Gempa Megathrust: Pengertian, Zona, Karakteristik, Penyebab, Proses, Dampak, dan Fenomena Megathrust yang Pernah Terjadi

Table of Contents
Pengertian Gempa Megathrust
Gempa Bumi dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004

Pengertian Gempa Megathrust

Gempa Megathrust adalah gempa bumi berdorongan besar yang terjadi pada zona subduksi di batas lempeng konvergen destruktif, di mana satu lempeng tektonik tertekan di bawah lempeng yang lain. Istilah berdorongan besar sebenarnya tidak memiliki pengertian ketat, tapi lebih digunakan untuk merujuk kepada dorongan sesar yang sangat besar, biasanya terbentuk pada lempeng antarmuka sepanjang zona subduksi.

Gempa megathrust merupakan gempa bumi interlempeng yang paling kuat di planet ini, dengan besaran momen (Mw) yang dapat melebihi 9,0. Misalnya gempa bumi di Cile pada 1960 (M 9,5) dan di Alaska pada 1964 (M 9,2). Sejak tahun 1900, gempa bumi berkekuatan 9,0 atau yang lebih besar dianggap sebagai gempa bumi berdorongan besar.

Zona Gempa Megathrust

Di dalam bahasa Indonesia kita bisa menyebut zona Megathrust dengan zona Subduksi Selat Sunda. Zona Megathrust ini mencapai jangkauan yang cukup luas dan juga besar. Zona yang sering disebut dengan zona subduksi Selat Sunda ini merupakan zona yang bertanggung jawab untuk gempa bumi yang besar dan tsunami besar yang terjadi di seluruh belahan dunia. Menurut para ilmuwan, Zona Megathrust ini adalah salah satu zona yang paling aktif di dunia.

Zona Megathrust sendiri dibagi menjadi 3 zona besar yaitu Andaman Megathrust, Sumatra Megathrust, dan juga Java Megathrust. Zona ini sangat luas, memiliki luas atau jangkauan sekitar lebih dari 5.500 km yang dimulai dari utara Myanmar, ke barat daya di wilayah Sumatra, lalu bisa berlanjut ke selatan Jawa dan juga Bali, dan berakhir di negara Australia. Zona ini merupakan salah satu tempat pertemuan lempeng Eurasia yang ditabrak atau dihujam oleh lempeng Indo-Australia.

Karakteristik Gempa Megathrust

1. Skala gempa yang besar
Gempa yang satu ini banyak para ilmuwan yang menyebut sebagai raksasa, raksasa sendiri disebut karena gempa ini memiliki karakteristik yaitu memiliki skala yang cukup besar. Megathrust sendiri memiliki skala mulai dari 8,0 SR hingga lebih dari 9,0 SR. Bahkan Megathrust bisa mencapai 10 SR.

2. Bisa berpotensi Tsunami
Karakteristik kedua dari gempa yang satu ini adalah berpotensi untuk menyebabkan tsunami. Megathrust adalah salah satu zona paling aktif di dunia dan juga bertanggung jawab atas berbagai gempa dan tsunami besar. Skala ricthernya yang besar bisa menyebabkan beberapa potensi untuk tsunami.

Penyebab Gempa Megathrust

Gempa megathrust disebabkan karena kondisi pada lempeng yang saling mendorong satu lempeng dengan lempeng lainnya hingga terjadilah subduksi dan gempa. Hal tersebutlah yang menyebabkan lempeng satu bergerak naik dan lempeng lainnya bergerak turun. Selain itu penyebab gempa megathrust memiliki kekuatan yang besar karena terjadi di dataran dekat bumi dan pada lempeng yang dangkal.

Proses Terjadinya Gempa Megathrust

Proses terjadinya gempa megathrust dimulai dari penyebab gempa megathrust yang terjadi karena adanya gesekan secara vertikal dan horizontal pada lempengan. Lempengan yang ada di bumi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu lempeng benua dan lempeng samudera.

Di mana lempeng benua lebih tebal daripada lempeng samudera sehingga ketika lempeng samudera masuk ke dalam lembeng benua akan bertabrakan. Tabrakan antara lempeng samudera yang masuk ke dalam lempeng benua dapat menimbulkan getaran yang sangat kuat yang disebut dengan gempa megathrust.

Dampak Gempa Megathrust

1. Abrasi parah pada pantai
Dampak pertama dari Megathrust adalah bisa merusak bibir pantai atau pantai bisa mengalami abrasi secara parah. Megathrust ini skalanya sangat besar sehingga berpotensi merusak berbagai hal salah satunya adalah dengan abrasi pantai parah pada bibir pantai. Terutama jika ada tsunami yang disebabkan oleh Megathrust pasti akan terjadi abrasi pada pantai.

2. Bangunan roboh dan kerusakan parah
Karena gempa Megathrust ini merupakan gempa dengan SR atau skala yang besar, maka dampaknya akan banyak sekali ya. Salah satu dampak dari Megathrust ini adalah kerusakan parah pada infrastruktur dan juga bisa merobohkan bangunan besar yang berada di kota-kota.

Beberapa ahli mengatakan, terutama jika bangunan pencakar langit atau bangunan tinggi itu memiliki struktur bangunan yang tidak baik dan dibangun secara tidak spesifik maka bangunan itu bisa berpotensi miring dan terjadi kerusakan ketika terjadi gempa. Tidak hanya miring saja, ketika Megathrust terjadi maka bangunan besar itu bisa berpotensi mengalami ambles dan runtuh secara langsung.

3. Kerusakan pada infrastruktur kota
Jika  Megathrust terjadi, maka akan banyak sekali dampaknya bagi kita. Salah satunya adalah kerusakan parah pada infrastruktur kota, misalnya saja akan terjadi keretakan pada jalan raya, ambruknya beberapa jembatan dan juga infrastruktur lainnya. Megathrust ini memiliki dampak yaitu pada kerusakan infrastruktur yang besar.

4. Merenggut korban jiwa
Dampak terakhir yang bisa disebabkan oleh Megathrust adalah gempa ini bisa merenggut korban jiwa yang cukup banyak. Mengingat, gempa ini memiliki skala yang cukup besar dan cukup tinggi sehingga akan menimbulkan banyak sekali korban jiwa.

Tidak hanya korban luka-luka saja, karena Megathrust ini cukup berbahaya dan memiliki skala besar, dan terkadang sulit untuk di prediksi. Bisa merenggut banyak nyawa juga. Bahkan Megathrust ini pernah terjadi di sekitaran samudra Hindia dan menimbulkan Tsunami besar yang menewaskan lebih dari 230.000 korban jiwa.

Fenomena Gempa Megathrust yang Pernah Terjadi 

Gempa Bumi dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004
Gempa Bumi dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004

1. Gempa dan Tsunami Aceh 2004
Gempa dengan skala besar ini merupakan tsunami dan juga gempa paling dahsyat yang pernah dialami oleh Indonesia. Tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 lalu itu merupakan salah satu fenomena besar dari Megathrust gempa. Tsunami dan Gempa dahsyat ini dikategorikan ke dalam Megathrust karena memang berada di dalam zona Subduksi selat Sunda, untuk skalanya saja saat itu gempa terjadi pada rentang 9,1 SR hingga 9,3 SR.

Gempa yang termasuk ke dalam kategori Megathrust ini sangat besar hingga merenggut banyak sekali jiwa, tercatat sekitar 230.000 hingga 280.000 korban jiwa meninggal dalam fenomena ini. Ratusan ribu korban lain mengalami luka parah dan juga luka ringan. Dalam waktu sehari semalam, provinsi Aceh luluh lantah rata menjadi tanah. Setelah kejadian besar itu, rakyat Indonesia berduka karena kehilangan banyak masyarakat.

2. Gempa dan Tsunami Tohoku, Jepang 2011
Gempa yang terjadi di Tohoku Jepang ini bisa dibilang masuk ke dalam kategori Megathrust karena skalanya yang sangat besar. Gempa ini memiliki skala sebesar 8,4  SR pada awalnya dan berkembang menjadi getaran sebesar 9,0 SR. Gempa besar ini juga disertai dengan terjadinya Tsunami setinggi 10 meter.

Fenomena alam ini juga merenggut banyak nyawa, menurut catatan Japanese Police Agency, sekitar 15.269 orang tewas, 5.636 orang mengalami luka parah dan ringan, serta sekitar 8.526 orang dilaporkan hilang di beberapa daerah. Gempa dan Tsunami besar ini juga berdampak di beberapa negara salah satunya di Indonesia, terjadi tsunami setinggi 1 meter yang merenggut nyawa 1 orang dan juga beberapa tsunami atau gelombang lainnya di beberapa negara Asia dan Barat.

3. Gempa di Chile, 2012
Salah satu contoh fenomena dari Megathrust adalah gempa di Chile. Setahun setelah terjadinya gempa besar di Jepang. Chile juga mengalami gempa yang kita sebut sebagai Megathrust. Gempa di Chile ini memiliki kekuatan sekitar 8,2 SR hingga 8,8 SR.

Untuk gempa yang terjadi di Chile ini hanya merenggut korban yang sedikit dan beberapa kerusakan. Hal ini karena pemerintah Chile menerapkan struktur dan taraf bangunan sehingga semua rumah dan bangunan dibangun dengan kuat dan ketika gempa besar mengguncang sekalipun tidak akan ada yang sampai runtuh parah.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment