GIT: Pengertian, Manfaat, Fitur, Perintah, Kelebihan, dan Kekurangannya
GIT |
Pengertian GIT
Git adalah perangkat lunak pengendali versi atau proyek manajemen kode perangkat lunak yang diciptakan oleh Linus Torvalds, yang pada awalnya ditujukan untuk pengembangan kernel Linux. Fungsi utama git yaitu mengatur versi dari source code program dengan memberi tanda baris dan code mana yang ditambah atau diganti.
Git dikenal juga dengan distributed revision control (VCS terdistribusi), artinya penyimpanan database Git tidak hanya berada dalam satu tempat saja. Kini, GIT menjadi salah satu version control system yang paling terkenal dan ada jutaan project di seluruh dunia yang menggunakan GIT untuk version control nya (termasuk project komersil dan open source).
Baca Juga: Version Control System (VCS): Pengertian, Tujuan, Jenis, Cara Kerja, Manfaat, dan Contohnya
GIT sepenuhnya Open Source alias gratis dan bisa diunduh di Mac, Linux, Windows, dan Solaris.
Manfaat Git
Proyek pembuatan atau pengembangan apa pun itu (website, aplikasi) pasti membutuhkan beberapa programmer dan developer secara bersamaan. Version control seperti Git adalah tools yang dapat membuat pekerjaan mereka tetap lancar.
Dengan menyimpan secara otomatis semua perubahan yang ada, baik itu dari penambahan code, perubahan versi software, para developer tak perlu khawatir. Kalau ada masalah, siapa pun tinggal melihat data yang tersimpan dan memperbaikinya.
Jadi, tidak perlu repot harus menunggu satu orang memperbaiki A, baru bisa lanjut mengerjakan B, misalnya. Menurut How to Geek, Git merupakan version control system (VCS) yang digemari oleh para developer karena kelebihannya.
Contohnya adalah Git dapat menyimpan perubahan secara lebih efektif dan memastikan penggabungan data berjalan dengan lancar. Git juga mempermudah workflow developer karena mereka menyelesaikan pekerjaan secara nonlinear.
Fitur GIT
Berikut fitur-fitur yang ada pada GIT di antaranya,
1. Version control system yang terdistribusi. GIT ini menggunakan pendekatan peer to peer, dimana tidak seperti Subversion atau SVN di mana menggunakan model client server.
2. GIT memungkinkan developer untuk memiliki branch kode. GIT disini memungkinkan para developer memiliki branch kode yang independent dan juga massive. Membuat, menghapus dan juga menggabungkan branch menjadi lebih cepat, lancar serta tidak membutuhkan waktu lama.
3. GIT bersifat atomic. Bersifat atomic merupakan sebuah tindakan yang akan benar-benar diselesaikan dengan lengkap atau bisa juga sama sekali gagal. Hal ini akan sangat penting karena pada beberapa version control system seperti CVS operasinya bersifat non atomic. Bila ada operasi yang tergantung dan terkait dengan repository maka kondisi repository akan menjadi tidak stabil.
4. Media penyimpanan GIT berada dalam folder .git. Berbeda dari VCS lain seperti CVS dan atau SVN dimana metadata file disimpan dalam folder yang tersembunyi seperti .svn, .cvs, dan juga .etc.
5. GIT memiliki data model. GIT ini memiliki data model yang bisa membantu memastikan integritas cryptographic yang berada di dalam repository. Sehingga pada setiap kali sebuah file ditambahkan ataupun di commit, checksum nya akan diciptakan sama seperti retrieve melalui checksum nya juga.
6. GIT memiliki staging area atau indeks. Dengan adanya stagin area ini, para developer dapat memformat commit serta dapat membuatnya dapat di review sebelum benar diterapkan.
7. GIT sederhana dalam penggunaannya. Untuk dapat memulai Anda dapat membuat repository ataupun men checkout yang telah ada. Setelah instalasi perintah GIT init akan mengatur semuanya.
Perintah-Perintah Dasar GIT
Untuk mengetahui bagaimana menggunakan git, berikut perintah-perintah dasar git di antaranya,
1. Git init: untuk membuat repository pada file lokal yang nantinya ada folder .git
2. Git status: untuk mengetahui status dari repository lokal
3. Git add: menambahkan file baru pada repository yang dipilih
4. Git commit: untuk menyimpan perubahan yang dilakukan, tetapi tidak ada perubahan pada remote repository.
5. Git push: untuk mengirimkan perubahan file setelah di commit ke remote repository.
6. Git branch: melihat seluruh branch yang ada pada repository
7. Git checkout: menukar branch yang aktif dengan branchyang dipilih
8. GIt merge: untuk menggabungkan branch yang aktif dan branch yang dipilih
9. Git clone: membuat Salinan repository lokal
Keunggulan Git
1. Design yang mudah dipahami
2. Mendukung dalam pengembangan non-linear (pengembangan paralel)
3. Sistem terdistribusi, peer to peer
4. Mendukung dalam proyek besar seperti Kernel Linux
5. Akses hanya menggunakan command line tanpa memerlukan client server
6. Penyimpanan murni berbasis file (tidak menggunakan database/SQL)
7. Open Source alias Gratis
Kelemahan GIT
1. Tidak Optimal untuk pengembang tunggal
2. Dukungan untuk Windows terbatas dibandingkan Linux
Dari berbagai sumber
Lihat Juga: Github: Pengertian, Fungsi, Fitur, dan Cara Menggunakannya
Post a Comment