Bencana Alam Geologi: Pengertian dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Bencana Alam Geologi dan Contohnya
Bencana Alam Geologi

Pengertian Bencana Alam Geologi

Bencana Alam Geologi adalah semua peristiwa alam yang berkaitan dengan siklus-siklus geologi. Dengan kata lain, bencana alam geologi adalah bencana alam yang disebabkan oleh faktor-faktor geologi. Bencana alam geologi dapat dipicu oleh satu fenomena maupun peristiwa besar, atau kombinasi dari dua hingga lebih kekuatan alam maupun oleh buatan manusia yang bertindak bersama-sama untuk menghasilkan sebuah bencana.

Contoh Bencana Alam Geologi

Berikut beberapa contoh bencana alam akibat faktor geologi di antaranya,
1. Tanah Longsor
Longsor adalah jenis bencana alam geologi yang mencakup peristiwa massal akibat hujan deras, aliran pecahan batuan, lumpur, kegagalan lereng, dan masih banyak lagi. Meskipun tanah longsor lebih umum di daerah pegunungan dan perbukitan, tetapi mereka juga dapat terjadi di bawah air, pesisir, serta wilayah daratan.

Kombinasi banyak faktor ataupun hanya satu faktor dapat memicu terjadinya tanah longsor. Bencana tanah longsor sering disebabkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi, dan hujan lebat. Beberapa faktor pra-kondisional seperti tekanan air tanah, penggundulan hutan, erosi, dan lain-lain, juga dapat membuat permukaan tanah rentan terhadap longsor.

Salah satu contoh bencana tanah longsor yang mematikan yaitu di Uganda pada tahun 2010 yang menewaskan banyak orang, serta menyebabkan kehancuran properti.

2. Sinkhole
Sinkhole adalah lubang atau depresi yang terbentuk di tanah karena runtuhnya lapisan permukaan tanah. Lubang seperti ini paling sering terjadi di bentang alam karst. Di sini, air merembes di bawah tanah sering mengikis batu kapur yang melandasinya. Akibat perembesan ini, akan terjadi pelapukan kimia pada lapisan batuan tersebut, sehingga lapisan permukaan batuan akan runtuh dan meninggalkan lubang menganga di permukaan.

Sinkhole tidak hanya terbentuk di bentang alam karst. Sinkhole juga bisa terbentuk akibat aktivitas manusia. Sebagai contoh, ketika penambangan yang tidak berkelanjutan membuat tanah terlalu lemah untuk menopang struktur di permukaan. Pembentukan sinkholes yang tiba-tiba di sini bisa menjadi sangat mematikan.

Misalnya, 15 orang dilaporkan tewas selama bencana pembuangan laut Guatemala 2010. Peristiwa ini dipicu oleh hujan deras dan kegagalan infrastruktur dalam mengelola curah hujan tersebut.

3. Longsor Salju
Longsoran salju adalah bencana alam yang mematikan, di mana massa salju bergerak menuruni lereng gunung atau bukit dan mengubur semua yang ada di jalurnya. Longsoran ini dipicu oleh berbagai kekuatan alam, seperti hujan salju lebat, mencairnya salju karena radiasi matahari, gempa bumi, hujan air, dan lain-lain. Bencana semacam ini juga dapat disebabkan oleh kendaraan yang bergerak di atas salju, pemain ski, atau penyebab buatan lainnya.

Longsor pada kasus ini biasanya disebabkan di daerah di mana lempengan salju kohesif terletak di lapisan salju yang lebih lemah. Dalam kondisi seperti itu, pemicu kecil sudah cukup untuk membongkar lapisan atas dan menyebabkannya meluncurnya salju menuruni lereng karena pengaruh gaya gravitasi. Longsor salju di Pegunungan Alpen menewaskan sekitar 40.000 orang sipil dan 80.000 tentara selama Perang Dunia I.

4. Gunung Meletus
Letusan gunung berapi adalah salah satu bentuk bencana alam geologi yang paling mematikan. Peristiwa semacam itu dapat menyebabkan kematian dan penghancuran masal dalam berbagai cara. Pertama-tama, letusan itu sendiri dapat menyebabkan kerusakan karena material batuan yang terlempar dan jatuh ke permukaan bumi menimpa makhluk hidup. Kedua, aliran lahar di permukaan bumi juga akan membunuh setiap bentuk kehidupan yang dilewatinya karena suhu lahar yang sangat panas.

Abu vulkanik yang terlempar ke atmosfer saat bercampur dengan air dapat membentuk zat keras seperti beton yang dapat merusak atap bangunan. Aliran piroklastik dari lokasi letusan adalah pembunuh terbesar selama bencana alam ini terjadi. Tragedi Armero 1985 adalah salah satu bencana alam geologi terburuk akibat letusan gunung berapi dan menewaskan hampir 23.000 orang di kota Armero di Kolombia.

5. Gempa bumi
Gempa bumi sangat erat kaitannya dengan aktivitas tektonik yang berlangsung di permukaan bumi yang menyebabkan adanya jalur-jalur patahan yang rawan terjadi gempa. Masing-masing jalur patahan tersebut akan memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung tipe interaksi tektonik yang ada di daerah tersebut  (apakah terjadi tumpukan lempeng, lempeng-lempeng saling bersinggungan atau bergerak menjauh), sehingga juga mengakibatkan adanya perbedaan karakteristik gempa.

6. Tsunami
Tsunami umum terjadi pada tipe patahan yang memiliki lentingan vertikal (patahan naik), di mana bagian lempeng yang tertekan melenting ke atas saat terjadi perlepasan energi saat gempa (Patahan Horizontal/Transform tidak menyebabkan Tsunami). Hal ini umum terdapat pada daerah-daerah tepi benua di mana terjadi tabrakan lempeng samudera dengan lempeng benua, dalam hal ini lempeng samudera menyusup ke bawah lempeng benua (hal ini di sebut subduksi).

Daerah tepi benua tersebut menjadi bagian yang tertekan akibat tabrakan ini, sehingga pada waktunya, mungkin dalam siklus beberapa ratus tahun, akan terjadi pelepasan energi pada zona yang tertekan ini. Saat pelepasan energi  ini lah terjadi pelentingan tepi benua yang umum di sebut Megathrust dan memicu perhamburan air laut  dari dasar samudera menyebabkan gelombang besar (riak raksasa) yang  pada akhirnya dihempaskan ke daerah. Pelentingan ini juga menyebabkan munculnya karang-karang laut di permukaan (daratan bertambah akibat pengangkatan).

Sebagaimana pengalaman gempa bumi dan tsunami selama ini di wilayah Indonesia, pelepasan  energi gempa di sepanjang zona megathrust tidak menghasilkan MMI yang besar, artinya rambatan gelombang gempa tidak menimbulkan kerusakan yang berarti pada bangunan dan lingkungan, goncangan tidak besar namun berayun dalam waktu yang cukup lama, ayunan dapat dirasakan kuat hingga lemah tergantung jarak dari episentrum.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment