User Experience (UX): Pengertian, Fungsi, Tujuan, Metode, Cara Kerja, dan Manfaatnya

Table of Contents

Pengertian User Experience atau UX

Pengertian User Experience (UX)

User experience (UX) atau pengalaman pengguna adalah bagaimana cara seseorang merasakan ketika menggunakan sebuah produk, sistem, atau jasa. Dengan kata lain, user experience merupakan bagaimana pengalaman pengguna dalam berinteraksi/menggunakan produk digital tertentu.

Pengalaman pengguna menyoroti aspek-aspek pengalaman, pengaruh, arti dan nilai dari interaksi manusia-komputer dan kepemilikan sebuah produk, juga termasuk persepsi seseorang mengenai aspek-aspek praktis seperti kegunaan, kemudahan penggunaan, dan efisiensi dari sebuah sistem. 

Baca Juga: Human Computer Interaction (HCI): Pengertian, Sejarah, Komponen, Prinsip, Tujuan, dan Faktornya

Pengalaman pengguna pada dasarnya subyektif, karena pengalaman pengguna berdasar atas perasaan dan pemikiran individu mengenai sebuah sistem. Pengalaman pengguna juga sifatnya dinamis, karena senantiasa berubah dari waktu ke waktu seiring berubahnya keadaan.

User experience dari sebuah produk yang bagus biasanya tidak akan mempersulit penggunanya untuk mencapai tujuan mereka. Baik itu dari desain UI yang friendly, menu yang simpel, produk yang ringan saat diakses dan sebagainya.

Namun sebaliknya, UX yang buruk menjadikan penggunanya merasa frustrasi karena kesulitan memperoleh apa yang mereka butuhkan. Jika sudah demikian, terdapat banyak efek buruk yang dapat terjadi pada produk digital tersebut.
 

Fungsi User Experience (UX)

Berikut beberapa fungsi UX di antaranya,
1. Memudahkan Pengguna
Fungsi User Experience yang pertama yaitu memudahkan para pengguna saat memakai aplikasi sebab di dalamnya sudah tersedia penilaian dari aspek usability. Saat ini setiap aplikasi atau software pasti sudah dibuat supaya para pengguna mudah untuk memakainya.

2. Menarik Minat Para Pengguna
Fungsi User Experience berikutnya yaitu untuk menarik minat para penggunanya agar menggunakan aplikasi secara terus-menerus. Sebuah aplikasi yang tidak memiliki daya tarik bagi pengguna, pasti akan cepat ditinggalkan atau tidak dilirik sama sekali.

3. Meningkatkan Kesuksesan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa para pengguna akan lebih cepat meninggalkan aplikasi-aplikasi yang menurut mereka tidak memberikan pengalaman yang menarik. Misalnya, aplikasi WhatsApp dari waktu ke waktu semakin banyak digunakan oleh para pengguna smartphone karena aplikasi ini mampu memberikan pengalaman pengguna yang sangat menarik.

Anda dapat membandingkan aplikasi WhatsApp dengan aplikasi kompetitornya yang justru semakin menurun dari waktu ke waktu. Hal inilah yang menjadikan User Experience sangat penting diterapkan untuk sebuah aplikasi agar meningkatkan atau mempertahankan kesuksesan.

4. Menghasilkan UI yang Bagus
Perlu Anda ketahui bahwa User Interface (UI) adalah keluaran dari penerapan User Experience. Apabila penerapan UX di sebuah aplikasi sangat diperhatikan, maka dapat menghasilkan desain UI yang sangat bagus sehingga terkesan lebih menarik dan elegan.

5. Untuk Memenangkan Persaingan
Penerapan User Experience pada produk-produk digital bertujuan untuk memenangkan persaingan. Terlebih dari tahun ke tahun produk digital yang hadir di dunia juga semakin bervariasi. Untuk memenangkan persaingan produk-produk digital itulah, maka sebuah produk harus memberikan pengalaman yang menarik bagi setiap pengguna.

Tujuan User Experience (UX)

Berikut beberapa tujuan utama dari penggunaan UX untuk mendukung kinerja produk di antaranya,
1. Memberikan pengalaman yang baik dan menyenangkan pada pengguna
Sebuah website atau aplikasi mobile tentu digunakan untuk mengenalkan produk atau layanan, serta memberikan informasi yang jelas, dan mengandung fakta. Selain itu, pengguna tentu mengharapkan tampilan yang menarik, dan mudah untuk digunakan. Sehingga, pengunjung suatu website akan merasa nyaman dengan tampilan yang ada dan didukung dengan user experience yang baik.

