Stalaktit: Pengertian, Proses Pembentukan, Perbedaan dengan Stalagmit, dan Wisata Gua Stalaktit dan Stalagmit di Indonesia
Stalaktit |
Pengertian Stalaktit
Stalaktit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah batangan kapur yang terdapat pada langit-langit gua dengan ujung meruncing ke bawah. Stalaktit merupakan kata dari bahasa Yunani Stalasso yang artinya menetes. Umumnya stalaktit ditemukan pada gua kapur ataupun pada daerah-daerah karst.
Hal tersebut terjadi karena batuan kapur merupakan salah satu batuan yang mudah larut oleh air dan asam karbonat. Batuan tersebut akan di larutkan sehingga membentuk kalsium karbonat yang terlarut dalam air dan menetes ke bawah sehingga membentuk stalaktit.
Proses Pembentukan Stalaktit
Stalaktit terbentuk ketika endapan kalsium karbonat dan mineral lainnya yang terkandung dalam air menguap sebelum menetes ke dasar goa. Berikut proses pembentukan stalaktit di antaranya,
1. Kalsium karbonat dan mineral lainnya larut dalam air
2. Air menguap sebelum menetes ke dasar gua
3. Kalsium karbonat dan mineral lainnya terdeposisi di atap gua
4. Berulang selama ribuan tahun
Batuan kapur pada daerah karst mudah terlarutkan oleh air. Larutan ini kemudian akan mengandung kalsium karbonat dan mineral lainnya. Mineral tersebut kemudian akan dibawa oleh cairan hingga akhirnya hendak menetes ke dasar gua.
Saat hendak menetes, air ini akan bereaksi dengan udara sehingga terjadi proses mendeposisikan kalsium karbonat. Hal ini menyebabkan kalsium karbonat ini melekat di atap gua. Proses ini diulang selama ribuan hingga jutaan tahun hingga akhirnya penumpukan kalsium karbonat di atap gua ini menjadi batuan stalaktit yang kita kenal.
Umumnya, laju pertumbuhan stalaktit adalah sekitar 0,13 mm per tahun. Laju pertumbuhan ini dipengaruhi oleh kecepatan air mengalir, kandungan kalsium karbonat, serta karbondioksida di daerah tersebut. Proses pembentukan yang lambat inilah yang menyebabkan stalaktit butuh ribuan hingga jutaan tahun untuk tumbuh.
Perbedaan Stalaktit dan Stalagmit
Perbedaan Bentuk dan Tampilan
Stalaktit memiliki bentuk yang runcing dan cenderung berlubang-lubang. Sedangkan, stalagmit memiliki bentuk yang tumpul dan berlapis-lapis. Batuan ini tidak memiliki lubang-lubang karena terbentuk dari proses penumpukan zat kalsium karbonat di dasar gua.
Proses Terbentuknya yang Berbeda
Stalaktit terbentuk karena air yang mengandung kalsium karbonat menguap atau bereaksi dengan kimia lainnya sebelum jatuh ke lantai gua. Hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan kalsium karbonat pada langit-langit gua, sehingga terbentuk stalaktit.
Sedangkan, stalagmit terbentuk ketika air yang mengandung kalsium karbonat jatuh ke lantai gua. Ketika jatuh, maka air tersebut akan mendeposisi kalsium karbonat ke dasar gua. Proses ini terjadi berulang-ulang sehingga lama kelamaan akan membentuk gundukan kalsium karbonat yang sekarang kita kenal sebagai stalagmit.
Lokasi Terbentuknya yang Berbeda
Stalaktit adalah istilah untuk batuan speleotherm yang terbentuk di langit-langit gua. Sedangkan, stalagmit adalah istilah untuk batuan yang terbentuk di bagian bawah atau lantai-lantai gua.
Wisata Gua Stalaktit dan Stalagmit di Indonesia
Gua merupakan cerukan ke dalam atau rongga yang terbentuk secara alami oleh erosi atau faktor alam lainnya yang bisa ditelusuri dan dimasuki manusia. Di dalam gua-gua ini biasanya terdapat stalaktit stalagmit yang memancarkan pesona tersendiri. Berikut beberapa gua yang menyediakan wisata gua stalaktit dan stalagmit di Indonesia di antaranya,
1. Gua Surupan
Gua Surupan adalah gua di kawasan karst Gombong Selatan. Gua ini tepatnya berada di antara dua desa, yaitu Desa Argopeni dan Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Gua Surupan memiliki keindahan stalaktit stalagmit pada bagian dinding, langit-langit, dan lantai dasarnya.
Selain itu, di dalam Gua Surupan terdapat berbagai jenis spesies hewan seperti kelelawar, kura-kura, hingga udang yang telah menjadi hewan endemik tempat tersebut. Apabila kita masuk ke dalamnya, maka akan menemukan sebuah sungai bawah tanah yang berasal dari Bukit Gadung dengan arus cukup deras.
2. Gua Gong
Gua Gong terletak di Pacitan, Jawa Timur. Lokasinya berada di Dusun Pule, Desa Bromo, Kecamatan Punung sekitar 37 Km dari pusat Kota Pacitan. Dulu, akses menuju Gua Gong terbilang cukup sulit. Namun kini, pemerintah setempat telah mengubahnya menjadi lebih baik. Seluruh jalanannya sudah diaspal sehingga bisa ditempuh dengan mudah dengan kendaraan bermotor.
Salah satu alasan mengapa gua ini dinamakan Gua Gong karena kehadiran stalaktit stalagmit di dalamnya. Stalaktit dan stalagmit Gua Gong cukup unik karena jika kita memukulnya maka akan muncul suara yang terdengar layaknya gong. Bahkan, tak sedikit orang yang menyebut bahwa Gua Gong termasuk salah satu gua terindah se-Asia Tenggara.
3. Gua Maharani
Selain Gua Gong, jika kita berkunjung ke Jawa Timur maka wajib menyempatkan untuk datang ke salah satu obyek wisata gua di Lamongan, yaitu Gua Maharani. Gua ini cukup populer di kalangan para wisatawan karena memiliki keindahan stalaktit stalagmit alami dengan pertumbuhan satu sentimeter per sepuluh tahun.
Menariknya, di sekitar Gua Maharani juga terdapat obyek wisata lain, yaitu kebun binatang dan wahana permainan keluarga yang dikenal dengan nama Wisata Bahari Lamongan.
Gua Maharani terletak di kedalaman 25 meter dari permukaan tanah dengan rongga yang mencapai luas sekitar 2500 m2. Dari dalamnya, kita bisa menemukan pemandangan berupa pancaran cahaya warna-warni saat sinar matahari menyapu daerah tersebut.
Saking indahnya pemandangan yang ada, tak sedikit wisatawan mancanegara yang menyandingkan Gua Maharani dengan gua terindah di dunia, seperti Gua Mamonth di Amerika Serikat, Gua Carlsbad di Prancis, dan Gua Altamira di Spanyol.
Dari berbagai sumber
Post a Comment