Porositas Batuan: Pengertian, Faktor yang Mempengaruhi, Porositas Primer dan Sekunder

Table of Contents
Pengertian Porositas Batuan
Porositas Batuan

Pengertian Porositas Batuan

Porositas adalah karakteristik dasar yang menjelaskan seberapa banyak ruang kosong yang ada pada suatu materi. Porositas juga bisa diartikan sebagai ukuran dari ruang kosong di antara material, dan merupakan fraksi dari volume ruang kosong terhadap total volume, yang bernilai antara 0 dan 1, atau sebagai persentase antara 0-100%.

Batuan terdiri atas butiran-butiran yang saling menyatu. Bentuk, susunan, dan ukuran dari butiran-butiran pembentuk batuan ini yang menentukan karakteristik porositasnya. Selain itu, porositas batuan juga dipengaruhi oleh karakteristik material yang mengisi celah di antara butiran-butiran pembentuknya.

Batuan dengan porositas tinggi dapat menampung banyak volume air tanah. Porositas batuan diukur sebagai persentase dari volume ruang kosong dibandingkan volume total. Jika sebuah batuan memiliki banyak celah antar butirannya, maka dikatakan memiliki porositas yang baik dan banyak air dapat masuk di antara butiran tersebut.

Faktor yang Mempengaruhi Porositas Batuan

Faktor yang mempengaruhi porositas batuan di antaranya,
1. Susunan Batuan
Porositas akan dipengaruhi oleh susunan batuan pembentuknya. Porositas dengan susunan kubik atau biasa disebut cubic packing adalah 47.6 %, sedangkan rombohedral  adalah 25,96 %.

2. Distribusi Batuan
Porositas dipengaruhi oleh distribusi dari berbagai ukuran partikel. Distribusi suatu batuan berhubungan erat dengan komposisi butiran dari batuan tersebut. Semakin besar ukuran butiran, semakin besar ruang kosong yang akan diisi dengan batu lempung atau partikel-partikel  lebih kecil dan materi semen.

Semakin banyak partikel kecil yang masuk, mengurangi jumlah pori-pori batuan. Porositas bertambah ketika ukuran partikel berkurang.

3. Sementasi
Sementasi juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi porositas. Material semen juga perlu diperhatikan karena semen akan menyegel batuan sehingga fluida tidak dapat mengalir.  Jika suatu batuan tersementasi dengan baik, maka kemungkinan besar akan terdapat banyak pori yang tidak berhubungan.

Hal tersebut dapat menyebabkan porositas efektif dari batuan itu menjadi kecil, sebaliknya jika suatu batuan tidak tersementasi dengan baik, kemungkinan besar semakin banyak pori yang terhubungkan, sehingga harga porositas efektif semakin besar.

4. Kompaksi
Kompaksi dapat mempengaruhi harga dari porositas. Semakin dalam posisi batuan dari permukaan, beban yang diterima semakin besar. Tekanan yang disebabkan oleh akumulasi beban batuan yang berada di atasnya disebut tekanan overburden.

Jika suatu batuan terkompaksi dengan baik artinya semakin dalam dari permukaan,  pori-pori dari batuan itu akan semakin kecil karena butiran penyusun semakin merapat, contohnya pada rhombohedral packing. Begitu pula sebaliknya, jika kompaksi semakin rendah maka presentasi pori akan semakin besar, contohnya saja pada cubic packing.

5. Angularitas
Jika derajat angularitas butiran penyusun batuan semakin besar (semakin jauh dari kebundaran/roundness), bentuk butirannya akan semakin menyudut.

Hal ini akan menyebabkan daerah sentuh antar butiran yang satu dengan yang lainnya akan semakin besar jika dibandingkan dengan bidang sentuh antar butiran yang roundness-nya tinggi (daerah sentuhnya kecil). Sehingga, mengakibatkan ruang yang dapat ditempati fluida akan semakin berkurang dan porositasnya menurun.

6. Vugs, dissolution dan fracture /rekahan
Fracture atau rekahan terjadi ketika batuan ditekan melebihi batas elastisnya sehingga menjadi retak. Tenaga yang menyebabkan batuan retak berada pada arah yang sama, sehingga fracture menjadi sejajar. Fracture merupakan sumber permeabilitas di reservoir karbonat berporositas rendah. Porositas dari fracture sangat kecil karena fracture sangat tipis, hanya beberapa milimeter.

7. Fracture
Vug didefinisikan sebagai pori yang tidak terhubung dan tidak berkontribusi pada total fluida yang diproduksikan. Vug disebabkan oleh disolusi/peluruhan dari material terlarut seperti fragmen kerang setelah batuan terbentuk dan bisa berukuran dari beberapa mikron hingga meter. Vug biasanya memiliki bentuk yang tidak beraturan.

8. Vug
Fracture dan vug biasa ditemui pada batuan karbonat.

Porositas Primer dan Sekunder

Porositas dapat dibagi menjadi porositas primer dan porositas sekunder. Porositas primer merupakan jumlah ruang kosong yang terbentuk akibat pembentukan batuan itu sendiri. Sebaliknya, porositas sekunder merupakan porositas yang terbentuk setelah pembentukan batuannya. Misalnya, rekahan yang terbentuk akibat aktivitas tektonik, dan rongga yang terbentuk akibat solusi batuan karbonat pada susunan karst. 

Baca Juga: Permeabilitas Batuan: Pengertian, Faktor, Klasifikasi, dan Hubungannya dengan Porositas

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment