Lipatan: Pengertian, Proses Pembentukan, Struktur, dan Macamnya
Lipatan (Fold) |
Pengertian Lipatan
Lipatan (fold) adalah suatu undulasi atau bentuk suatu gelombang pada permukaan batuan yang membentuk suatu penekukan. Lipatan merupakan struktur geologi yang terbentuk akibat adanya deformasi yang mengenai batuan.
Istilah lipatan digunakan pada struktur geologi yang tersusun dari lapisan-lapisan permukaan yang semula datar, menjadi bengkok atau melengkung akibat dari deformasi permanen. Strata batuan mengalami kompresi dan diperpendek secara horizontal, menghasilkan pola formasi batuan seperti gelombang yang terdiri dari puncak dan lembah.
Lipatan dapat terbentuk dalam berbagai ukuran dan konfigurasi. Beberapa mungkin berupa barisan pegunungan lipatan dengan strata setebal ratusan meter. Beberapa lainnya mungkin hanya berupa pola lipatan mikroskopis yang dapat ditemukan pada struktur batuan metamorf.
Sekalipun terdapat perbedaan yang signifikan dalam konfigurasinya, setiap struktur lipatan dihasilkan dari tekanan kompresi yang mengakibatkan pemendekan dan penebalan pada kerak bumi.
Proses Pembentukan Lipatan
Lipatan terbentuk oleh gaya tekanan tektonik yang ada di zona-zona dekat pertemuan lempeng di kerak bumi. Pertemuan lempeng secara konvergen memberi tekanan horizontal pada formasi batuan yang ada di sekitarnya.
Tekanan horizontal ini memaksa formasi batuan sedimen yang bersifat ductile untuk memendek secara horizontal dan memaksa batuan untuk menekuk, menghasilkan pola seperti gelombang yang kita sebut dengan struktur lipatan.
Terdapat beberapa kondisi yang memungkinkan untuk terbentuknya lipatan. Terbentuknya lipatan merupakan hasil dari deformasi struktur batuan yang terjadi secara perlahan dalam kurun waktu yang sangat panjang. Prosesnya terjadi jauh di bawah tanah di mana struktur batuan berada di bawah tekanan dan suhu tinggi.
Selain tekanan dan temperatur, lipatan hanya terbentuk pada struktur batuan yang bersifat ductile. Pada struktur batuan brittle, gaya tekanan horizontal kerak bumi akan menghasilkan struktur sesar dan kekar.
Struktur Lipatan
Struktur lipatan dapat dibagi menjadi 3 kelas di antaranya,
Sinklin dan Antiklin
Sinklin dan antiklin merupakan dua tipe lipatan yang paling umum ditemukan. Antiklin dan sinklin sering ditemukan membentuk rangkaian yang saling terhubung. Istilah sinklin digunakan pada struktur lipatan dengan dua limb (sayap) di mana kedua limbnya terbuka ke atas atau memiliki permukaan yang cekung. Sedangkan pada antiklin, kedua limb yang dimilikinya membentuk pola cembung.
Pada bidang perlipatan yang telah mengalami erosi, lapisan batuan termuda pada struktur sinklin berada di tengah/pusat lengkungan. Sedangkan pada antiklin, lapisan yang berada di tengah/pusat lengkungan merupakan lapisan batuan tertua. Struktur antiklin seringkali menjadi lokasi cebakan minyak bumi dan gas alam yang disebut dengan anticlinal trap.
Sinklin dan antinklin disebut simetris jika sudut antara masing-masing limb terhadap axial planenya secara umum sama, dan disebut asimetris jika tidak sama. Jika axial plane cukup miring sehingga permukaan pada salah satu sisinya vertikal, lipatan tersebut dikenal sebagai antiklin atau sinklin overturned.
Struktur lipatan di mana kedua limbnya sejajar atau hampir sejajar satu sama lain disebut lipatan isoclinal. Lipatan isoklinal yang terdeformasi lebih lanjut sehingga kedua limbnya hampir horizontal disebut lipatan recumbent. Lipatan recumbent banyak ditemukan di wilayah pegunungan yang batuannya telah sangat terdeformasi seperti pada pegunungan Alpen.
Monoklin
Monoklin, sesuai dengan namanya, hanya memiliki satu limb. Monoklin hanya memiliki satu bidang miring sedangkan bidang lainnya merupakan bidang horizontal. Struktur ini terbentuk akibat adanya patahan yang berada di batuan dasar bidang perlipatan.
Basin dan Dome
Basin dan dome merupakan bentukan lain dari struktur perlipatan. Basin merupakan formasi cekungan dari bidang perlapisan batuan. Bentukan basin serupa dengan sinklin. Namun, berbeda dengan sinklin yang memiliki sebuah sumbu kelengkungan, basin memiliki satu titik kelengkungan. Setiap strata menekuk ke arah titik pusat sehingga lapisan batuan termuda berada di tengah.
Dome bisa dianggap sebagai kebalikan dari basin. Bidang perlapisan batuan menekuk ke arah atas pada satu titik pusat. Pada bidang yang telah tererosi, lapisan batuan yang berada di pusat merupakan batuan tertua dan umur lapisan batuannya semakin muda seiring menjauhi pusat bentukan dome.
Secara geometris, bagian-bagian dari struktur lipatan dapat dibagi menjadi:
1. Limb, bidang lapisan yang membentuk struktur lipatan. Limb juga dapat berarti bidang yang dibatasi oleh dua hinge line.
2. Hinge line, lipatan merupakan struktur yang terdiri dari strata-strata yang awalnya horizontal yang telah tertekuk akibat deformasi batuan secara permanen. Setiap lapisan batuan menekuk di sekitar sumbu imajiner yang disebut dengan hinge line.
3. Axial plane, bidang yang menghubungkan setiap hinge line pada tiap lapisan batuan. Pada lipatan simetris sederhana, axial plane atau bidang axial merupakan sebuah bidang vertikal yang membagi suatu struktur lipatan menjadi 2 bagian yang simetris.
4. Crest, garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi dari sebuah lapisan pada bidang lipatan.
5. Through, kebalikan dari crest, garis yang menghubungkan titik-titik terendah dari sebuah lapisan pada bidang lipatan.
Macam Lipatan
Terdapat berbagai macam lipatan pada lapisan kulit bumi. Berdasarkan posisi bidang sumbunya, lipatan dibagi menjadi 6 di antaranya,
1. Lipatan tegak. Lipatan ini disebut juga dengan symmetric fold. Sesuai dengan namanya, posisi bidang sumbu lipatan ini tegak lurus terhadap bidang lipatan. Bidang sumbu juga membagi antiklin dan sinklin sama besar atau simetris.
2. Lipatan miring. Lipatan miring merupakan lipatan tegak yang mendapat tekanan terus- menerus sehingga bentuknya tidak lagi tegak melainkan miring ke salah satu sisi. Lipatan ini dikenal juga dengan sebutan asymmetric fold.
3. Lipatan menggantung. Lipatan ini adalah kelanjutan dari lipatan miring yang terus mendapat dorongan. Sesuai dengan namanya, lipatan ini mempunyai puncak yang menggantung.
4. Lipatan isoklinal. Isoclinal fold mempunyai bidang sumbu yang sejajar satu dengan yang lainnya. Lipatan ini disebabkan oleh adanya dorongan yang terjadi secara berkelanjutan.
5. Lipatan rebah. Lipatan ini disebut juga overtuned fold. Puncak lipatan rebah berbentuk landai seperti suatu benda yang merebah. Penyebabnya adalah adanya dorongan secara melintang yang berasal dari satu arah saja.
6. Lipatan sesar sungkup. Lipatan ini merupakan kelanjutan dari lipatan rebah yang terus menerus mendapat tekanan. Nama lain lipatan sesar sungkup adalah overthrust. Jika lapisan tanah yang mengalami lipatan sesar sungkup tidak cukup elastis, maka akan terjadi patahan.
Selain keenam macam lipatan di atas, ada juga jenis lipatan lain berdasarkan intensitas pelipatan di antaranya,
1. Lipatan terbuka yakni lipatan yang terjadi karena proses deformasi yang lemah sehingga tidak mengalami penebalan atau pun penipisan pada lapisannya.
2. Lipatan tertutup adalah lipatan yang terjadi karena proses deformasi yang kuat sehingga lapisan tanah mengalami penebalan atau penipisan.
3. Drag fold merupakan lipatan yang terjadi karena adanya pergeseran antar lapisan. Lipatan ini adalah bagian dari sayap lipatan lain yang lebih besar ukurannya.
4. En enchelon fold adalah sekelompok lipatan yang saling merebah satu dengan yang lainya.
5. Culmination and depression yaitu salah satu jenis lipatan yang memiliki sudut yang runcing pada bagian arah yang berlainan.
6. Synclinorium adalah lipatan yang sinklin utamanya terdiri dari beberapa lipatan lain yang ukurannya lebih kecil.
7. Anticlinorium merupakan lipatan yang antiklin utamanya terdiri dari beberapa lipatan lain yang ukurannya lebih kecil.
Baca Juga: Patahan: Pengertian, Unsur, dan Klasifikasinya
Dari berbagai sumber
Post a Comment