Tanah Masam: Pengertian, Karakteristik, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Tanah Masam (Asam) |
Pengertian Tanah Masam
Tanah masam (asam) adalah tanah yang memiliki nilai pH kurang dari 5,5 baik terdapat pada tanah kering maupun tanah basah. Tanah masam merupakan tanah yang sedang mengalami krisis. Dengan kata lain, tanah ini dapat dikembalikan supaya menjadi jenis tanah yang normal dengan menggunakan upaya- upaya khusus.
Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen yang ada di dalam tanah. Jika kadar kepekatan ion hidrogen terlalu tinggi maka tanah akan bereaksi menjadi asam atau masam, sedangkan jika kepekatan ion hidrogen yang terdapat di dalam tanah terlalu rendah maka tanah akan bereaksi menjadi basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari ion H+.
Penyebab terjadinya tanah asam atau masam ini terjadi oleh beberapa hal seperti, berlebihnya pemberian pupuk anoraganik seperti Urea, Za dll, Curah hujan yang tinggi, seringnya tanah tergenang air dan kelebihan unsur Fe ( Besi ), Al ( Almunium ) dan Cu ( Tembaga ).
Karakteristik Tanah Masam
Terdapat beberapa karakteristik dari tanah masam di antaranya,
1. Memiliki pH kurang dari 5.5
Karakteristik yang pasti ada dan paling utama dari tanah masam adalah memiliki pH yang rendah yaitu di kurang dari 5.5. pH sendiri merupakan tingkat keasaman, yang dimaksud di sini adalah tingkat keasaman pada tanah.
2. Memiliki daya simpan air yang sangat tinggi
Tanah masam memiliki karakteristik lain yaitu daya simpan air yang sangat tinggi. Jadi, tanah masam lebih tahan untuk menyimpan air daripada tanah yang memiliki pH normal. Apabila lebih tahan menyimpan air maka tanah ini lebih lembek daripada jenis tanah yang lainnya dan tentunya lebih lembap.
3. Memiliki daya isap air yang sangat tinggi
Karakteristik yang ketiga adalah memiliki daya isap air yang tinggi. Jadi tanah masam ini tidak mudah untuk membiarkan air menggenang di permukaan tanah terlalu lama. Tanah ini sangat mudah untuk menyerap air kemudian menyimpan di dalamnya.
4. Memiliki kapasitas penyangga basa yang sangat besar
Karakteristik selanjutnya dari tanah masam adalah tanah ini memiliki kapasitas penyangga basa yang sangat besar daripada jenis tanah yang lainnya.
5. Ada keracunan unsur Al, Mn, dan Fe pada tanaman
Tanaman yang ditanam di atas tanah masam diindikasikan mengalami keracunan AI, Mn dan juga Fe.
6. Memiliki kandungan N, P, K, Ca, Mo dan Mg yang sangat rendah
Tanah masam memiliki kandungan N, P, K, Ca , Mo dan juga Mg yang sangat rendah, lebih rendah darpada tanah yang memiliki pH normal.
7. Pengikatan unsur N dan kegiatan mikroba menurun
Pada tanah masam terdapat penurunan pada kegiatan mikroba maupun kemampuan pengikatan unsur N.
8. mg dan kapur dapat bertukar rendah
Magnesium dan juga kapur dapat bertukar rendah di tanah masam ini.
9. Terkadang disertai kekurangan unsur Cu dan S
Di tanah masam terkadang disertai juga kekurangan kandungan unsur- unsur Cu dan S.
Penyebab Tanah Masam
Penyebab tanah ber-pH rendah dan bereaksi masam adalah kurang tersedianya unsur Kalsium (CaO) dan unsur Magnesium (MgO). Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut ;
1. Tanah gambut selalu ber-pH rendah dan bereaksi masam, hal ini karena tanah gambut mengandung bahan organik sangat tinggi. Sehingga aktivitas dekomposisi bahan organik juga tinggi, di mana dalam proses tersebut selalu diiringi dengan hilangnya unsur Kalsium (CaO) yang ada didalam tanah.
2. Kelebihan unsur Al, Fe dan Cu. Unsur Aluminium (Al), Besi (Fe) dan Tembaga (Cu) dalam jumlah yang berlebih dapat mengakibatkan tanah bereaksi masam. Di daerah-daerah yang banyak mengandung unsur-unsur tersebut selalu dijumpai tanah masam, seperti daerah pertambangan nikel, besi dan tembaga.
3. Curah hujan yang tinggi. Pada daerah-daerah yang curah hujannya sangat tinggi tanah selalu bereaksi masam. Tingginya curah hujan dapat mengakibatkan terjadinya pencucian unsur hara di dalam tanah sehingga secara alami tanah akan menjadi masam.
4. Drainase yang kurang baik. Air yang selalu menggenang karena sistem drainase yang kurang baik dapat mengakibatkan tanah menjadi masam pada tanah rawa.
5. Pupuk pembentuk asam. Penggunaan pupuk pembentuk asam secara berlebihan dan terus-menerus dapat menyebabkan pH tanah menurun dan bereaksi masam. Beberapa jenis pupuk nitrogen seperti ZA, Urea, ZK, Amonium Sulfat dan Kcl berpengaruh terhadap menurunnya pH tanah.
Dampak Tanah Masam
Tumbuhan atau tanaman sebagian besar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal pada tanah yang ber-Ph netral. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang mampu hidup normal pada tanah masam. Senyawa pirit (ferit) merupakan sumber masalah pada tanah dengan pH rendah (Mensvoort dan Dent, 1998).
Jika tanah masam dikeringkan atau teroksidasi, maka senyawa pirit akan membentuk senyawa feri hidroksida (Fe(OH)3 sulfat SO42- dan ion hidrogen H+ sehingga tanah menjadi sangat masam. Akibatnya kelarutan ion-ion Fe2+, Al3+ dan Mn2+ bertambah di dalam tanah dan dapat bersifat racun bagi tanaman.
Al dan Fe mengikat Fosfat dalam bentuk aluminium fosfat atau besi fosfat sehingga ketersediaan fosfat didalam tanah berkurang. Menurut Putu dan Widjaya-Adhi (1990), bila tanah masam kejenuhan basa menjadi rendah, akibatnya terjadi kekahatan unsur hara di dalam tanah. Akibat tanah masam dan dampak dari pH tanah yang rendah di antaranya,
1. Menyebabkan penurunan ketersediaan unsur hara bagi tanaman,
2. Meningkatkan dampak unsur beracun dalam tanah,
3. Penurunan produktivitas tanaman,
4. Mempengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis dengan tanaman seperti iksasi nitrogen oleh Rhizobium.
Cara Mengatasi dan Menetralkan pH Tanah Masam
Pada prinsipnya ada tiga kelompok cara penanganan masalah tanah masam yang berhubungan dengan pengelolaan kesuburan tanah dan pengendalian gulma di tingkat masyarakat, yaitu cara kimia, cara fisik-mekanik dan cara biologi. Masing-masing cara memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga dalam praktik ketiga cara tersebut seringkali diterapkan secara bersama-sama.
Cara kimia merupakan salah satu upaya pemecahan masalah kesuburan tanah dengan menggunakan bahan-bahan kimia buatan. Beberapa upaya yang sudah dikenal adalah pengapuran, pemupukan, dan penyemprotan herbisida.
1. Pengapuran
Pengapuran merupakan upaya pemberian bahan kapur ke dalam tanah masam dengan tujuan di antaranya,
a. Menaikkan pH tanah
Nilai pH tanah dinaikkan sampai pada tingkat mana Al tidak bersifat racun lagi bagi tanaman dan unsur hara tersedia dalam kondisi yang seimbang di dalam tanah. Peningkatan pH tanah yang terjadi sebagai akibat dari pemberian kapur, tidak dapat bertahan lama, karena tanah mempunyai sistem penyangga, yang menyebabkan pH akan kembali ke nilai semula setelah beberapa waktu berselang.
b. Meningkatkan KTK (Kapasitas Tukar Kation)
KTK meningkat sebagai akibat dari peningkatan pH tanah. Namun peningkatan KTK ini juga bersifat tidak tetap, karena sistem penyangga pH tanah tersebut di atas.
c. Menetralkan Al yang meracuni tanaman
Karena unsur Ca bersifat tidak mudah bergerak, maka kapur harus dibenamkan sampai mencapai kedalaman lapisan tanah yang mempunyai konsentrasi Al tinggi. Hal ini agak sulit dilakukan di lapangan, karena dibutuhkan tenaga dalam jumlah banyak dan menimbulkan masalah baru yaitu pemadatan tanah.
Alternatif lain adalah menambahkan dolomit (Ca, Mg(CO3)2) yang lebih mudah bergerak, sehingga mampu mencapai lapisan tanah bawah dan menetralkan Al. Pemberian kapur seperti ini memerlukan pertimbangan yang seksama mengingat pemberian Ca dan Mg akan mengganggu keseimbangan unsur hara yang lain.
Tanaman dapat tumbuh baik, jika terdapat nisbah Ca/Mg/K yang tepat di dalam tanah. Penambahan Ca atau Mg seringkali malah mengakibatkan tanaman menunjukkan gejala kekurangan K, walaupun jumlah K sebenarnya sudah cukup di dalam tanah. Masalah ini menjadi semakin sulit dipecahkan, jika pada awalnya sudah terjadi kahat unsur K pada tanah tersebut.
2. Penambahan Unsur Hara / Pemupukan
Pemupukan merupakan jalan termudah dan tercepat dalam menangani masalah kahat hara, namun bila kurang memperhatikan kaidah-kaidah pemupukan, pupuk yang diberikan juga akan hilang percuma. Pada saat ini sudah diketahui secara luas bahwa tanah-tanah pertanian di Indonesia terutama tanah masam kahat unsur nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Oleh karena itu petani biasanya memberikan pupuk N, P, K secara sendiri-sendiri atau kombinasi dari ketiganya.
Pupuk N mudah teroksidasi, sehingga cepat menguap atau tercuci sebelum tanaman menyerap seluruhnya. Pupuk P diperlukan dalam jumlah banyak karena selain untuk memenuhi kebutuhan tanaman juga untuk menutup kompleks pertukaran mineral tanah agar selalu dapat tersedia dalam larutan tanah.
Pemupukan K atau unsur hara lain dalam bentuk kation, akan banyak yang hilang kalau diberikan sekaligus, karena tanah masam hanya mempunyai daya ikat kation yang sangat terbatas (nilai KTK tanah-tanah masam umumnya sangat rendah). Unsur hara yang diberikan dalam bentuk kation mudah sekali tercuci.
3. Penyemprotan Herbisida
Tumbuhan pengganggu atau gulma yang tumbuh dalam lahan yang ditanami menyebabkan kerugian karena mengambil unsur hara dan air yang seharusnya dapat digunakan oleh tanaman. Oleh karena itu keberadaan dan pertumbuhan gulma harus ditekan.
Cara kimia juga dipergunakan untuk menekan pertumbuhan gulma yang banyak ditemukan pada tanah masam seperti alang-alang, yakni dengan memakai herbisida. Pemakaian herbisida harus dilakukan secara tepat baik dalam hal jumlah (dosis), waktu dan penempatannya, demikian pula harus disesuaikan antara macam herbisida dengan gulma yang akan diberantas.
Penggunaan herbisida yang berlebihan dapat menyebabkan bahaya keracunan pada si pemakai dan pada produk pertanian yang dihasilkan serta pencemaran lingkungan.
4. Pemberian Mikrorganisme Pengurai
Terdapatnya bahan organik yang belum terurai juga akan menyumbangkan tingkat keasaman tanah, peristiwa ini sering terlihat pada tanah-tanah sawah yang terlalu cepat pengerjaannya. Pemberian mikroorganisme pengurai akan mempercepat dekomposisi bahan organik dalam tanah sehingga akan membantu ketersediaan dan keseimbangan unsur hara. Selain itu perombakan bahan organik juga akan menyeimbangkan KTK tanah.
5. Pemberian Pupuk Phospat
Kekahatan P merupakan salah satu kendala utama bagi kesuburan tanah masam. Tanah ini memerlukan P dengan takaran tinggi untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Untuk mengatasi kendala kekahatan P umumnya menggunakan pupuk P yang mudah larut seperti TSP, SP-36, SSP, DAP.
Pupuk tersebut mudah larut dalam air sehingga sebagian besar P akan segera difiksasi oleh Al dan Fe yang terdapat di dalam tanah dan P menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Fosfat alam dengan kandungan Ca setara CaO yang cukup tinggi (>40%) umumnya mempunyai reaktivitas tinggi sehingga sesuai digunakan pada tanah-tanah masam.
Sebaliknya, fosfat alam dengan kandungan sesquioksida tinggi (Al2O3 dan Fe2O3) tinggi kurang sesuai digunakan pada tanah-tanah masam.
Dari berbagai sumber
Post a Comment