Kondensasi: Pengertian, Faktor yang Mempengaruhi, Proses, Jenis, Contoh, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Table of Contents
Pengertian Kondensasi
Kondensasi

Pengertian Kondensasi

Kondensasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun. Demikian, kondensasi (pengembunan) adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan.

Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat.

Kondensasi memainkan peranan yang penting di alam semesta, di mana kondensasi menjadi bagian penting dari siklus air, begitu pula perannya penting dalam industri. Proses kondensasi merupakan proses yang cukup kompleks, yang terjadi dalam banyak contoh kasus.

Kondensasi Menurut Para Ahli
1. Nieke Karnaningroem (1990), peristiwa Condensation adalah proses mengubah bentuk gas menjadi bentuk cair yang disebabkan oleh perbedaan suhu udara. Suhu kondensasi berubah sesuai dengan tekanan uap yang ada.
2. Triatmodjo (2008), Kondensasi adalah drainase air dari atmosfer di permukaan bumi, yang terdiri dari embun, salju, hujan es dan hujan. Condensation untuk daerah tropis, hujan memiliki peran atau fungsi yang besar. Ini bisa dilihat di mana hujan biasanya dianggap sebagai presipitasi.
3. Wibowo Dkk (2015), Condensation adalah peristiwa di mana air jatuh dari atmosfer ke permukaan bumi. Bentuk air yang jatuh bisa berupa salju, hujan, kabut ataupun embun.

Faktor yang Mempengaruhi Kondensasi

1. Ketika suhu berubah secara ekstrem dari panas menjadi dingin, akan menyebabkan pengembunan rentan terjadi.
2. Pada daerah yang mengalami penebangan hutan parah, akan lebih rentan mengalami pengembunan. Sebab lingkungan yaitu pepohonan yang menyerap uap air, tidak tersedia dengan cukup.
3. Penggunaan aspal di seluruh permukaan tanah, juga menjadi faktor terjadinya pengembunan maupun evaporasi. Karena cadangan air tanah tidak seimbang dengan penyerapannya, di mana hujan tidak lagi bisa terserap dengan baik oleh tanah.
4. Ruangan dengan desain tertutup, dan jarang terkena sinar matahari akan lebih rentan menjadi tempat terjadinya pengembunan. Karena perbedaan suhu di dalam ruangan, dengan luar ruangan sangat mencolok.
5. Pemilihan bahan yang digunakan sebagai pembuat jendela dan pintu kurang baik, sehingga menjadi tempat terjadinya pengembunan.

Proses Terjadinya Kondensasi

Kondensasi merupakan suatu peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Kondensasi bisa dibagi menjadi 2 jenis, yakni kondensasi eksterior dan kondensasi interior. Kondensasi eksterior berlangsung pada saat udara lembap menyentuh permukaan dingin seperti kaca.

Kondensasi akan terjadi apabila suhu permukaan tersebut berada di bawah titik embun udara (dew point). Titik embun udara sendiri merupakan suhu yang di mana uap air di udara yang mengembun menjadi air pada kecepatan yang sama seperti kecepatan air itu menguap, pada tekanan udara konstan.

Kondensasi seperti ini biasa tampak pada malam hari yang dingin diikuti dengan siang hari yang hangat. Di sisi lain, kondensasi interior bisa berlangsung pada saat kelembaban udara terlalu berlebihan dalam suatu ruang tertutup.

Kelembaban udara yang berlebihan ini biasa mengakibatkan pengembunan pada kaca jendela. Banyaknya pengembunan sama dengan banyaknya udara hangat dalam ruang. Semakin banyak udara hangat maka semakin banyak juga uap air yang dimiliki, sehingga semakin banyak pula pengembunan yang akan terjadi pada permukaan.

Jenis Kondensasi

Jenis kondensasi ada 3 di antaranya,
1. Kondensasi Homogen
Kondensasi homogen (homogenous) terjadi ketika uap didinginkan di bawah temperatur jenuhnya untuk menghasilkan droplet nucleation. Hal ini disebabkan oleh campuran dua aliran uap pada temperatur yang berbeda, pendinginan radiatif (memancar) pada campuran uap dan komponen uap yang tak terkondensasikan seperti pada pembentukan kabut (fog) di atmosfer, atau penurunan tekanan uap yang tiba-tiba.

2. Kondensasi Heterogenous
Pada kenyataannya, sebagian besar proses kondensasi adalah heterogenous, di mana droplet terbentuk dan muncul pada permukaan benda padat. Pendinginan uap yang cukup sangat dibutuhkan untuk memulai kondensasi ketika permukaannya halus dan kering.

