Pelapukan Kimia: Pengertian, Faktor yang Mempengaruhi, Jenis, dan Bentuk Topografinya
Pelapukan Kimia |
Pengertian Pelapukan Kimia
Pelapukan kimiawi merupakan pelapukan yang menghancurkan masa batuan yang disertai perubahan struktur kimiawinya. Unsur yang berperan penting dalam proses pelapukan kimia adalah air. Air sebagai media yang mentransport berbagai unsur lain yang ada di atmosfer ke dalam mineral penyusun batuan.
Mineral batuan yang diubah oleh air akan bereaksi dengan udara (Oksigen dan Karbondioksida), sehingga mineralnya berubah menjadi larutan, lalu terdapat bagian unsur mineral yang dapat bergabung dan menyatu dengan unsur-unsur lain sehingga membentuk pengkristalan mineral baru.
Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari kondisi cuaca, komposisi mineral, ukuran butiran batuan yang mengalami proses pelapukan. Keadaan curah hujan dan temperatur suhu pada suatu daerah juga akan mempengaruhi pelapukan.
Faktor yang Mempengaruhi Pelapukan Kimia
1. Komposisi batuan. Komposisi batuan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pelapukan kimia. Ada mineral yang mudah untuk bereaksi dengan air, oksigen dan juga gas asam arang akan lebih cepat lapuk daripada mineral yang sulit bereaksi dengan air, oksigen dan gas asam arang.
2. Iklim. Faktor kedua yang mempengaruhi pelapukan kimia adalah adanya iklim basah dan juga panas. Misalnya iklim hujan tropis akan mempercepat proses reaksi kimia, sehingga batuan menjadi cepat lapuk.
3. Ukuran batuan. Ukuran batuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pelapukan kimia. Adapun semakin kecil ukuran batuan, makin intensif pula reaksi kimia pada batuan tersebut dan akan semakin cepat pula pelapukannya.
4. Vegetasi dan binatang. Dalam kehidupannya, vegetasi dan binatang akan menghasilkan asam- asam tertentu, oksigen dan gas asam arang sehingga mudah bereaksi dengan batuan. Hal ini berarti vegetasi dan binatang ikut mempercepat proses pelapukan batuan yang ada di sekitarnya.
Jenis Pelapukan Kimia
1. Hidrolisis
Merupakan pelapukan di mana prosesnya mempengaruhi mineral dalam batuan. Air menjadi unsur yang menyebabkan proses penghancuran batuan, di mana air yang terionisasi lalu bereaksi dengan mineral dalam batuan, seperti batu kerikil menyerap air ke dalam struktur kimianya.
Terdapat batu kerikil / kecil jika menyerap air dengan kadar yang tinggi lalu terionisasi di dalamnya batu tersebut akan melunak dan mudah mengalami penghancuran.
2. Karbonasi
Umumnya disebabkan oleh asam karbonat yang terdapat di dalam air lalu bereaksi terhadap batuan sehingga silikat / sifat keras batu menurun dan mudah mengalami penghancuran. Sifat asam ini efektif untuk menurunkan sifat keras pada batu terutama kandungan kapur.
3. Oksidasi
Merupakan reaksi Oksigen dengan material kimia yang terdapat dalam benda seperti besi dan batu. Contohnya karat yang terjadi pada logam besi, hal tersebut merupakan reaksi oksidasi yang semakin lama besi tersebut akan hancur.
4. Hidrasi
Merupakan proses penambahan kandungan air pada mineral dalam batu sehingga dapat terbentuk mineral yang baru. Seperti kandungan Kristal pada batuan yang menyerap air secara berlebih sehingga melunak dan menyebabkan penghancuran.
5. Pelarutan
Merupakan proses pelarutan seperti pada mineral yang mudah larut, misalnya mineral Kalsit ( CaCO3 ), dan Dolomit ( CaMg (CO3)2 ) terdapat dalam beberapa jenis batuan yang mudah larut oleh air hujan, selama proses pelapukan akan membentuk komposisi mineral baru.
Bentuk Topografi Hasil Pelapukan Kimia
Bentukan topografi hasil pelapukan kimia dibedakan menjadi berikut di antaranya,
1. Hasil dari Differensial Weathering, terjadi karena tingkat resistensi batuan yang tidak sama, batuan resistensi lebih sulit lapuk, sementara yang tidak resistensi berupa torehan- torehan. Sebagai contoh adalah pinnacle atau pilar- pilar batuan keras.
2. Tor, merupakan batu- batu bundar hasil pengelupasan yang masih melihat pada batuan dasar.
3. Core stone, yakni seperti tor, tidak melihat pada dasar karena pelapukan terjadi di bawah permukaan.
4. Exofoiation dome, yakni bukit atau kubah yang permukaannya terkelupas.
5. Spheriodally wethered bouder, yakni batu- batu yang agak membulat karena adanya pelapukan fisik dan kimiawi yang intensif pada sudut- sudut batuan.
6. Talus yakni timbunan ruing sebagai hasil pelapukan di kaki lereng yang terjal. Hasil dari timbunan ini pada umumnya membentuk kerucut sehingga disebut Taluscone.
7. Pit hole, yakni lubang- lubang kecil pada batuan, bekas mineral yang lapuk.
Dari berbagai sumber
Post a Comment