Hujan Buatan: Pengertian, Syarat, Proses Terjadi, dan Dampaknya

Table of Contents
Pengertian Hujan Buatan
Hujan Buatan

Pengertian Hujan Buatan

Hujan buatan adalah salah satu dari jenis hujan yang dibuat oleh manusia. Hujan buatan merupakan suatu upaya untuk membuat percepatan proses fisika yang terjadi di awan demi terbentuknya hujan seperti pada umumnya.

Syarat utama untuk membuat hujan semacam ini adalah ketersediaan awan yang telah terbentuk secara alami. Awan tersebut juga harus mengandung cukup air untuk digunakan sebagai calon awan pembuat hujan buatan.

Tidak hanya awan, hujan semacam ini juga dipengaruhi oleh faktor kecepatan angin dan kondisi cuaca yang mendukung.

Syarat Hujan Buatan

Proses pembentukan hujan buatan tidak dapat dilakukan jika beberapa syarat berikut tidak terpenuhi di antaranya,
1. Sudah terbentuk awan cumulonimbus dengan ketebalan minimal 2 kilometer dengan kandungan air yang cukup.
2. Memiliki kelembaban udara minimal 70% dan juga kecepatan angin 8-20 knot
3. Awan berada di ketinggian 5.000 sampai 7.000 kaki di atas permukaan laut.

Proses Terjadinya Hujan Buatan

Proses Terjadinya Hujan Buatan ini terdiri dari beberapa tahapan di antaranya,
1. Hujan buatan dapat terjadi dengan menaburkan bahan-bahan kimia untuk mempengaruhi terjadinya awan yang disebut dengan zat glasiogenik, yaitu Argentium Iodida atau Perak Iodida.
2. Penaburan bahan-bahan kimia tersebut dilakukan pada ketinggian di antara 4000 hingga 7000 kaki dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti arah angin dan kecepatan angin yang akan membawa awan ke wilayah tempat terjadinya hujan buatan.
3. Penaburan bahan-bahan kimia ini juga harus dilakukan mulai pada saat pagi hari sekitar pukul 07.00 pagi, menimbang proses terjadinya awan yang terbentuk secara alami adalah pada saat pagi hari.
4. Selain bahan kimia berupa zat glasiogenik, ditaburkan pula zat kimia berupa zat higroskopis yang merupakan bahan kimia untuk menggabungkan butir-butir air di awan. Zat higroskopis tersebut berupa garam (NaCl), CaCl2 dan Urea. Zat tersebut yang digunakan dalam melakukan proses hujan buatan ini adalah yang berbentuk bubuk dengan diameter butiran antara 10-50 mikron.
5. Bahan-bahan kimia tersebut ditaburkan ke awan yang ada di langit dengan menggunakan pesawat terbang, kecuali Urea.
6. Setelah ditaburkan, bahan-bahan kimia tersebut akan mempengaruhi awan tersebut  untuk berkondensasi sehingga membentuk awan yang lebih besar dan mempercepat proses terjadinya hujan.
7. Beberapa jam setelah menaburkan bahan-bahan kimia yang mempengaruhi awan untuk berkondensasi tersebut, barulah bubuk urea ditaburkan. Bubuk Urea ini fungsinya sama, yaitu untuk membantu awan membentuk dan menggabungkan kelompok-kelompok awan kecil untuk membentuk jenis-jenis awan yang lebih besar dan berwarna abu-abu. Awan besar berwarna abu-abu inilah yang dinamakan dengan awan hujan.
8. Urea ini ditaburkan pada sekitar pukul 12.00 siang, menimbang bahwa pada saat tersebut sudah banyak kelompok-kelompok kecil awan yang terbentuk.
9. Setelah awan hujan terbentuk, larutan bahan kimia ditaburkan kembali ke awan tersebut. tetapi kali ini berbentuk larutan. Larutan bahan-bahan kimia tersebut memiliki komposisi air, urea dan amonium nitrat dengan perbandingan 4:3:1. Larutan ini berfungsi untuk mendorong awan hujan untuk membentuk butir-butir air yang lebih besar karena butir-butir air yang besarlah yang dapat menimbulkan hujan pada awan hujan.

Alternatif lain dalam menaburkan bahan kimia pembuat hujan tersebut selain menggunakan pesawat adalah dengan Ground Base Generator yang menaburkan bahan kimia dengan cara mengemas bahan-bahan kimia yang akan ditaburkan dalam bentuk flare yang dibakar di atas menara pada suatu ketinggian tertentu.

Proses yang berlangsung untuk membuat hujan buatan sama saja dengan yang menggunakan pesawat, hanya berbeda pada saat proses menaburkannya saja. Ground Base Generator ini memanfaatkan topografi dan jenis-jenis angin lembah yang berhembus ke atas pegunungan pada saat siang hari dengan mengikuti kemiringan permukaan gunung untuk proses penaburan. Ground Base Generator ini biasanya digunakan pada wilayah yang memiliki garis lintang menengah dan tinggi dengan suhu di bawah titik beku atau dengan kata lain di bawah 0°C.

Dampak Hujan Buatan

Bukan hanya berdampak positif bagi lingkungan, ternyata hujan semacam ini juga memiliki dampak negatif yang cukup merugikan.
Dampak Positif
Tak bisa dipungkiri, hujan buatan akan memberikan sejumlah keuntungan yang bermanfaat seperti halnya fungsi air hujan pada umumnya. Apalagi untuk wilayah yang sedang mengalami musim kemarau atau bencana kekeringan yang tidak mengalami hujan dalam jangka waktu lama. Manfaat hujan buatan di antaranya,
1. Mampu mengatasi kondisi kekurangan air di suatu wilayah yang sedang mengalami kekeringan.
2. Menjadi solusi terbaik untuk mengatasi masalah kabut asap akibat kebakaran hutan.
3. Bisa dimanfaatkan untuk memadamkan api pada kebakaran hutan dengan cakupan wilayah yang sangat luas dengan api tergolong besar.
4. Membantu mengisi air waduk atau segala jenis danau yang sering dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi, ketersediaan air bersih, hingga pembangkit listrik tenaga air.

Dampak Negatif
Meski memiliki banyak dampak positif bagi lingkungan, hujan buatan juga membawa dampak negatif yang cukup merugikan bagi makhluk hidup yang berada di sekitar wilayah guyuran hujan tersebut.
1. Hujan buatan terbuat dari campuran beberapa bahan kimia khusus yang justru berisiko memicu terjadinya hujan asam. Hujan asam adalah jenis hujan yang sangat berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup di sekitarnya.
2. Menyebabkan terjadinya pencemaran tanah. Sebab, proses penaburan garam dalam jumlah terlalu tinggi bisa menimbulkan hujan yang sifatnya asin. Bahkan, lapisan tanah yang terkena guyuran air hujan ini turut menjadi asin sehingga menyebabkan lahan pertanian rusak atau gagal panen.
3. Hujan buatan bisa menjadi penyebab utama terjadinya banjir, apabila hujan yang terjadi tidak tepat sasaran.
4. Menyebabkan terjadinya pemanasan global yang semakin parah di muka bumi.
5. Hujan buatan memengaruhi atau bahkan mengubah siklus hidrologi yang bisa membahayakan pasokan air tanah saat musim kemarau.
6. Menciptakan kerugian materi yang sangat besar, terutama jika hujan yang turun tidak sesuai dengan target awalnya. Kerugian ini bisa berupa materi yang dikeluarkan untuk melakukan proses hujan buatan dan juga dampak saat hujan salah sasaran tersebut mengguyur.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment