Teori Lokasi Von Thunen dan Perkembangannya
Teori Lokasi Von Thunen |
Teori Lokasi Von Thunen
Teori lokasi von Thunen adalah teori lokasi yang memelopori teori penentuan lokasi berdasar segi ekonomi yang didasarkan pada sewa tanah. Johan Heinrich von Thunen (1783-1850) adalah seorang ahli dalam ekonomi pertanian Jerman dan merupakan orang pertama yang membuat model analisis dasar dari hubungan antara pasar, produksi, dan jarak.
Teori Von Thunen dikenal dengan teori land use dicetuskan pertama kali di Jerman yang pada saat itu tidak ada industri, jalan raya maupun jalan kereta. Von Thunen mengembangkan teori ini berdasarkan pengamatan di daerah tempat tinggalnya. Dalam teori lokasi yang dicetuskan oleh Von Thunen, terdapat pertimbangan-pertimbangan dari segi efisiensi tenaga kerja, maupun ekonomi.
Inti dari teori Von Thunen adalah bahwa harga sewa lahan pertanian akan berbeda-beda nilainya tergantung tata guna lahannya. Harga sewa suatu lahan akan berbeda-beda nilainya tergantung tata guna lahannya. Lahan yang berada di dekat pusat pasar atau kota memiliki sewa lahan yang lebih mahal dibandingkan yang jauh dari pusat kota. Karena semakin jauh jarak dari pusat pasar maka meningkatkan biaya transportasi.
Perkembangan Teori Lokasi Von Thunen
Teori ini cukup relevan digunakan sebagai dasar dalam pengembangan dan pembangunan wilayah perbatasan di Indonesia khususnya melalui pengembangan transportasi karena karakteristik wilayah perbatasan di Indonesia memiliki jarak paling jauh dari pusat kota dan berperan sebagai wilayah penyedia bahan baku.
Namun seiring perkembangan ilmu dan kondisi dinamika pembangunan wilayah dan sangat cepat, maka teori ini dianggap tidak lagi valid dan relevan untuk diaplikasikan saat ini. Hal ini dikarenakan teori ini dibuat sebelum era industrialisasi, yang memiliki asumsi dasar bahwa kota terletak di tengah antara “daerah terisolasi” (isolated state), dikelilingi oleh hutan belantara, tanah yang datar, tidak terdapat sungai dan pegunungan, kualitas tanah dan iklim tetap, moda transportasi hanya berupa gerobak dan tidak terdapat jalan penghubung, serta petani yang mencari untung sebesar-besarnya.
Asumsi-asumsi ini sudah pasti sulit diterapkan di era sekarang dimana sarana dan prasarana transportasi sudah sangat maju dan modern, alat angkut pertanian yang banyak dan murah. Oleh karena itu, teori Von Thunen ini tidak dapat sepenuhnya diterapkan saat ini meskipun perbedaan sewa lahan di wilayah kota cenderung dinilai lebih tinggi namun permasalahan mengenai biaya transportasi yang terjadi pada masa itu kini sudah tidak terlalu membebani para pelaku pertanian akibat kemajuan teknologi transportasi.
Dari berbagai sumber
Post a Comment