Awan Heksagonal: Pengertian, Fakta, dan Awan Heksagonal Di Saturnus
Awan Heksagonal |
Pengertian Awan Heksagonal
Awan heksagonal adalah awan yang berbentuk heksagonal atau segi enam jika dilihat dari satelit luar angkasa. Awan heksagonal ini mirip seperti rumah lebah yang berbentuk segi enam. Awan ini sangat berbahaya dan tidak boleh dilewati oleh pesawat apa pun. Awan heksagonal diyakini menjadi penyebab banyaknya kapal dan pesawat hilang saat melintasi kawasan Segitiga Bermuda.
Segitiga Bermuda terletak di antara Kepulauan Bermuda, San Juan – Puerto Rico dan Miami di Florida ini menjadi tempat yang paling dihindari oleh para pelaut dan awak pesawat. Para ahli menyelidiki penyebab hilangnya kapal dan pesawat saat melintasi kawasan Segitiga Bermuda.
Sebelum menarik kesimpulan jika awan heksagonal adalah penyebab hilangnya kapal dan pesawat, ada banyak faktor tentang misteri di Segitiga Bermuda seperti terdapat pusaran air yang sangat kuat hingga terdapat medan magnet yang sangat besar sehingga dapat menarik benda adapun yang sedang melintas.
Fakta Mengenai Awan Heksagonal
Setelah diselidiki ternyata di atas perairan Segitiga Bermuda tersebut terdapat kumpulan awan-awan aneh berbentuk heksagonal atau lebih dikenal dengan istilah “air bomb” atau bom udara yang memiliki kekuatan hingga 170 mph. Jika dilihat dari atas menggunakan satelit diketahui jika awan heksagonal tersebut memiliki lebar antara 20 sampai dengan 50 mil.
Awan heksagonal tersebut terbentuk akibat adanya semburan mikro atau microburst dan awan tersebut adalah ledakan udara. Ledakan tersebut kurang lebih menyebabkan badai sehingga sangat mudah untuk menenggelamkan kapal ataupun menarik pesawat yang sedang melintas di perairan Segitiga Bermuda.
Menurut seorang ahli meteorologi, Dr. Randy Cerveny mengatakan terdapat kesenjangan awan heksagonal di beberapa tempat, yakni sebelah ujung barat Segitiga Bermuda serta beberapa titik di Eropa Laut bagian utara yaitu sekitar 55 mil. Dia juga menjelaskan bahwa awan heksagonal tersebut adalah bom udara di mana udara turun pada bagian bawah awan kemudian dihentakan ke arah laut sehingga menimbulkan gelombang yang mirip dengan ombak berukuran besar sekitar 13 meter.
Penjelasan mengenai awan heksagonal di kawasan Segitiga Bermuda tersebut diyakini oleh para ahli, sebab angin dapat memompa air hingga kecepatan 273 km per jam. Dengan kecepatan tersebut kemungkinan besar kapal dan pesawat akan mudah hancur bahkan hilang ketika berada di daerah tersebut.
Meskipun begitu ada orang yang selamat saat melewati Segitiga Bermuda yaitu Bruce Gernon dan Cary Gordon Trantham. Bruce Gernon yang terbang dengan pesawat Beechcraff Bonanza A36 dari Bahama, ketika mendekati Pulau Bimini, Bruce melihat sebuah awan dengan puncak mencapai 18 km di atas permukaan laut dan terlihat seperti muncul dari permukaan bumi. Dia pikir dapat memutari awan tersebut namun awan berubah bentuk menjadi lengkungan sempurna setelah melewati sejauh 10 km.
Bruce mengatakan jika awan tersebut berbentuk mirip donat dengan diameter sekitar 48 km. Lain cerita dengan Cary yang menerbangkan pesawat dari Naval Air Station ke Ormond Beach. Dia diberi tahu untuk mengubah rute untuk menghindari badai dan saat berada di atas Naples Cary mulai kehilangan kendali pesawat.
Cary tidak dapat melihat batas langit dan laut karena gelap, kompas tidak berfungsi dan alat pengukur ketinggian terus berputar. Setelah berusaha menaikkan pesawatnya hingga 4000 kaki dari posisi awal dia berhasil berkomunikasi kembali dengan radio pengontrol dan dapat melihat cahaya lampu di bawahnya.
Awan Heksagonal Di Saturnus
Ternyata keberadaan awan heksagonal tidak hanya terdapat di atas perairan Segitiga Bermuda saja, namun juga terdapat di planet ke 6 di salam sistem tata surya kita yaitu Saturnus. Planet yang termasuk cincin planet ini memiliki awan heksagonal terbesar di dalam sistem tata surya dan pertama kali diketahui pada tahun 1980-an saat pesawat luar angkasa Cassini mengamati pergerakan planet Saturnus.
Awan heksagonal tersebut terlihat berada di bagian kutub utara dari Saturnus. Para ahli berkesimpulan jika awan heksagonal ini adalah badai yang sudah terjadi selama lebih dari 30 tahun. Dan yang paling mengejutkan bahwa luas awan tersebut mencapai seluas Bumi atau sekitar 32.000 km.
Ada banyak teori mengenai awan heksagonal, namun yang paling masuk akal yakni adanya badai angin dengan putaran sangat cepat hingga turbulensi dan membentuk heksagon di mana awan heksagon tersebut berputar dengan sangat cepat jika dibandingkan dengan daerah di sekelilingnya.
Para ahli juga meneliti penyebab terbentuknya awan heksagonal di Saturnus dengan melakukan simulasi komputer, seperti titik – titik segi enam yang berputar memiliki kecepatan yang sama dengan rotasi Saturnus serta terdapat aliran jet udara ke arah timur dengan kecepatan 360 km per jam. Ternyata gangguan dari aliran jet pada awan tingkat rendah membantu menjaga bentuk awan tetap heksagonal serta mengontrol tingkat segi enam melayang.
Sumber: https://ilmugeografi.com
Dari berbagai sumber
Post a Comment