2. Membantu user dalam mendapatkan informasi dan tujuan pada aplikasi
Pengunjung aplikasi website ataupun mobile mempunyai alasan utama saat mengunjungi suatu aplikasi. Sehingga, yang diharapkan produk tersebut mampu menjawab dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

3. Meningkatkan keuntungan pada bisnis melalui produk Anda
Untuk tujuan user experience yang terakhir, digunakan untuk meningkatkan value dan keuntungan dari sebuah perusahaan. Dengan memberikan pengalaman yang baik kepada pengguna, maka akan memberikan dampak yang baik pula pada bisnis yang Anda bangun.

Keuntungan di sini dapat berupa peningkatan trafik website atau aplikasi, penjualan produk, dan promosi jasa yang ditawarkan. 

Baca Juga: Organic Traffic: Pengertian, Cara Meningkatkan, dan Manfaatnya

Metode User Experience (UX)

Dalam konsep pengembangan UX, terbagi lagi menjadi berbagai metode untuk pemecahan suatu permasalahan yang berhubungan dengan interaksi antara pengguna dengan sistem aplikasi.
1. User centered design
Metode user experience yang pertama adalah user centered design atau desain yang berpusat pada pengguna. Jadi, UX yang akan dibuat berfokus pada pendekatan melalui proses diskusi dengan pengguna langsung. Biasanya akan dilakukan proses wawancara oleh UX Researcher.

Di mana dari proses dialog tersebut, diharapkan mampu memberikan informasi berupa data yang dapat dijadikan pedoman untuk pembuatan sebuah desain. Sehingga, desain produk awal yang akan dibuat lebih berfokus pada masukan atau saran yang diberikan oleh beberapa user yang telah diwawancarai.

2. Activity centered design
Metode yang selanjutnya adalah activity centered design atau desain yang berpusat pada aktivitas. Di mana, segala fokus untuk pembuatan desain aplikasi tergantung dari aktivitas pada organisasi atau perusahaan yang Anda tempati.

Di mana setiap perusahaan, memiliki pondasi dan sistem kerja yang berbeda – beda. Aktivitas di sini terbagi menjadi task (tugas), actions (tindakan), dan operations (operasi). Ketiga jenis aktivitas tersebut yang akan membantu dalam membuat struktur UX design yang baik dan sesuai dengan produk yang akan dibuat.

3. Keep It Simple Stupid
Metode yang ketiga adalah keep it simple stupid atau tetap sederhana, bodoh. Maksudnya di sini adalah dalam pembuatan sebuah desain, hal yang terpenting adalah kesederhanaan dan tidak mengandung unsur kerumitan di setiap elemen. Jadi, metode ini lebih mengutamakan dalam pembuatan desain yang sesederhana mungkin, namun memiliki tampilan yang baik, serta mendukung pengalaman pengguna yang efektif.

4. Goal Directed Design
Metode terakhir yang dapat diterapkan pada pembuatan user experience adalah goal directed design atau desain sebagai fokus utama. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada metode ini Anda dapat memulai mewawancarai beberapa user yang nantinya, data tersebut diolah langsung ke dalam sebuah desain aplikasi.

Cara Kerja User Experience (UX)

Berdasarkan penjelasan pakar UX dapat diketahui bahwa UX memiliki cara kerja di antaranya,
1. Research
Research atau riset merupakan hal yang penting dalam industri e-commerce di mana research adalah tahap yang wajib dilalui dalam UX termasuk juga riset pasar. Saat membangun UX, dibutuhkan informasi mengenai hal-hal yang akan dikembangnya, seperti kebutuhan user dan produk yang bisa membuat user merasa puas dan bahagia.

Research juga perlu dilakukan pada kompetitor tetapi Anda harus fokus pada pain point kompetitor, kemudian pakailah studi kasus supaya bisa membangun solusi yang efektif pada produk Anda.

2. Analisa
Apabila data hasil riset sudah terkumpul, berikutnya silahkan rangkum data-data tersebut dan lakukan analisa. Anda dapat mengeksplorasi perilaku user melalui user persona yang mana user persona tersebut dapat dibentuk melalui wawancara dengan user supaya bisa memahami apa saja kebutuhan serta masalah user.

3. Mulai Membangun UX Design
Pada tahap ini, Anda bisa membuat prototipe serta wireframe. Prototipe merupakan model sederhana sebuah produk sebelum dilanjutkan lebih detail, sedangkan wirefram adalah kerangka untuk menata beragam elemen di halaman website atau aplikasi.

4. UI Design
User Experience dan User Interface (UI) keduanya bagaikan mata uang yang tak dapat dipisahkan. UI bertanggung jawab pada pengelolaan website dari bagian visualisasi sehingga sebaiknya Anda membuat desain aplikasi yang menarik sekaligus mudah dipakai oleh pengguna.

5. Tahap Pengembangan
Pada tahap ini, pengembang bisa mulai produktif bekerja dan mengembang aplikasi mereka. Sesudah desain UX maupun UI selesai dibuat, kemudian serahkan semua informasi yang sudah dikerjakan pada tim developer.

6. Evaluasi
Pada tahap terakhir ini, Anda bisa melakukan usability testing sehingga dapat diketahui produk tersebut bisa memberikan solusi atau tidak. Selain itu, terus tingkatkan kualitas berdasarkan feedback yang diberikan oleh para pengguna agar produk aplikasi tersebut selalu dicintai oleh para pengguna.

Manfaat User Experience (UX)

Semua  tentu menginginkan untuk selalu nyaman dalam membaca website atau menggunakan aplikasi. Aplikasi yang nyaman digunakan akan terus digunakan secara berulang oleh user. Sebaliknya, jika aplikasi terasa berat, lamban, dan tidak nyaman dipandang akan menghasilkan user experience yang tidak baik.

Demikian, pembuatan desain user interface (UI) memiliki tujuan untuk menghasilkan UX yang baik. Dengan UX yang baik akan menghasilkan review, rating, ataupun traffic yang meningkat untuk web atau aplikasi. Oleh karena itu, UI dan UX kerap menjadi dua sisi yang tak dapat dipisahkan.

Manfaat UX untuk para user dan designer di antaranya,
1. Loyalitas pelanggan
Sesuai yang sudah dijabarkan, user experience yang baik akan menghasilkan user yang bahagia. Mereka tak segan-segan untuk menggunakannya kembali ataupun mempromosikan kepada teman-temannya. User yang puas pun dapat menjadi loyal dan tetap akan bertahan menggunakan aplikasi yang mereka senangi.  Dengan begitu, awareness dari brand pun akan terus naik.

Baca Juga: Pengertian Customer Loyalty, Unsur, Karakteristik, Indikator, Faktor, Jenis, dan Caranya

2. Investasi
Tak dapat dipungkiri jika membuat web atau aplikasi membutuhkan uang, waktu, dan tenaga yang banyak. Pembuatan website, aplikasi, e-commerce, dan marketplace pun pastinya akan dimonetisasi.

Semakin baik UX-nya semakin naik pula traffic-nya. Dengan begitu, modal yang dikeluarkan dalam pembuatan pun akan kembali dan malah bisa menjadi untung. Maka dari itu, maintenance pun harus sering dilakukan demi memperbaiki kualitas user experience.

Baca Juga: Pengertian Monetisasi, Proses, Platform, dan Keuntungannya

3. Efisiensi dan produktivitas
UX yang baik tentunya berbanding lurus dengan produktivitas seseorang. Misalnya saja aplikasi atau website bank yang digunakan oleh banyak orang setiap harinya. Mungkin dari beberapa penggunanya memiliki kegiatan yang berhubungan dengan perbankan. Transfer misalnya.

Sebaliknya jika aplikasi atau web tidak memiliki UX yang baik, tentunya produktivitas pasti akan terhambat. Aplikasi yang dikira akan mempermudah hidup malah menjadi tidak efisien. Contoh lainnya adalah e-commerce. Jika dalam sehari aplikasi sangat efisien digunakan tanpa harus melewati fase lambat dan down, penjualan pastinya akan terus naik secara cepat.

Baca Juga: Downtime: Pengertian, Penyebab, Jenis, dan Cara Menghindarinya

4. Kepuasan user
Bayangkan jika aplikasi atau website merupakan jalan keluar bagi masalah user-nya. Dapat dipastikan mereka akan kembali lagi dan menggunakan aplikasimu. 

Dari berbagai sumber

Baca Juga: User Interface (UI): Pengertian, Fungsi, Karakteristik, Jenis, dan Cara Kerjanya

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment