Sedimentasi: Pengertian, Faktor Penyebab, Proses, Jenis, dan Cara Mengatasinya
Sedimentasi |
Pengertian Sedimentasi
Sedimentasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pengendapan atau hal mengendapkan benda padat karena pengaruh gaya berat. Lengkapnya, sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es atau gletser di suatu cekungan.
Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.
Material yang terbawa merupakan material yang berasal dari pengikisan atau pelapukan. Pelapukan ini bisa berasal dari pelapukan kimia, fisika, dan mekanik. Pengendapan yang berlangsung lama, akan membentuk batuan sedimen. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses sedimentasi.
Faktor-faktor Penyebab Sedimentasi
Sedimentasi atau pengendapan merupakan proses alam. Proses alam ini terjadi dalam waktu yang berulang- ulang. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya sedimentasi di antaranya,
1. Adanya material, seperti pasir, tanah atau debu yang akan menjadi bahan yang mengendap
2. Terdapat lingkungan pengendapan yang cocok baik di darat, laut dan transisi
3. Terjadinya pengangkutan sumber material atau transportasi yang dilakukan oleh air, angin dan juga es
4. Berlangsungnya pengendapan yang terjadi karena perbedaan arus dan juga gaya
5. Terjadinya replacement atau penggantian dan juga rekristalisasi atau perubahan material
6. Diagenesis yakni perubahan yang terjadi saat pengendapan berlangsung baik secra kimia atau pun secara fisika
7. Kompaksi, merupakan akibat dari adanya gaya yang berat dari material sedimen yang memaksa volume lapisan sedimennya menjadi berkurang
8. Lithifikasi, merupakan akibat dari adanya kompaksi yang terus menerus sehingga lama kelamaan sedimen akan mengeras.
Proses Sedimentasi
1. Proses Sedimentasi Secara Geologis. Pengendapan secara geologis adalah proses pengikisan tanah yang bergerak secara umum. Proses ini terjadi secara alami dan berada pada tingkatan egalisasi lapisan bumi sebagai dampak dari pelapukan.
2. Proses Sedimentasi Dipercepat. Pengendapan dipercepat adalah proses endapan secara geologis namun dalam waktu yang singkat. Proses pembentukan sedimen ini dapat mengganggu keseimbangan alam dan lingkungan karena terjadi akibat aktivitas manusia, misalnya kegiatan penambangan.
Jenis Sedimentasi
1. Sedimentasi Aquatis
Sedimentasi aquatis merupakan proses sedimentasi yang dilakukan oleh aliran air. Material- material hasil pengikisan atau pelapukan dibawa oleh aliran air dan ditempatkan ke tempat tertentu. karena berdasarkan pada aliran air, maka proses sedimentasi ini benar- benar mengandalkan kekuatan aliran air. Biasanya ketika arus atau aliran air kuat maka material akan terangkat dan akan ikut pindah menurut aliran air.
Namun ketika aliran air ini melemah, material- material yang dibawa akan mengendap di tempat tersebut. Sedimentasi aquatis dibedakan menjadi dua di antaranya,
a. Sedimentasi fluvial
Sedimentasi fluvial merupakan proses sedimentasi yang dilakukan oleh aliran air sungai. Karena menggunakan air sungai, maka keberadaan sedimentasi ini ada di sungai. Sedimentasi fluvial ini banyak terjadi di wilayah- wilayah sungai yang berada di dataran tinggi, hal ini karena air mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Sedimentasi fluvial ini biasanya akan menyebabkan pendangkalan di wilayah muara sungai.
Sedimentasi fluvial ini dibagi kembali menjadi 5 kelompok di antaranya,
a) Alluvial, yaitu sedimentasi yang terjadi pada sungai yang mengalami perubahan kekuatan arus secara cepat. Hal ini akan membuat materi yang terbawa akan mengendap secara tiba- tiba. dan karena perubahan arusnya yang cepat maka pengendapan material ini berbentuk kerucut. Alluvial ini biasa terjadi di daerah lereng pegunungan maupun di dasar lembahnya.
b) Meander, yakni sedimentasi yang terjadi pada sungai yang berkelok- kelok. Bahkan kelokan sungai ini terbentuk dari sedimentasi yang terjadi di tikungan- tikungan sungai. Di sungai jenis ini maka aliran sungai di tikungan sungai akan lemah daripada di sekitarnya. Hal ini menyebabkan sedimentasi terjadi di tikungan dan menyebabkan erosi tanah di luar lingkungannya. Hal ini akan membentuk kelokan atau lekukan yang indah pada sungai.
c) Dataran banjir, yaitu dataran yang berada di sebelah kanan dan juga sebelah kiri sungai. Dataran banjir juga disebut dengan floodplain. Sebelah kanan dan kiri sungai ini selalu mendapatkan material yang dibawa oleh arus, sehingga dalam jangka waktu yang lama sebelah kanan kiri sungai lebih tinggi.
d) Danau tapal kuda yang juga disebut dengan oxbow, yaitu sungai yang terputus sebagai akibat dari adanya pengendapan yang berlangsung secara terus menerus. Sungai ini mengapa disebut dengan danau tapal kuda karena bentuknya menyerupai tapal kuda. Pengendapan atau sedimentasi ini menyebabkan salah satu dari tikungan yang ada menjadi terputus dan menghasilkan sungai baru tersendiri.
e) Delta, yaitu tanah yang luas dan berada di sekitar muara sungai. Delta ini terbentuk dari hasil endapan material- material yang berlangsung terus- menerus dalam waktu yang cukup lama. Delta ini terdiri atas pasir, karena lumpur dan batuan tetap akan dibawa arus sungai hingga ke laut. Agar menjadi delta, dibutuhkan banyak material- material sedimen yang dibawa olah air.
b. Sedimentasi Marine
Sedimentasi marine merupakan proses sedimentasi atau pengendapan yang terjadi di laut, di mana material- material dipindahkan oleh kekuatan air laut. Sedimentasi marine ini terjadi sebagai akibat dari perubahan arus laut yang mengendapkan material- material ke dasar laut. Selain karena perubahan air laut, sedimentasi ini juga terjadi akibat adanya pasang surut air laut.
Ketika pasang, maka material akan terbawa dan ketika surut material- material tersebut tertinggal. Hal ini berlangsung berulang- ulang dalam jangka waktu yang lama. Karena berlangsung berulang- ulang maka lama- kelamaan terbentuklah pulau- pulau kecil atau dataran kecil. Sebagai akibat dari sedimentasi marine ini maka terciptalah beberapa bentukan yang berbeda- beda.
Bentukan- bentukan yang dapat tercipta antara lain sebagai berikut:
a) Spit, merupakan salah satu bentukan yang terjadi dari akibat sedimentasi marine. Spit merupakan dataran yang panjang dan berada di sekitar pantai. Dataran spit terbentuk sebagai akibat dari arus pantai yang membawa material endapan menuju ke laut. Material- material yang dibawa ini berupa pasir yang berada di pesisir pantai. spit ini bentuknya memanjang dan terus akan semakin memanjang sela terus terjadi arus laut yang membawa material- material untuk diendapkan.
b) Gosong, merupakan bentuk yang berupa dataran kecil yang berada di tengah- tengah laut. Sehingga kita dapat mengatakan gosong ini seperti pulau kecil yang berada di tengah laut. Gosong ini bisa terbentuk karena adanya perubahan arus laut yang terjadi secara tiba- tiba. gosong tidak seperti alluvial yang berbentuk kerucut, tetapi gosong ini berbentuk datar, rata dan juga lebar. Karena bentuk permukaannya rata dan lebar, maka gosong ini biasanya memiliki bentuk- bentuk yang sangat unik.
c) Tombolo, yaitu jembatan alami yang menghubungkan antara pulau besar dengan pulau kecil yang berada di dekatnya. Untuk proses terbentuknya, tombolo ini sama dengan spit. Keberadaan tombolo ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyeberang ke pulau kecil yang ada di tengah laut.
d) Nehrung, merupakan sebuah bukit pasir yang berada di sekitar pantai. untuk proses terbentuknya nehrung ini dari air laut yang menuju ke pantai membawa material- material yang kemudian mengendap di sekitar pantai.
e) Penghalang pantai, adalah sebuah bentukan sedimentasi marine yang berupa tanggul alami. Penghalang pantai ini sejatinya adalah terusan dari spit. Spit yang terus memanjang hingga mengitari bibir pantai inilah yang disebut dengan penghalang pantai atau tanggul alami di pantai.
2. Sedimentasi Aeris
Sedimentasi aeris merupakan sedimentasi di mana pengangkutan atau pemindahan materialnya dibantu oleh kekuatan angin. Angin akan membawa material- material dan ketika kekuatan angin tersebut melemah material yang dibawa tersebut akan jatuh. Jika hal ini terjadi secara berulang- ulang maka akan terjadi bentukan- bentukan tertentu. untuk jenis material, biasanya angin membawa material- material yang berupa tanah pasir.
