Terusan Suez: Pengertian, Sejarah, dan Cara Kerjanya
Suez Canal |
Pengertian Terusan Suez
Terusan Suez (Suez Canal) adalah jalur transportasi laut yang menghubungkan laut Mediterania dengan laut Merah, membelah benua Afrika dan Asia. Terusan Suez merupakan terusan kapal sepanjang 163 km menghubungkan Pelabuhan Said (BÅ«r Sa'Ä«d) di Laut Tengah dengan Suez (al-Suways) di Laut Merah. Terusan Suez berada di Mesir dan membentang dari utara hingga selatan melintasi Tanah Genting (Isthmus) Suez. Meski begitu, Terusan Suez tidak mengambil rute melintasi tanah genting melainkan menggunakan beberapa danau dari utara ke selatan yakni Danau Manzala, Danau Timsah, Great Bitter Lake, dan Little Bitter Lake.
Terusan ini memungkinkan transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika. Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah.
Sejarah Terusan Suez
Pembangunan Terusan Suez digagas oleh Linant de Bellefonds sekitar tahun 1830-an. Linant merupakan seorang penjelajah sekaligus insinyur dari Prancis. Ia yang menemukan bahwa Laut Merah dan Laut Tengah mempunyai ketinggian sama setelah melakukan survei di Isthmus of Suez. Isthmus of Suez ini merupakan sebidang tanah yang berada di antara Laut Merah dan Laut Mediterania, yang menjadi batas antara benua Asia dan Afrika.Pada akhir abad 18 M, Napoleon Bonaparte mencoba mengkaji sisa-sisa kanal dari peradaban kuno. Kemudian pada tahun 1854, proses pembangunan terusan di antara Laut Merah dan Laut Tengah dilakukan oleh Ferdinand de Lesseps. Ferdinand de Lesseps ini pun lalu mengumpulkan para insinyur dari berbagai negara untuk proses pembangunan Terusan Suez yang mana proyeknya dimulai tahun 1859.
Setelah memakan waktu yang panjang untuk membangun terusan Suez, akhirnya pada Terusan Suez ini pun resmi dibuka pada tanggal 17 November 1869. Terusan ini terdiri dari dua bagian, utara dan selatan Danau Great Bitter, menghubungkan Laut Tengah ke Teluk Suez.
Saat Mesir dipimpin Presiden Gamal Abdul Nasir terusan Suez pada tanggal 26 Juli 1956 dinasionalisasi pihak Mesir. Hal ini memicu terjadinya krisis Suez karena Prancis tidak terima Suez dikuasai Mesir. Pada tanggal 29 Oktober 1956 terjadi serangan gabungan dari Israel, pasukan Inggris dan Prancis di Mesir. Melalui intervensi dari PBB, Amerika Serikat dan Uni Soviet konfrontasi tersebut dapat berakhir relatif cepat, dan kampanye perang pada 22 Desember 1956 kembali dievakuasi.
Dalam Perang Enam Hari mendorong Israel pada tanggal 9 Juni 1967 kembali menguasai Suez. Terusan Suez tetap tertutup untuk pengiriman dari Mesir dan menempatkan di perbatasan antara Mesir dan Israel. Israel mendirikan sebuah garis pertahanan, yaitu garis Bar-Lev dan mengusai Semenanjung Sinai.
Dalam Perang Yom Kippur, pada tanggal 6 Oktober 1973 Suez berhasil dikuasai oleh pasukan Mesir. Tetapi pada akhirnya Israel juga berhasil memukul mundur Mesir dalam serangan balasan pada 16 Oktober 1973, Israel menyeberangi Suez dengan membuat sebuah jembatan di atas kanal.
Pada akhir perang Yom Kippur meski Mesir kalah secara militer tetapi menang secara diplomatik sehingga seluruh saluran Suez dan Semenanjung Sinai kembali di bawah kendali Mesir. Setelah sempat ditutup sementara akhirnya terusan Suez kemudian dibuka untuk umum lagi pada tahun 1975.
Cara Kerja Terusan Suez
Cara Kerja Terusan Suez |
Cara kerja pada Terusan Suez sangat mengandalkan kondisi pasang surut permukaan air laut yang berada di masing-masing sisi, yakni Pelabuhan Alexandria yang berada di Laut Mediterania dan Pelabuhan Said di Laut Merah.
Sehingga jika kondisi permukaan laut sedang dalam kondisi pasang, tidak masalah berapa banyak kapal besar yang melintasi Terusan Suez. Justru sebaliknya jika dalam kondisi surut, Terusan Suez hanya dapat dilalui oleh kapal-kapal berukuran kecil atau bahkan tidak dapat dilewati oleh kapal tergantung seberapa banyak surut permukaan air laut.
Jarak dan Biaya
Dahulu sebelum Terusan Suez dibangun, kapal-kapal dari Teluk Persia yang ingin berlayar ke Eropa Utara atau sebaliknya harus berlayar selama sekitar 24 hari dengan jarak tempuh mencapai 21.000 km mengitari benua Afrika.
Dan saat ini dengan adanya Terusan Suez tentu menyingkat waktu perjalanan kapal dari lokasi yang sama dengan waktu tempuh selama 14 hari. Hal ini disebabkan jarak pelayaran telah dipangkas menjadi sekitar 12.000 km saja.
Biaya yang dikeluarkan untuk melewati Terusan Suez tentu disesuaikan dengan jenis kapal, berat kapal, barang yang dibawa dan lainnya. Tentunya kapal-kapal yang melewati Terusan Suez sebagian besar merupakan kapal berukuran besar seperti kapal kargo, kapal pengangkut bahan bakar, dan lainnya.
Meskipun begitu dengan melewati Terusan Suez biaya perjalanan kapal menjadi lebih hemat sekitar 40% dibandingkan jika harus mengitari benua Afrika.
Cara Masuk
Kapal-kapal yang melewati Terusan Suez cukup sederhana. Jika persyaratan dokumen telah terpenuhi kapal dapat masuk melewati Terusan Suez dengan mengatur jarak antara kapal satu dengan kapal lainnya agar tidak terjadi tabrakan.
Dari berbagai sumber
Post a Comment