Antroposfer: Pengertian, Sejarah, Aspek, Faktor, Perhitungan, dan Contohnya
Antroposfer |
Pengertian Antroposfer
Antroposfer adalah bagian dari cabang geografi yang mempelajari tentang dinamika atau pergerakan manusia beserta permasalahannya. Antroposfer berasal dari kata antrophos (manusia) dan sphaira (lapisan). Demikian, antroposfer adalah ilmu yang mempelajari tentang lapisan manusia yang tinggal di permukaan bumi.
Dinamika penduduk berisi tentang demografi. Ilmu demografi merupakan cabang lagi dari ilmu antroposfer yang berisi tentang fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Di sisi lain, penjelasan mengenai ilmu antroposfer berkaitan mengenai potensi dan permasalahan kemasyarakatan. Potensi tersebut berupa kajian sumber daya manusia dan permasalahan tersebut berupa ilmu demografi.
Antroposfer Menurut Para Ahli
1. Bagja Waluya, antroposfer adalah serangkaian bentuk kajian terkait dengan permasalahan pertumbuhan penduduk yang bisanya terdiri dari tingkat kelahiran, kematian, dan mobilitas yang terjadi di dalamnya, sehingga kondisi ini sangat mempengaruhi kualitas penduduk yang ada di suatu wilayah dan perwilayahan yang ada.
2. Encyclopedia Britannica (2015), antroposfer adalah salah satu bidang kajian geografi yang membahas mengenai dinamika atau pergerakan manusia beserta permasalahannya.
Sejarah Antroposfer
Dalam sejarah perkembangan Antroposfer, ia juga dikenal dengan sebutan teknosfer. Teknosfer merupakan bagian dari lingkungan yang diciptakan dan dikembangkan oleh manusia yang dipergunakan untuk mendukung aktivitas dan lingkungan hidup manusia itu sendiri.
Istilah Antroposfer pertama kali digunakan oleh seorang ilmuwan Austria yaitu Eduard Suess. Istilah ini pertama kali digunakan pada abad -19. konsep teknosfer sendiri diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh ahli geologi Duke University, Peter Haff.
Aspek Antroposfer
Dalam mempelajari cabang ilmu geografi berupa antroposfer akan ditemukan beberapa aspek di antaranya,
Populasi Penduduk
Penduduk merupakan sekumpulan orang yang tinggal dalam satu wilayah tertentu dalam waktu lama serta dapat memilih tinggal secara menetap atau sementara di wilayah tersebut. Populasi penduduk perhitungannya melalui sensus penduduk. Sensus penduduk proses perhitungan jumlah penduduk di suatu wilayah atau suatu negara yang dihitung dalam kurun waktu tertentu. Adapun sensus penduduk dibagi menjadi 2 di antaranya,
1. Sensus De Jure, adalah perhitungan jumlah jiwa yang dihitung berdasarkan masyarakat yang tinggal menetap. Masyarakat yang tinggal nomaden atau hanya tinggal sementara tidak diikut sertakan dalam perhitungan sensus de jure.
2. Sensus De Facto, adalah jenis sensus penduduk yang dilakukan dengan cara mendata penduduk secara keseluruhan berdasarkan data yang di lapangan. Sensus de facto mencatat keseluruhan warga tanpa memandang menetap atau tidaknya orang tersebut dalam suatu wilayah.
Jenis-jenis sensus penduduk yang dinamakan dengan sensus de jure dan sensus de facto dalam pelaksanaannya menggunakan 2 metode di antaranya,
1. Metode Householder, adalah metode sensus penduduk yang dilakukan dengan cara menyebar angket untuk diisi oleh penduduk sendiri. Metode householder biasanya cocok digunakan untuk ukuran negara maju yang angka pendidikan penduduknya tinggi.
2. Metode Canvaser, adalah metode pelaksanaan sensus penduduk dengan cara mewawancarai setiap keluarga. Metode canvaser dilakukan saat melakukan sensus penduduk di negara berkembang yang mana angka pendidikannya masih relatif rendah.
Faktor Antroposfer
Para ahli geografi mengemukakan tujuh faktor lingkungan alam yang mendasari kehidupan manusia. Faktor lingkungan alam tersebut akan memengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai kegiatan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan religi. Faktor-faktor antroposfer tersebut di antaranya,
1. Lokasi Geografis
Lokasi geografis dibedakan menjadi dua di antaranya,
a. Lokasi absolut, yaitu lokasi yang ditentukan oleh garis lintang dan garis bujur di permukaan bumi. Penentuannya secara matematis dan tidak dapat diubah, dan
b. Lokasi relatif, yaitu berkaitan dengan bentuk daratan atau perairan. Lokasi ini menyangkut keterjangkauan (assesibilitas) suatu daerah.
2. Topografi atau Relief
Daerah dengan topografi terlalu tinggi, terlalu miring, dan terlalu bergelombang, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi cenderung lebih sulit berkembang dibandingkan dengan daerah yang memiliki topografi relatif datar seperti di daerah dataran rendah.
Berbagai usaha pertanian di daerah yang mempunyai topografi kasar akan sulit berkembang, misalnya Swiss, Austria, Tibet, Nepal, serta kawasan di sepanjang Pegunungan Andes (Amerika Selatan).
Sebaliknya dataran rendah seperti Cina, tanah rendah di Inggris, dan kawasan prairie di Amerika Serikat mempunyai topografi yang baik untuk pertanian. Konfigurasi garis pantai juga merupakan jenis topografi yang berpengaruh pada kegiatan manusia, misal pantai berteluk-teluk (fyord) di Norwegia menguntungkan dalam usaha perikanan.
3. Struktur Geologis
Struktur geologis pada permukaan bumi memengaruhi geomorfologi suatu wilayah. Geomorfologi sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan penduduk yang ada di wilayah tersebut, khususnya kegiatan di bidang ekonomi.
4. Iklim
Iklim adalah faktor lingkungan yang sangat penting dalam memengaruhi kegiatan manusia. Kekayaan budaya banyak sekali dipengaruhi oleh iklim misalnya model pakaian, bentuk bangunan rumah, dan sistem pertanian.
5. Tanah
Tanah merupakan lapisan paling atas dari permukaan bumi. Tanah mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia di antaranya untuk tempat tinggal dan sebagai lahan untuk kegiatan bercocok tanam. Tanah sebagai salah satu sumber daya alam perlu dijaga kelestariannya.
6. Tumbuhan
Tumbuhan atau vegetasi, baik yang alami maupun vegetasi buatan sebagai hasil budi daya manusia bermanfaat di antaranya,
a. Sebagai sumber bahan makanan baik bagi manusia maupun binatang (khususnya binatang memamah biak)
b. Sebagai bahan dasar obat-obatan tradisional
c. Sebagai bahan dasar pembuatan kosmetika
d. Penghasil kayu untuk bahan industri, perumahan, sandang, kerajinan, dan sebagainya.
7. Hewan
Terdapat hubungan yang erat antara vegetasi dan hewan yang hidup secara alamiah maupun yang telah dibudidayakan manusia. Manusia memanfaatkan hewan untuk membantu pekerjaannya, sumber makanan, juga untuk rekreasi.
Namun ada pula hewan yang mengganggu kehidupan manusia, misal hewan yang mengganggu usaha pertanian seperti belalang, wereng, kumbang, tikus, dan sebagainya. Ada pula hewan yang menyebarkan penyakit, misalnya nyamuk, tikus, anjing, unggas, burung, dan sebagainya.
Perhitungan Antroposfer
Perhitungan Antroposfer tak hanya berdasarkan pada sensus penduduk saja. Terdapat beberapa unsur yang juga diperhitungkan dalam melakukan perhitungan Antroposfer di antaranya,
1. Fertilitas (Angka kelahiran)
Fertilitas merupakan tingkat kelahiran dalam suatu wilayah dan waktu tertentu. Umumnya, negara-negara berkembang seperti India dan Indonesia memiliki tingkat kelahiran yang tinggi disebabkan oleh jumlah perkawinan yang juga tinggi. Negara-negara maju biasanya memiliki fertilitas yang relatif rendah karena program pemerintah dan juga tingkat pendidikan yang sudah tinggi.
