Tanah Endapan: Pengertian, Sifat, Ciri, Faktor Pembentuk, Manfaat, dan Persebarannya
Tanah Endapan (Aluvial) |
Pengertian Tanah Endapan
Tanah endapan (aluvial) atau coluvial adalah jenis tanah yang terbentuk karena endapan. Daerah endapan terjadi di sungai, danau yang berada di dataran rendah, ataupun cekungan yang memungkinkan terjadinya endapan. Tanah aluvial memiliki manfaat di bidang pertanian salah satunya untuk mempermudah proses irigasi pada lahan pertanian.
Tanah aluvial tergolong sebagai tanah muda, yang terbentuk dari endapan halus di aliran sungai. Tanah aluvial dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian karena kandungan unsur hara yang relatif tinggi. Tanah aluvial memiliki struktur tanah yang pejal dan tergolong liat atau liat berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 50%.
Sifat Tanah Endapan
Terdapat dua sifat tanah endapan (aluvial) di antaranya,
1. Tingkat mineral yang cukup tinggi
Karena aluvial menyerap air secara intens, maka banyak juga mineral yang terserap oleh tanah jenis ini. Selain itu, jenis mineral yang terkandung juga bervariasi, mulai dari mineral makro seperti nitrogen dan fosfor, hingga mineral mikro seperti zat besi dan tembaga.
2. Tingkat PH yang berada di ambang batas aman
Secara umum, kadar PH dari sebagian besar area aluvial di Indonesia berkisar di angka 6. Akan tetapi, ada beberapa yang cenderung kecil dan bersifat asam. Hal ini karena tanah aluvial cenderung berada di dataran rendah sehingga kadar belerang dari gunung berapi sudah mulai berkurang. Maka dari itu, proses pengapuran diperlukan untuk menaikkan kadar PH dari tanah jenis ini.
Ciri Tanah Endapan
Jenis tanah aluvial memiliki beberapa ciri tanah endapan di antaranya,
1. Jenis tanah yang masih muda dan belum mengalami perkembangan
2. Jenis tanah yang berasal dari bahan induk aluvium
3. Memiliki tekstur yang beraneka ragam
4. Jenis tanah yang belum terbentuk struktur tanahnya
5. Memiliki konsistensi dalam keadaan basah lekat
6. Memiliki pH yang bermacam-macam
7. Memiliki tingkat kesuburan sedang hingga tinggi
8. Memiliki profil tanah yang belum jelas
9. Banyak mengandung pasir dan tanah liat
10. Tidak banyak mengandung unsur-unsur zat hara
11. Cocok untuk tanah pertanian
12. Memiliki tekstur yang kasar dan halus; dan
13. Persebarannya terdapat di dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai, dan daerah cekungan atau depresi.
Faktor Pembentuk Tanah Endapan
Adapun faktor-faktor yang membentuk tanah endapan atau aluvial di antaranya,
1. Proses erosi, pengangkutan, dan pengendapan membuat tanah menjadi beberapa golongan tertentu. Butir yang kasar diendapkan pada satu tempat dan butir yang halus di lain lokasi. Hal ini menghasilkan lapisan-lapisan yang seragam atau homogen.
2. Riwayat tegangan menentukan kelakuan tanah endapan karena tanah endapan kemudian terbagi menjadi dua golongan, yaitu tanah yang terkonsolidasi normal dan tanah yang terkonsolidasi berlebihan.
Tanah yang terkonsolidasi normal merupakan jenis tanah endapan yang belum pernah mengalami pengurangan tekanan di bagian atasnya. Sedangkan, tanah endapan yang terkonsolidasi berlebihan adalah jenis tanah endapan akibat dari tekanan yang jauh lebih tinggi daripada tekanan yang berlaku pada saat sekarang ini.
Manfaat Tanah Endapan
Adapun beberapa manfaat tanah aluvial di antaranya,
1. Mempermudah Proses Irigasi
Letak tanah ini yang berada di endapan sungai, sangat mempermudah petani dalam hal proses irigasi. Kelancaran irigasi juga bisa mempengaruhi hasil pertanian. Semakin banyak hasil pertanian, maka petani akan semakin diuntungkan.
2. Sebagai Lahan Bercocok Tanam
Tanah aluvial termasuk tanah yang masih muda. Ciri dari tanah muda adalah kandungan zat hara yang cukup banyak. Kandungan zat hara sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dan menyuburkan tanah.
3. Memberikan Cadangan Air Bagi Tanaman
Tanah endapan ini memiliki kemampuan menyerap air yang cukup bagus. Dengan begitu maka tanaman yang tumbuh di atasnya tidak akan kering karena memiliki cadangan air yang cukup banyak. Akar tanaman akan menyerap air yang ada di dalam tanah sehingga bisa tumbuh dengan baik meskipun pada musim kering.
4. Kemudahan Dalam Penggarapan Tanah
Jenis tanah yang mampu menyerap air dengan baik ini sangat cocok sebagai lahan pertanian karena mudah digarap. Kandungan air yang ada di tanah menjadikan tanah ini cukup empuk. Banyak petani yang lebih senang menggarap lahan pertanian di tanah aluvial karena prosesnya mudah dan cepat.
Jenis tanah aluvial memiliki banyak kelebihan sehingga sangat cocok dijadikan lahan pertanian. Tanah ini mengandung bahan organik cukup banyak yang menandakan banyaknya zat hara yang ada di dalamnya.
Pertumbuhan tanaman yang bagus selain dipengaruhi faktor luar seperti cahaya matahari dan pupuk, juga dipengaruhi oleh pangan pokoknya. Zat hara merupakan makanan utama bagi tanaman, dan zat hara ini bisa ditemukan pada tanah aluvial. Karena itulah tanah ini cukup subur jika dijadikan lahan pertanian untuk berbagai jenis tanaman.
Tidak semua tanah aluvial merupakan tanah yang subur. Memang tingkat kandungan zat hara sangat ditentukan oleh bahan utama penyebab endapan. Jika bahan utamanya adalah zat anorganik, tentunya kandungan zat haranya sedikit sehingga kurang bagus untuk lahan pertanian. Namun jika bahan utama endapan berupa zat organik yang mengandung banyak zat hara, tentunya tanah ini sangat cocok dijadikan lahan pertanian.
Sebaran Tanah Aluvial di Indonesia
Di Indonesia penyebaran area aluvial terbilang cukup merata. Dengan kata lain, hampir seluruh tanah di permukaan bumi Indonesia tergolong cukup subur. Di dataran tinggi, ada banyak sekali gunung berapi aktif yang meningkatkan kesuburan tanah. Di dataran rendah, ada tanah aluvial yang bisa memberikan nutrisi yang tepat untuk tanaman tumbuh subur.
Berikut persebaran aluvial yang cukup signifikan di wilayah Indonesia di antaranya,
1. Area aluvial yang pertama berada di sekitar sungai Bengawan Solo. Hingga saat ini, Bengawan Solo masih menjadi salah satu sungai terpanjang di Indonesia. Perlu digaris bawahi, area di sekitar sungai Bengawan Solo merupakan salah satu area aluvial terpanjang yang mencapai ratusan kilometer. Maka dari itu, jangan kaget ketika tahu bahwa Jawa Tengah dan Jawa Timur mempunyai potensi pertanian yang sangat bagus.
2. Di daerah Kalimantan, ada beberapa sungai besar yang sudah membuat area aluvialnya sendiri. Di Kalimantan Selatan ada daerah aluvial yang berasal dari aliran sungai Barito. Di Kalimantan Tengah, aliran sungai Kapuas juga membentuk area aluvial yang cukup panjang di bagian tengah Kalimantan. Tidak lupa pula ada sungai Mahakam di bagian timur Pulau Kalimantan.
3. Pulau Sumatera memang cukup luas, akan tetapi hanya ada dua area utama tanah aluvial yang bisa ditemukan di pulau ini. Yang pertama adalah di sekitar aliran sungai Musi di daerah Palembang dan aliran sungai Batanghari yang berada di Sumatera Barat.
4. Daerah aluvial terakhir berada di ujung timur Indonesia, yaitu di Irian Jaya. Sungai Mamberamo memang tidak setenar Bengawan Solo ataupun Batanghari. Akan tetapi, aliran sungai Mamberamo yang membentang di bagian barat Papua ini memiliki area aluvial lebih dari 500 km.
Dari seluruh pulau besar yang ada di Indonesia, hanya pulau Sulawesi yang tidak mempunyai area tanah aluvial yang signifikan. Dengan kata lain, pada dasarnya Indonesia kaya dengan aluvial yang menjadikan Indonesia daerah yang mempunyai potensi besar di bidang pertanian.
Dari berbagai sumber
Post a Comment