Iklim Junghuhn: Pengertian, Biografi, dan Klasifikasinya

Table of Contents
Pengertian Iklim Junghuhn
Iklim Junghuhn

Pengertian Iklim Junghuhn

Iklim Junghuhn adalah penggolongan dari berbagai macam iklim berdasarkan ketinggian dan jenis vegetasi. Frnaz Wilhelm Junghuhn merupakan seorang naturalis, doktor, botanikus, geolog dan juga pengarang berkebangsaan Jerman, kemudian Belanda. Jughuhn lahir di Mansfeld 26 Oktober 1809 dan meninggal di Lembang pada tanggal 24 April 1864.

Junghuhn mengadakan penelitian mengenai iklim di wilayah Sumatera Selatan serta Dataran Tinggi Bandung. Junghuhn mengklasifikasikan iklim menjadi empat 0-700 m, zona panas, contoh- karet, kopi, tebu, jagung, kelapa 700-1500 m, zona sedang, contoh- teh, kina 1500-2500 m, zona sejuk, contoh- pinus > 2500 m, zona dingin, contoh- lumut.

Biografi Frnaz Wilhelm Junghuhn

Junghuhn adalah seorang naturalis, dokter, ahli botani, ahli geologi dan penulis berkebangsaan Jerman, yang pada waktu itu adalah seorang Belanda. Jughuhn lahir pada 26 Oktober 1809 di Mansfeld, daerah Yaknik dekat Harz, dan meninggal pada 24 April 1864 di Lembang
.
Klasifikasi iklim Jughuhn sangat terkait erat dengan wilayah Indonesia, karena Junghuhn sendiri telah melakukan penelitian iklim di wilayah Sumatera Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitiannya, F. Junghuhn membagi iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian.

Klasifikasi Iklim Junghuhn

Jughuhn membagi iklim berdasarkan ketinggian suatu tempat ke dalam 4 kelompok di antaranya,
1. Zona Iklim Panas
Zona iklim panas merupakan iklim yang berada di tempat dengan ketinggian antara 0 hingga 600 meter di atas permukaan air laut. Di daerah dengan ketinggian ini, rata- rata suhu yang dirasakan antara 22 derajat Celcius hingga 26,3 derajat Celcius.

Iklim di daerah ini merupakan iklim yang paling panas dari pada daerah yang lainnya, maka dari itulah tidak semua tanaman bisa ditanam, terlebih tanaman- tanaman yang membutuhkan udara dingin. Beberapa tanaman yang cocok kita tanam di wilayah iklim seperti ini misalnya padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa dan tanaman cokelat.

Tanaman- tanaman ini biasanya ditemukan di wilayah pulau Sumatera, seperti Sumatera Selatan yang menjadi lokasi penelitian oleh Junghuhn.

2. Zona Iklim Sedang
Zona iklim sedang merupakan iklim yang berada di tempat yang memiliki ketinggian antara 600 meter hingga 1500 meter di atas permukaan air laut. Di daerah ini suhu udara yang akan dirasakan rata-rata antara 17,1 derajat Celcius hingga 22 derajat Celcius.

Iklim ini dirasa lebih dingin daripada iklim yang sebelumnya, maka dari itulah jenis tanaman yang cocok ditanam di daerah ini pun sudah berbeda dengan daerah sebelumnya, meskipun beberapa tanaman masih bisa hidup di wilayah ini.

Adapun beberapa jenis tanaman yang cocok kita tanaman di wilayah yang memiliki iklim sedang antara lain adalah padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina dan sayur- sayuran seperti kol, sawi, selada dan lainnya. Beberapa tanaman tersebut sebagian bisa hidup di iklim panas dan juga iklim sedang, namun untuk pertumbuhannya tentu saja akan berbeda di kedua tempat tersebut.

3. Zona Iklim Sejuk
Iklim ini tentu saja lebih dingin daripada iklim sebelumnya, dan tempatnya pun juga lebih tinggi daripada sebelumnya. Zona iklim sejuk ini merupakan iklim yang berada di tempat dengan ketinggian antara 1500 meter hingga 2500 meter di atas permukaan air laut.

Di tempat ini, rata- rata suhu udara yang akan kita rasakan antara 11,1 derajat Celcius hingga 17,1 derajat Celcius. Di tempat ini ada beberapa tanaman yang masih dapat hidup dari zona iklim sedang tadi seperti teh, kopi, kina dan juga sayur- sayuran. Tanaman- tanaman ini dapat kita jumlah di wilayah Dataran tinggi Bandung.

4. Zona Iklim Dingin
Iklim dingin ini berada di tempat yang memiliki ketinggian yang lebih dari 2500 meter di atas permukaan air laut. Di tempat ini rata- rata suhu udara yang akan kita rasakan sekitar 6,2 derajat celcius hingga 11,1 derajat Celcius. Di wilayah iklim dingin ini tidak akan kita temukan tanaman budidaya. Tanaman yang dapat hidup di iklim dingin ini misalnya adalah lumut.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment