Seismometer: Pengertian, Sejarah, Cara Kerja, dan Macamnya

Table of Contents
Pengertian Seismometer
Seismometer

Pengertian Seismometer

Seismometer dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah alat untuk mengukur (merekam) getaran gempa bumi tentang kekuatan, lama, arah, dan jaraknya. Seismometer dari bahasa Yunani seismos (gempa bumi) dan metero (mengukur). demikian, seismometer adalah alat pengukur gempa bumi

Seismometer merupakan alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram. Seismometer mengukur gempa dengan 2 jenis pengukuran yaitu pengukuran besaran gempa dan pengukuran intensitas gempa.

Skala pengukuran yang digunakan pada besaran gempa adalah skala richter, sementara skala pengukuran yang digunakan pada intensitas gempa disebut skala mercali. Ada satu lagi skala pengukuran yang digunakan oleh negara Jepang yang sering mengalami gempa dan tsunami yaitu skala omori.

Dari ketiga skala tersebut, yang paling sering digunakan adalah skala richter. Skala ini diperoleh dar hasil pengamatan seismogram yang dihasilkan oleh seismometer.

Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram.

Sejarah Seismometer

Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada masa tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi.

Sementara, produksi seismogram pertama kali oleh seorang fisikawan dari Italia bernama Filippo Cecchi pada tahun 1875. Alat tersebut telah menggunakan pendulum untuk mengecek getaran. Alat itu juga menggunakan jarum logam yang ditempelkan pada sebuah massa yang tertutup.

Seiring berkembangnya waktu, jarum diganti dengan pulpen tinta sehingga bisa melihat ukuran getaran. Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut seismometer broadband.

Cara Kerja Seismometer

Untuk menggambarkan cara kerja seismometer kita dapat membayangkan sebuah beban yang tergantung pada kawat pegas. Pada beban tersebut dipasang pensil yang menempel pada gulungan kertas yang dapat berputar.

Bergeraknya beban dan kawat pegas bergantung pada pergerakan yang terjadi di permukaan bumi. Jika tidak ada getaran, maka pegas juga tidak akan bergerak. Pegas tersebut sangat sensitif terhadap setiap getaran.

Ketika terjadi gempa bumi, getaran yang terjadi adalah getaran vertikal. Pegas akan bergerak naik dan turun sehingga pensil pada beban menggoreskan garis- garis pada gulungan kertas yang berputar. Hal itulah yang disebut dengan mencatat getaran gempa, atau disebut dengan seismogram.

Sebuah seismometer sederhana sangat sensitif terhadap getaran yang terjadi di dalam lapisan tanah. Bahkan getaran atau pergerakan sekecil 1 / 10.000.000 cm saja dapat dideteksi oleh seismometer.

Seismometer yang digunakan sekarang sudah sangat canggih. Seismometer digital tidak lagi menggunakan pena tetapi pencatatan getaran sudah dilakukan dengan komputer. Seismometer modern sudah dapat merekam getaran dari segala arah.

Sumber getaran yang direkam juga berbagai macam, misalnya getaran buatan manusia seperti ledakan dinamit, gelombang laut yang menerjang pantai, dan bahkan pergerakan pohon yang tertiup angin laut juga dapat direkam.

Macam Seismometer

Ada berbagai macam seismometer, berdasarkan fungsinya seismometer dikelompokkan menjadi 2 yakni seismometer horizontal dan vertikal. Masing-masing seismometer mencatat gempa dengan arah mendatar dan vertikal.

Di Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) biasanya memasang kedua jenis seismometer ini dengan susunan satu seismometer horizontal dan dua pasang seismometer vertikal.

Pemasangan tersebut bertujuan untuk memprediksi dari arah sebelah mana gempa bumi terjadi gempa. Seismometer juga dapat mengetahui letak hiposentrum. Lokasi episentrum juga dapat diketahui menggunakan seismometer.

Selain kedua jenis seismometer tersebut, ada lagi jenis seismometer yang lain di antaranya,
1. Seismometer mekanik
Seismometer mekanik sudah dapat mencatat gempa horizontal maupun gempa vertikal. Gempa horizontal dicatat pada arah selatan atau utara, sedangkan gempa vertikal direkam pada posisi barat atau timur.

2. Seismometer digital
Seismometer digital lebih memudahkan para pengamat gempa. Alat ini sudah dilengkapi teknologi mutakhir seperti teknologi elektromagnetik dan spelgavanomeer. Data yang direkam oleh seismometer digital bisa langsung di transfer dengan cepat dan mudah. Selain itu, alat ini juga dilengkapi dengan layar atau display panel.

3. Teleseismometer
Seismometer ini dibuat dengan rentang frekuensi yang luas. Produsennya adalah Guralp Systems Ltd yang merupakan bagian dari Monterey Accelerated Research System.  Alat ini dapat mengukur kecepatan pergerakan tanah dengan sangat baik.

4. Seismometer strong motion
Jenis ini lebih dikenal dengan sebutan akselerograf. Seismometer ini dapat memberikan keberadaan posisi gempa dengan cepat. Seismometer strong motion tidak terlalu sensitif. Sesuai dengan namanya, seismometer ini mendeteksi gerakan atau getaran yang sangat kuat. Data yang diperoleh dari akselerograf berguna untuk mengetahui dampak gempa bumi terhadap struktur bangunan di sekitar daerah gempa.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment