Massa Udara: Pengertian dan Klasifikasinya

Table of Contents
Pengertian Massa Udara dan Klasifikasinya
Massa Udara

Pengertian Massa Udara

Massa udara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah atmosfer yang homogen dan luas, kadang-kadang meliputi ratusan kilometer dengan karakteristik suhu dan kelembapan tertentu. Kumpulan udara dengan karakteristik yang serupa ini memiliki garis batas yang apabila batasan ini bertemu dengan massa udara lain akan membentuk front.

Massa udara dapat mempengaruhi kondisi cuaca pada wilayah-wilayah yang dilaluinya. Massa udara terbentuk pada wilayah yang luas dan stabil. Udara yang tercipta dari wilayah tersebut akan mengikuti sifat fisis dari wilayah tempat udara terbentuk. Wilayah tersebut sering disebut sebagai sumber massa udara atau kawasan sumber.

Kawasan sumber memiliki ciri-ciri di antaranya,
1. Area yang luas dan memiliki karakteristik fisis yang seragam dan kecepatan angin di permukaannya tenang (calm).
2. Area tersebut memiliki sirkulasi atmosfer yang stabil atau stagnan.

Di seluruh muka bumi, kawasan sumber dibagi menjadi empat di antaranya,
1. Samudera-samudera tropis dan subtropis yang hangat
2. Padang pasir di benua subtropis yang panas
3. samudera yang terletak di lintang tinggi yang relatif dingin
4. Benua di lintang tinggi yang sangat dingin dan kawasannya dalam bentuk es dan salju

Klasifikasi Massa Udara

Klasifikasi massa udara pada dasarnya ditentukan oleh karakteristik temperatur dan kelembapannya. Pada peta cuaca, massa udara diklasifikasikan menggunakan dua huruf.
1. Huruf kecil digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air di massa udara, m untuk maritim dan c untuk kontinental. Udara maritim memiliki kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan kontinental karena terbentuk di atas lautan. Sedangkan, udara kontinental terbentuk di atas dataran benua yang pastinya lebih kering dibandingkan lautan.
2. Huruf kapital digunakan untuk mendeskripsikan sifat temperatur dari massa udara tersebut, P untuk polar, T untuk tropis, A untuk arktik, dan E untuk ekuatorial. Massa udara tropis dan ekuatorial memiliki suhu yang hangat hingga panas karena terbentuk pada daerah lintang rendah.

Sementara, udara arktik dan polar memiliki suhu yang dingin karena terbentuk pada lintang tinggi yang suhunya jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan daerah lintang rendah dan ekuatorial.

Dari kombinasi karakteristik kelembapan dan temperaturnya terbentuklah 6 tipe massa udara di antaranya,
1. Continental Polar (cP) memiliki karakteristik bersuhu dingin dan kelembapan rendah karena terbentuk pada daerah sumber kontinental. Massa udara ini terbentuk di Kanada bagian utara, Greenland dan Siberia.
2. Maritime Polar (mP) berkembang di wilayah kutub di belahan utara dan selatan. Mereka pada umumnya mengandung lebih banyak uap air daripada massa udara cP. Saat massa udara tipe ini bergerak menuju daratan, curah hujan yang tinggi dapat terjadi saat udara dipaksa untuk mendaki lereng gunung atau terjebak dalam pengaruh siklon.
3. Continental Tropical (cT) berasal dari daerah kering serta gurun di lintang menengah dan bawah. Secara umum, temperaturnya cenderung hangat dan kadar airnya sangat rendah. Massa udara cT adalah tipe massa udara dengan kelembapan terendah.
4. Maritime Tropical (mT) memiliki karakteristik bersuhu hangat dan bermuatan uap air yang tinggi karena terbentuk di atas lautan.
5. Continental Arctic (cA) berasal dari samudera Arktik yang walaupun merupakan lautan, seluruhnya permukaannya ditutupi oleh lapisan es. Hal ini menyebabkan sifatnya yang kering dan sangat dingin.
6. Maritime Equatorial (mE) terbentuk di daerah sekitar garis ekuator sehingga memiliki suhu yang relatif panas. pembentukannya terjadi di atas lautan yang menyebabkan muatan uap airnya tinggi.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment