Lipatan Miring: Pengertian, Unsur Geometri, dan Proses Pembentukannya
Lipatan Miring |
Pengertian Lipatan Miring
Lipatan miring (asymmetric folds) adalah suatu gelombang pada lapisan tanah yang terjadi karena bertemunya dua kekuatan yang tidak seimbang pada tiap sisinya sehingga membentuk lipatan dengan sumbu antiklinalnya sedikit miring. Lipatan miring merupakan suatu jenis lipatan yang mempunyai garis sumbu tidak simetris sehingga membentuk sudut.
Unsur Geometri Lipatan Miring
Lipatan miring tersusun dari beberapa unsur geometri di antaranya,
1. Antiklinal atau disebut juga dengan istilah punggung lipatan, yakni bagian dari lipatan yang mempunyai bentuk cembung (convex) yang mengarah ke atas. Unsur ini memiliki dua sayap dengan arah kemiringan yang saling menjauh dan saling berlawanan. Bagian tengah dari suatu antiklinal disebut dengan inti antiklinal.
2. Sinklinal atau disebut juga dengan istilah lembah lipatan, merupakan bagian lipatan yang mempunyai bentuk cekung (concave) mengarah ke atas. Siklinal memiliki dua sayap dengan arah kemiringan yang saling mendekat. Pada bagian tengah dari sinklinal terdapat inti sinklinal.
3. Limb atau sayap, ialah bidang miring yang membangun struktur sinklinal atau antiklinal. Limb juga dapat diartikan sebagai bagian dari lipatan yang posisinya menurun mulai dari lengkungan maksimal sebuah antiklinal sampai lengkungan maksimal suatu sinklinal. Limb memiliki bentuk yang panjang dari axial plane pada suatu lipatan ke axial plane pada lipatan lainnya. Terdapat dua jenis limb yakni back limb yakni sayap yang landai dan fore limb yaitu sayap yang curam pada lipatan simetris.
4. Axial plane ialah suatu bidang yang memotong puncak suatu lipatan. Karena perpotongan tersebut maka bagian samping dari suatu lipatan menjadi kurang simetris.
5. Axial surface atau hinge surface, merupakan bidang imajiner yang mana terdapat semua axial line dari suatu lipatan.
6. Crest adalah suatu garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi dari sebuah lipatan pada satu bidang yang sama. Crest mempunyai sebutan lain yakni hinge line Garis ini mempunyai letak pada bagian tertinggi dari sebuah lipatan. Crest terbentuk pada crestal plane. Crestal plane ini merupakan suatu bidang pada lipatan.
7. Through ialah suatu garis yang menghubungkan titik-titik paling rendah dari bidang yang sama. Through merupakan kebalikan dari crest. Garis ini teretak pada bagian paling rendah dari sebuah lipatan. Through terbentuk pada suatu bidang pada lipatan yang disebut dengan trough line.
8. Pluge merupakan sebuah sudut yang terbentuk karena adanya pertemuan poros dengan garis horizantal pada suatu bidang vertikal.
9. Inflection point ialah suatu titik yang mana terjadi perubahan pada sebuah lengkungan yang masih termasuk bagian dari limb.
10. Wavelenght atau disebut juga dengan half, merupakan jarak antara dua buah inflection point.
11. Core merupakan bagian dari sebuah lipatan yang posisinya berada disekitar sumbu lipatan.
12. Depresion adalah daerah paling rendah dari puncak sebuah lipatan.
13. Culmination adalah daerah paling tinggi dari puncak sebuah lipatan.
14. Crystal line merupakan suatu garis imajiner yang berada pada setiap permukaan suatu antiklinal.
15. Crystal surface yaitu suatu bidang imajiner yang menjadi tempat semua crystal line dari suatu antiklinal.
16. Rake merupakan suatu sudut yang berada di antara hinge line atau axial line.
Proses Pembentukan Lipatan Miring
Berikut proses terbentuknya lipatan miring di antaranya,
1. Terbentuk lipatan disebabkan oleh adanya peristiwa dislokasi, yaitu pergeseran letak lapisan tanah atau perpindahan lempeng bumi. Pergeseran lempeng tersebut mengakibatkan adanya dorongan pada lapisan kulit bumi secara horizontal.
2. Lapisan kulit bumi akan terdorong pada salah satu tepi lapisan mau pun pada kedua tepi lapisan. Pada awalnya, dorongan atau tekanan secara horizontal tersebut akan membentuk lipatan tegak lurus, atau lipatan yang mempunyai garis sumbu simetris.
3. Setelah terbentuk lipatan tegak (simmetric folds), tekanan atau dorongan yang terus- menerus bekerja akan mengubah lipatan tegak menjadi lipatan miring (asymmetric folds). Jika tekanan tersebut kembali mendesak terus- menerus, maka akan mengakibatkan terbentuknya lipatan lain yang sumbu lipatannya semakin datar.
4. Terbentuknya lipatan juga mempunyai hubungan dengan patahan. Lapisan tanah yang mendapat tekanan, pada awanya akan melipat membentuk antiklinal dan sinklinal. Jika tekanan terebut berlanjut kemudian melebihi batas elastisitas, maka perlipatan akan mulai tersesarkan dan membentuk patahan.
Dari berbagai sumber
Post a Comment