Cara perhitungan fertilitas adalah dengan menghitung jumlah bati yang lahir dalam satu tahun, kemudian angka tersebut dibagi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan, hasilnya dikalikan dengan 1000.
Berdasarkan jumlahnya, fertilitas dikelompokkan menjadi tiga kelompok: kelompok tinggi dengan angka kelahiran lebih dari 30 bayi, kelompok sedang dengan angka kelahiran 20-30 bari dan kelompok rendah dengan angka kelahiran kurang dari 20 bayi.
2. Mortalitas (Angka kematian)
Angka mortalitas adalah penyeimbang dari fertilitas. Di negara berkembang, di samping angka kelahiran yang tinggi, angka kematian juga tinggi. Hal ini disebabkan oleh harapan hidup yang rendah dikarenakan faktor kesehatan dan gaya hidup. Cara menghitung mortalitas adalah dengan menghitung jumlah kematian yang terdata lalu dikalikan dengan 1000.
3. Migrasi
Migrasi berkaitan dengan tempat tinggal penduduk. Migrasi diartikan sebagai perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah yang lain. Daerah yang mereka jadikan tujuan migrasi akan mengalami pertambahan penduduk sebaliknya daerah yang mereka tinggalkan akan mengalami pengurangan penduduk. Migrasi ada yang bersifat tetap dan ada juga yang bersifat sementara.
Contoh Fenomena Antroposfer
Sedangkan untuk contoh kajian yang dilakukan dalam antroposfer di antaranya,
1. Mobilitas Penduduk Secara Vertikal
Mobilitas vertikal mengacu pada perubahan status pekerjaan, politik, atau agama seseorang yang menyebabkan perubahan posisi mereka di masyarakat. Mobilitas vertikal bisa naik atau turun.
Mobilitas vertikal naik mengacu pada berpindahnya individu dari suatu kelompok pada strata yang lebih rendah ke strata yang lebih tinggi atau pembentukan kelompok yang serupa dengan kedudukan masyarakat yang lebih tinggi, daripada berdampingan dengan kelompok yang ada.
Mobilitas vertikal turun misalnya terjadi ketika seorang pengusaha mengalami kerugian dalam usahanya dan terpaksa menyatakan pailit, sehingga berpindah ke lapisan masyarakat yang lebih rendah.
2. Mobilitas Penduduk Secara Horizontal
Mobilitas horizontal terjadi ketika seseorang mengubah pekerjaannya tetapi status sosial mereka secara keseluruhan tetap tidak berubah. Misalnya, jika seorang dokter beralih dari praktik kedokteran menjadi mengajar di sekolah kedokteran, pekerjaannya berubah tetapi prestise dan status sosial mereka kemungkinan besar tetap sama.
Sorokin menggambarkan mobilitas horizontal sebagai perubahan agama, teritorial, politik, atau pergeseran horizontal lainnya tanpa perubahan posisi vertikal.
3. Permasalahan kualitas penduduk yang berkaitan dengan pendidikan
Kualitas penduduk dapat diartikan sebagai taraf kehidupan penduduk yang berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk adalah tingkat pendidikan.
Apabila tingkat pendidikan penduduk tinggi, maka kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu wilayah juga akan semakin tinggi. Sebaliknya, apabila tingkat pendidikan penduduk yang rendah, maka akan berdampak pada kemampuan penduduk dalam memahami ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.
4. Permasalahan kualitas penduduk yang berkaitan dengan Kesehatan
Selain pendidikan, tingkat kesehatan juga menjadi salah satu indikasi terhadap kualitas penduduk di suatu wilayah, sebab kualitas penduduk ditinjau dari tingkat kesehatan sangat berpengaruh besar terhadap upaya memajukan bangsa. Ketika tingkat kesehatan yang dimiliki masyarakat rendah, maka itu akan membawa dampak yang berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia.
Dari berbagai sumber
Post a Comment