Pasir yang terbawa dan juga jatuh ini akan membentuk sebuah gundukan yang disebut dengan bukit pasir. Gundukan pasir ini juga disebut dengan Sand Dune atau ada pula yang menyebutnya sebagai gumuk pasir. Gumuk pasir ini bisa kita lihat sebagai padang pasir yang ada di sekitar pantai.
Indonesia memiliki banyak pantai dan di sekitar pantai inilah biasanya kita dapat menjumpai bukit pasir atau gumuk pasir. Contoh gumuk pasir yang terkenal adalah di sekitar Pantai Prangtritis dan Parangkusumo, Yogyakarta. Apabila kita lihat dari tempat terjadinya, maka sedimentasi aeris ini termasuk dalam sedimentasi teristris yakni sedimentasi yang terjadi di daratan.
3. Sedimentasi Gletser
Sedimentasi gletser merupakan sedimentasi yang mana pengangkutan materialnya dilakukan oleh kekuatan gletser atau es. Sedimentasi glester ini juga dikenal dengan nama sedimentasi glasial. Sedimentasi gletser atau sedimentasi glasial ini terjadi karena adanya moraine. Moraine ini merupakan batu kerikil, pasir dan juga materi- materi lain yang dibawa oleh gletser atau es yang mengendap. Sama halnya seperti air, gletser atau es ini juga mengalir dari tempat tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah.
Hal ini akan menyebabkan terjadinya pengendapan di ujung gletser yang menyebabkan perubahan bentuk gletser dari bentuk V menjadi bentuk U. sedimentasi glasial atau sedimentasi yang terjadi di gletser ini menyebabkan terjadinya bentukan yang berbeda- beda. Beberapa bentukan yang disebabkan oleh sedimentasi gletser di antaranya,
a. Oscar, merupakan bentukan sedimen gletser yang berupa punggung yang sempit dan juga panjang.
b. Kame, yakni salah satu bentukan dari pengendapan atau sedimentasi glester yang berupa dataran tinggi.
c. Drumlin, merupakan bentukan yang dihasilkan dari pengendapan atau proses sedimentasi yang berbentuk bukit kecil.
d. Till plain, merupakan bentukan sedimen akibat pengendapan karena gletser yang berbentuk dataran.
Cara Mengatasi Sedimentasi
Dalam upaya mengatasi pengendapan yang dapat menyebabkan gangguan aliran air, seperti pendangkalan sungai yang bisa menyebabkan banjir. Maka harus diawali dengan mencari sumber penyebab terjadinya endapan. Langkah yang dapat diambil untuk mencegah sedimentasi di antaranya,
1. Menanggulangi Erosi Permukaan
a. Menanam vegetasi atau tumbuhan untuk mencegah kerusakan dan memperbaiki tanaman penutup permukaan, sehingga erosi permukaan dapat ditekan. Misalnya dengan cara reboisasi dan penghijauan, pembuatan pagar hidup, mencegah kebakaran hutan, menjaga humus tanah, melestarikan daerah aliran sungai, dan lain sebagainya
b. Pembuatan konstruksi untuk mencegah erosi dapat dilakukan dengan tujuan memperlambat aliran air. Caranya adalah memperkecil kemiringan atau lereng dengan membuat terasering serta pembuatan pematang sejajar gari kontur dan saluran air.
2. Mengendalikan Material Sedimen. Angkutan sedimen sangat berpengaruh terhadap perubahan morfologi sungai. Pengendalian material sedimen adalah usaha agar endapan dapat terbawa aliran air hingga tempat tertentu yang tidak menimbulkan kerugian, dengan cara di antaranya,
a. Bottom control structure untuk mengatur kemiringan dasar sungai, sehingga aliran masih mampu membawa sedimen tanpa mengikis alur sungai.
b. Pembuatan penahan sedimen.
c. Pembuatan ground sill.
d. Pembuatan sabo dam.
e. Pembuatan kantong-kantong lumpur.
3. Pengendalian Sedimentasi. Upaya ini dilakukan agar pengendapan yang terjadi ditempatkan pada lokasi-lokasi tertentu. Caranya dengan membuat kantong lumpur di waduk (reservoir), pembangunan tempat endapan di aliran sungai, penambangan bahan galian C, serta pengerukan endapan.
Dari berbagai sumber
Post a Comment