Kondensasi heterogen dapat memicu terjadinya jenis kondensasi film atau dropwise seperti pada gambar berikut.

3. Kondensasi Film dan Dropwise
Kondensasi butiran (dropwise condensation) terjadi ketika cairan kondensat jatuh membasahi permukaan dan membentuk lapisan (film). Kondensat membentuk butiran di sepanjang permukaan. Kondensasi butiran merupakan jenis perpindahan kalor yang paling efisien karena laju perpindahan kalor kondensasinya jauh lebih besar dibandingkan kondensasi film.

Akumulasi dari butiran pada permukaan dapat memicu terbentuknya lapisan cairan (liquid film). Kondensasi film merupakan jenis kondensasi yang umum terjadi pada kebanyakan sistem. Kondensat, dalam bentuk butiran, membasahi permukaan dan jatuh bergabung membentuk lapisan cairan yang saling menyatu.

Lapisan cairan mengalir sebagai akibat gravitasi, gesekan uap, dan lain-lain. Kondensasi film paling banyak terjadi pada aplikasi keteknikan. Aliran cairan kondensat akan memunculkan fenomena seperti aliran laminer, aliran gelombang (wavy), transisi laminer-turbulen, dan butiran yang jatuh pada permukaan lapisan cairan.

Proses kondensasi film dan butiran keduanya termasuk kondensasi pada permukaan benda padat yang dingin. Pada kondensor, demikian pula heat exchanger, aliran fluida kondensasi dipisahkan dari aliran fluida pendingin dengan dinding pipa.

Namun pada beberapa aplikasi, dua aliran fluida tersebut mengalami kontak secara langsung (direct contact) seperti pada percikan cair dingin lanjut (subcooled liquid sprays).

Contoh Kondensasi

1. Embun di pagi hari saat kita melihat daun ataupun rumput yang basah padahal malam harinya tidak terjadi hujan
2. Titik-titik air atau embun yang muncul di dinding gelas jika gelas diisi air dingin .
3. Kondensasi dalam tenda terjadi karena adanya air yang berbentuk uap sebagai hasil dari proses pernafasan. Semakin sesak kondisi tenda, semakin parah pula kemungkinan kondensasi akan terjadi karena uap hasil pernafasan yang terjebak di dinding tenda
4. Terbentuknya titi-titik air melalui pengembunan dari uap air di awan. Titik-titik air ini kemudian akan turun dalam bentuk hujan.

Dampak Kondensasi

Pada umumnya Kondensasi ialah salah satu penyebab yang sangat besar untuk terjadinya korsleting, sebab dengan adanya kondensasi akan menciptakan embun air di dalam board unit yang bisa menyebabkan bad contact pada sebuah alat atau yang lebih parahnya mengakibatkan korsleting.

Oleh sebab itu, temperature yang disarankan guna suhu ruangan tempat pada alat medis terkadang kisaran 17 0C – 20 ˚C, bahkan untuk ruang kontrol panel pada suatu unit besar misalnya seperti CT Scan maupun MRI tentu membutuhkan pemantauan suhu khusus meskipun sudah dilengkapi menggunakan exhaust ruangan maupun cooler packet dalam unit.

Perpindahan suhu dengan terlalu drastis misalnya seperti dari suhu yang sangat dingin sekali, 16 ˚C menuju ke suhu ruangan yang jauh lebih panas misalnya seperti 23 ˚C kemungkinan terdapat embun air yang terjadi, yang dikarenakan hal tersebut.

Cara Mengatasi Kondensasi

Berikut cara mengatasi kondensasi di antaranya,
1. Bila bangunan lebih rendah atau sejajar dengan permukaan tanah sekitar, sebaiknya buat bangunan lebih tinggi. Tujuannya, untuk menjauhkan dinding dari air yang mungkin tergenang di permukaan tanah bawahnya.
2. Untuk sloof, kamar mandi, dan area basah lainnya, buatlah trasraam (dinding bata dengan perekat adukan kedap air).
3. Buatlah teritisan dengan lebar minimal 1,2m untuk mencegah kontak langsung air hujan dengan dinding.
4. Jika dinding lembap disebabkan oleh kebocoran pada saluran pembuangan air AC, segera perbaiki atau ganti pipa tersebut, dan lakukan pengecekan berkala pipa-pipa AC dan saluran air lainnya, sehingga kebocoran tak terulang lagi.
5. Gunakan exhaust fan untuk tempat-tempat yang berpotensi memiliki kelembapan tinggi, seperti dapur, kamar mandi, tempat cuci, dan ruang jemur.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment