orang dengan kepribadian ambivert umumnya memiliki sifat yang fleksibel. Pertahankan dan kembangkan sifat ini karena akan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Sifat fleksibel yang Anda miliki memungkinkan Anda untuk diterima di lingkungan dan situasi apa pun, termasuk di tempat kerja. Dengan begitu, Anda bisa membuat ikatan yang lebih dalam dengan atasan atau rekan kerja Anda.

2. Fokus pada hal dan aktivitas yang Anda sukai
Seorang ambivert memang suka melakukan berbagai aktivitas sosial. Namun, bukan berarti Anda perlu melakukan semua hal. Alih-alih membuat bahagia, melakukan terlalu banyak aktivitas sosial justru bisa menghabiskan energi dan membuat Anda merasa lelah.

Fokuslah pada aktivitas-aktivitas yang membuat Anda bahagia dan bermakna bagi kehidupan, misalnya berlibur dengan teman-teman terdekat atau pergi ke pesta pernikahan sanak saudara.

3. Komunikasikan perasaan Anda
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, orang-orang dengan kepribadian ambivert juga membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. Namun terkadang, sifat Anda yang fleksibel dan mudah bergaul menyebabkan orang-orang di sekitar Anda tidak sadar akan hal tersebut.

Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengomunikasikan pada orang-orang sekitar jika Anda sedang membutuhkan waktu untuk diri sendiri. Berikanlah pengertian kepada orang-orang terdekat bahwa Anda sedang membutuhkan waktu untuk menenangkan diri dan memulihkan energi.

Lihat Juga:

1. Introvert: Pengertian, Ciri, Penyebab, Jenis, dan Cara Menghadapinya

2. Ekstrovert: Pengertian, Ciri, Tipe, Kelebihan, dan Kelemahannya

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment