Reformasi Gereja: Pengertian, Latar Belakang, Tokoh, Tujuan, Sejarah, dan Dampaknya

Table of Contents
Pengertian Reformasi Gereja
Reformasi Gereja

Pengertian Reformasi Gereja

Reformasi Gereja adalah upaya untuk melakukan perubahan ajaran kekristenan, agar sesuai dengan Alkitab. Dengan kata lain, reformasi gereja merupakan upaya yang dilakukan untuk memperbaiki dan mengembalikan ajaran gereja ke jalan yang lurus.

Reformasi ini berlangsung di Eropa pada pertengahan abad ke-15 Masehi. Reformasi gereja merupakan gerakan reformasi yang sikap kritis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pihak gereja Katolik ketika itu.

Reformasi ini tidak terlepas dari gagasan Renessaince yang mulai berkembang di Italia pada awal abad ke-15 Masehi. Paham-paham baru seperti sekulerisme, individualisme dan humanisme berusaha untuk meruntuhkan dominasi gereja dari tatanan kehidupan masyarakat Eropa.

Latar Belakang Reformasi Gereja

Secara umum latar belakang munculnya reformasi gereja di antaranya,
1. Adanya penyimpangan yang dilakukan oleh gereja Katolik, misalnya penjualan surat Aflat (surat pengampunan dosa).
2. Perkembangan paham humanis yang menyebabkan banyak orang dapat membaca Alkitab.
3. Paus mempunyai kekuasaan besar yaitu sebagai pemimpin agama dan kepala negara.

Tokoh-tokoh Reformasi Gereja

Tokoh penggerak Reformasi Gereja di Eropa di antaranya,
1. Martin Luther
Titik awal dimulainya reformasi adalah ketika Martin Luther memaku selembar kertas yang berisi 95 kritik terhadap otoritas Gereja Katolik. Aksi ini dilakukan di depan sebuah gereja di Wittenberg, Jerman, pada 31 Oktober 1517. Saat itu, Martin Luther dikenal sebagai seorang biarawan dan dosen di sebuah universitas di Wittenberg.

Pada 1521, Luther dipanggil ke hadapan Dewan Worms dan secara resmi dikucilkan oleh Gereja Katolik. Tidak hanya itu, Dewan Worms mengutuk aksi Luther dan melarang warga Kekaisaran Romawi Suci untuk membela ataupun menyebarkan gagasan-gagasannya. Atas perlindungan Frederick III, Luther kemudian menerjemahkan Alkitab dari bahasa latin ke bahasa Jerman.

Alhasil, legitimasi para imam Katolik pun terancam karena orang-orang tidak perlu bergantung padanya untuk menafsirkan Alkitab. Pada akhir reformasi, Lutheranisme telah menjadi agama di sebagian besar wilayah Jerman, Skandinavia, dan Baltik.

2. Huldrych Zwingli
Huldrych Zwingli lahir pada 1 Januari 1484 di Toggenburg, Swiss, dan meninggal pada 11 Oktober 1531. Dalam gerakan Reformasi Gereja, Zwingli sepakat dengan Martin Luther tentang keselamatan oleh iman dan kasih. Namun, ia berbeda pendapat dengan Luther terkait kehadiran Kristus dalam sakramen ekaristi atau ritual keagamaan. Zwingli berpendapat bahwa kehadiran Kristus dalam sakramen lebih bersifat spiritual.

3. John Calvin
John Calvin lahir di Noyon, Perancis, pada 10 Juli 1509 dan meninggal di Jenewa, Swiss, pada 27 Mei 1564. Dalam pandangan terkait Reformasi Gereja, Calvin secara tidak langsung dipengaruhi oleh Desiderius Erasmus, seorang Teolog asal Belanda. Calvin berpendapat bahwa keselamatan dan pengampunan dosa hanya diperoleh melalui iman, bukan dengan perbuatan baik.

Ia juga dikenal menyuarakan kepercayaan "predestinasi", yang bermakna bahwa seseorang dari awal telah dipilih Tuhan untuk diselamatkan. Namun, hal itu menimbulkan kontroversi karena dianggap tidak adil apabila Tuhan telah menentukan keselamatan seseorang terlepas dari bagaimana iman dan perbuatannya.

4. John Knox
John Knox lahir di Haddington pada 1514, dan meninggal pada 24 November 1572 di Edinburg, Skotlandia. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh John Calvin dan turut serta dalam gerakan Reformasi Gereja dengan membangun Gereja Presbitarian.

Ia mendirikan gereja tersebut di Skotlandia, setelah melihat banyak rakyat yang marah dengan kekayaan yang ditimbun gereja. Selain itu, praktek asusila yang dilakukan gereja juga menjadi salah satu penyebab John Knox mendukung Reformasi Gereja.

Tujuan Reformasi Gereja

Adapun tujuan dari reformasi gereja adalah untuk mengembalikan ajaran Katolik, karena sudah dianggap menyimpang. Sehingga memunculkan reformasi yang dimulai oleh beberapa tokoh. Tokoh reformasi gereja yang terkenal adalah Martin Luther, Yohanes Calvin, dan Zwingli.

Sejarah Reformasi Gereja
Pada tahun 1519, Luther mengkritik Gereja Katolik dalam debat publik di Leipzig yang menyebutkan bahwa, “orang awam yang dipersenjatai kitab suci lebih unggul dari Paus beserta dewan kardinalnya.” Atas kritiknya tersebut, Luther mendapatkan ancaman pengucilan dari anggota gereja dan tidak boleh ikut sakramen.

Kemudian pada tahun 1520, Luther menerbitkan tiga risalah sebagai jawaban dari ancaman yang diterimanya di antara,
1. “Seruan kepada Bangsawan Kristen”, yang berpendapat bahwa semua orang Kristen adalah imam dan mendesak pihak penguasa gereja untuk melakukan reformasi.
2. “Tawanan Babilonia Gereja”, yang berisi pengurangan tujuh sakramen menjadi dua yakni pembaptisan dan perjamuan kudus.
3. “Tentang Kebebasan Seorang Kristen”, yang menyatakan bahwa orang-orang Kristen sudah terbebas dari hukum Taurat dan seorang Kristen adalah tuan semua orang yang bebas sepenuhnya, tidak tunduk pada siapa pun.

Selanjutnya Luther mendirikan Gereja Protestan yang dinamakan Lutheran Church. Di gereja ini ia menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke dalam bahasa Jerman agar lebih banyak orang yang dapat membacanya dan juga mengerti.

Hingga abad ke-16, gagasan Luther tersebut semakin berkembang dan tersebar ke seluruh dunia menjadi sebuah reformasi yang juga menimbulkan revolusi, perang, dan persekusi. Berikut beberapa catatan peristiwa sejarahnya:
1. Berkembangnya Protestanisme dengan berbagai nama di beberapa Negara Eropa seperti Calvinis di Belanda, Presbyterianism di Skotlandia, dan Puritans di Inggris.
2. Terjadi beberapa konflik agama di Perancis yang berujung perang.
3. Spanyol dan Perancis berperang melawan Protestan Belanda.
4. Di Jerman terjadi konflik berdarah yang lebih dikenal dengan Perang Tiga Puluh Tahun (1618-1648) dan menewaskan sekitar 7,5 juta jiwa.

Dampak Reformasi Gereja

Sebagaimana gereja mengatur dalam hampir semua aspek kehidupan saat itu, perubahan yang terjadi akan berdampak juga pada banyak sektor. Dampaknya juga berpengaruh terhadap kerusuhan dan kejadian berdarah yang tak terhitung jumlahnya.

Bagi dunia, utamanya di Eropa, reformasi gereja telah menimbulkan Western Christendom sehinggga muncullah negara-negara nasional kecil tanpa memiliki pusat kekuasaan seperti lembaga kepausan di Roma.

Gerakan reformasi gereja juga melahirkan kekuasaan absolut di Eropa dan menimbulkan pertikaian kaum protestan dan katolik, perang saudara dan penghancuran karya-karya seni, patung, lukisan yang berbau katoliksisme.

Reformasi gereja juga mengakibatkan terbelahnya agama kristen menjadi sekte-sekte kecil antara lain lutherisme, Calvinisme, Anglicanisme, Quakerisme dan Katolikisme.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment