Unified Modeling Language (UML): Pengertian, Sejarah, Tujuan, Bagian Utama, Cara Membuat, dan Keuntungannya
Unified Modeling Language (UML) |
Pengertian Unified Modeling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak. UML merupakan himpunan struktur dan teknik untuk pemodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya.
UML diharapkan mampu mempermudah pengembangan piranti lunak (RPL) serta memenuhi semua kebutuhan pengguna dengan efektif, lengkap, dan tepat. Hal itu termasuk faktor-faktor scalability, robustness, security, dan sebagainya.
Baca Juga: Rekayasa Perangkat Lunak (RPL): Pengertian, Kriteria, Elemen, Tujuan, dan Prospek Kerjanya
UML diperkenalkan oleh Object Management Group, sebuah organisasi yang telah mengembangkan model, teknologi, dan standar OOP sejak tahun 1980-an. Saat ini UML sudah mulai banyak digunakan oleh para praktisi OOP. UML merupakan dasar bagi perangkat (tool) desain berorientasi objek dari IBM.
Unified Modeling Language (UML) Menurut Para Ahli
1. Booch (2005:7), UML merupakan bahasa standar yang digunakan dalam perancangan sebuah sistem.
2. Nugroho (2009:4), UML merupakan metode kolaborasi antara metode-metode booch, OMT (Object Modeling Technique), serta OOSE (Object Oriented Software Enggineering) yang digunakan untuk menganalisa perancangan sistem.
3. Herlawati (2011:10), UML merupakan kumpulan diagram yang terdiri dari sembilan diagram atau delapan diagram.
Sejarah Unified Modeling Language (UML)
UML (unified model language) resminya dimulai di tahun 1994, yang mana pada waktu itu Rumbaugh bergabung dengan Booch. Mereka bekerja sama dan mengerjakan sebuah project di Relational Software Cooperation. Project yang dikerjakan mereka ialah menyatukan metode booch dan Rumbaugh (OMT).
UML berhasil merilis versi 0.8 pada bulan oktober 1995, sekaligus pada waktu bersamaan seorang bergabung pada grup mereka di Relational yaitu Jacobson. Seiring perkembangan waktu, cakupan UML ternyata semakin luas, dari sanalah mulai terbangun organisasi persatuan UML yang terdiri dari beberapa kelompok untuk bekerja dan melengkapi UML.
Pada UML 1.0 banyak partner yang berkontribusi, di antaranya Equipment Corporation, Hawlett-Packard, I-Logix, IBM, ICON Computing, MCI systemhouse, Microsoft, Oracle, Relation, Texas Insturments dan Unisys. Dari hasil kolaborasi dihasilkan bahasa pemodelan yang baik, sehingga pada tahun 1997 UML dijadikan sebagai bahasa standar dalam pemodelan.
Tujuan Unified Modeling Language (UML)
Adapun tujuan perlu adanya UML di antaranya,
1. Dapat memberikan bahasa pemodelan visual atau gambar kepada para pengguna dari berbagai macam pemrograman maupun proses umum rekayasa.
2. Menyatukan informasi-informasi terbaik yang ada dalam pemodelan.
3. Memberikan suatu gambaran model atau sebagai bahasa pemodelan visual yang ekspresif dalam pengembangan sistem.
4. Tidak hanya menggambarkan model sistem software saja, namun dapat memodelkan sistem berorientasi objek.
5. Mempermudah pengguna untuk membaca suatu sistem.
6. Berguna sebagai blueprint, jelas ini nantinya menjelaskan informasi yang lebih detail dalam perancangan berupa coding suatu program.
UML juga dapat digunakan sebagai alat transfer ilmu tentang sistem aplikasi yang akan dikembangkan dari developer satu ke developer lainnya. UML sangat penting bagi sebagian orang karena UML berfungsi sebagai bridge atau jembatan penerjemah antara pengembang sistem dengan pengguna.
Bagian Utama Unified Modeling Language (UML)
Berikut bagian utama UML di antaranya,
1. View
Bagian yang pertama yaitu view. Bagian ini berguna untuk melihat sebuah sistem yang telah dimodelkan dari sejumlah aspek berbeda. Dengan kata lan, view merupakan suatu abstraksi dan berisi beberapa diagram. Jenis view yang ada di dalam UML yaitu logical view, use case view, concurrency view, serta deployment view.
a. Logical View
Logical view digunakan untuk mendeskripsikan fungsionalitas dari struktur statis ( class, relationship, dan juga object), sistem, dan juga kolaborasi dinamis ketika object mengirim sebuah pesan ke object yang lain di dalam fungsi tertentu. Logical view ini digambarkan di dalam class diagrams. Selan itu, logical view cocok digunakan bagi para designer (perancang) dna developer ( pengembang).
b. Use Case View
Use case view digunakan untuk mendeskripsikan fungsionalitas sebuah sistem yang harus dilakukan sesuai apa yang diinginkan oleh eternal actors. Actor yang melakukan interaksi degan sebuah sistem bisa berupa user maupun sistem lainnya. Use case view digunakan oleh designer, pelanggan, developer, dan juga penguji sistem.
c. Concurrency View
Concurrency view digambarkan di dalam 2 diagram yaitu diagram dinamis (squence, state, activity diagrams, dan juga collaboration) dan juga diagram implementasi (deployment dan component diagram). Selain itu, Concurrency view membagi sistem ke proses dan prosesor. View ini digunakan untuk para developer, integrator (pengintegrasi), serta penguji.
d. Deployment View
Deployment view merupakan view yang mendeskripsikan fisik suatu sistem seperti komputer serta perangkat (nodes) dan juga bagaimana hubungannya dengan yang lain. Deployment view digunakan bagi pengembang(developer), penguji, dan juga pengintegrasi serta dideskripsikan dalam deployment diagram.
2. Diagram
Diagram dengan bentuk grafik menunjukkan simbol suatu elemen model dan disusun untuk menggambarkan aspek atau bagian tertentu. Sebuah diagram adalah bagian dari sebuah view tertentu, saat digambarkan umumnya dialokasikan bagi view tertentu. Untuk jenisnya, ada beberapa jenis diagram yaitu:
a. Class Diagram
Class diagram merupakan sebuah diagram yang mengilustrasikan struktur class yang statis (statis class) dalam sebuah sistem. Class sendiri merepresentasikan suatu hal yang ditangani sistem dan bisa berhubungan satu sama lain dengan berbagai cara seperti associated, specialed, dependent, dan juga package. Sebuah sistem pada umumnya memiliki sejumlah class diagram.
b. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan beberapa external actors serta hubungannya dengan use case (deskripsi fungsi, disediakan sistem dengan bentuk teks) Use case dideskripsikan hanya yang terlihat oleh actor dari luar.
c. State Diagram
State diagram merupakan diagram yang menggambarkan seluruh kondisi (state) yang dimiliki suatu object. Object tersebut dari sebuah class serta dalam keadaan yang mengakibatkan state berubah.
d. Squence Diagram
Squence diagram adalah diagram yang menggambarkan kolaborasi yang dinamis antara beberapa object. Kegunaannya yaitu menunjukkan serangkaian pesan antara interaksi object yang dikirim.
e. Collaboration Diagram
Diagram yang menggambarkan kolaborasi yang dinamis seperti sequence diagram. Saat menunjukkan pertukaran pesan, collaboration diagram menggambarkan suatu object serta hubungannya (mengacu konteks).
f. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan serangkaian aliran aktivitas serta digunakan untuk menggambarkan aktivitas yang dibentuk ke dalam suatu operasi.
g. Component Diagram
Component diagram merupakan diagram yang mendeskripsikan struktur fisik dari sebuah kode komponen. Component bisa berupa source code, excutable component, maupun component biner.
h. Deployment Diagram
Deployment diagram merupakan diagram yang mendeskripsikan arsitektur fisik perangkat lunak sebuah sistem dan perangkat keras. Selain itu, diagram ini juga memperlihatkan hubungan antara komputer dan perangkat (nodes) serta jenis hubungannya.
Cara Membuat Unified Modeling Language (UML)
1. Buatlah Functional Requirement. Anda harus membuat tulisan yang isinya bercerita tentang suatu sistem yang akan dibuat. Anda bisa menuliskan program yang akan dibuat seperti apa.
2. Buat Use Case Diagram. Selanjutnya, buatlah actor untuk berperan di sistem. Aktor tersebut seperti pembeli, pegawai, supplier, dan manager. Anda gambarkan actor tersebut bisa melakukan apa saja di sistem.
3. Buat Class Diagram. Buat class yang ada di sistem, kemudian tentukan attribute-nya. Class tersebut nantinya digunakan untuk pengkodingan program.
4. Buat Squence Diagram dengan Skenario yang telah Dibuat Anda buat sequence diagram dengan scenario yang telah dibuat. Squence diagram ini merupakan model yang lebih rinci dari scenario yang telah dibuat oleh Anda.
5. Buat Activity Diagram. Langkah yang terakhir yaitu buatlah activity diagram. Setelah langkah sebelumnya telah selesai dilakukan, Anda dapat menggambarkan bagaimana keseluruhan sistem bekerja.
Keuntungan Menggunakan Unified Modeling Language (UML)
1. Representasi visual
Diagram UML sangat berguna untuk merepresentasikan hubungan antar class dan entity di sebuah program komputer secara visual. Untuk mengerti tentang sebuah program dengan baik, penting untuk memahami fungsi setiap class yang ada. Hal ini termasuk juga informasi yang disimpannya dan bagaimana keterkaitannya dengan class-class lainnya.
Tentunya, pemahaman ini akan lebih mudah datang jika melihat sistemnya secara visual menggunakan Unified Modeling Language.
2. Memudahkan pembacaan dan penggunaan
Diagram UML sangat mudah dibaca dan dipahami. Semua programmer pada umumnya bisa mengerti hubungan dalam sebuah program jika disajikan menggunakan bahasa pemodelan ini. Ini sangat jauh berbeda dengan cara lama yang mengharuskan para programmer membaca kode secara langsung. Tidak hanya sulit, kesalahan pun mungkin terjadi.
3. Perencanaan
UML membantu programmer merencanakan sebuah program sebelum proses pengerjaannya dimulai. Dengan model diagram berbasis Unified Modeling Language, perubahan akan lebih mudah dibuat jika ada kesalahan. Biaya yang dikeluarkan pun akan lebih sedikit karena eror yang terjadi bisa diminimalkan.
Baca Juga: DFD: Pengertian, Fungsi, Notasi Simbol, Jenis, dan Cara Membuatnya
Dari berbagai sumber
Post a Comment