Candi Hindu dan Budha: Pengertian, Ciri, Perbedaan, dan Contohnya
Candi Hindu dan Budha |
Pengertian Candi Hindu dan Budha
Candi adalah bangunan bersejarah yang dibangun sebagai simbol agama, budaya, dan peradaban pada masanya. Umumnya candi digunakan oleh masyarakat sebagai tempat pemujaan dewa dan dewi pemeluk agama Hindu dan Budha. Selain itu candi juga dapat dimanfaatkan sebagai istana, gapura, tempat pemandian, dan lain sebagainya.
Ciri Candi Hindu dan Budha
Candi Hindu
Candi-candi Hindu di Indonesia umumnya memiliki ratna di puncaknya, relief di dindingnya, arca baik dalam bilik candi maupun relung dinding candi. Ratna merupakan hiasan berbentuk kuncup bunga teratai, sedangkan relief adalah pahatan membentuk figure tertentu ataupun suatu seri cerita yang memuat nilai moral dan ajaran.
Di samping itu ada arca dewa Trimurti, Durgamahisasuramardini, Agastya, serta Ganesha yang ditempatkan dalam candi banyak dibuat sebagai perwujudan leluhurnya. Hal ini karena candi Hindu umumnya berfungsi untuk menghormati dan memuliakan dewa-dewi Hindu.
Di Indonesia sendiri banyak sekali candi-candi Hindu antara lain ; Candi Prambadanan, Candi Sukuh, Kompleks Candi Dieng, Candi Gedong Songo, Candi Kidal, Candi Jago, Candi Singasari, Candi Panataran.
Candi Budha
Candi-candi Budha di Indonesia terlihat berbeda dengan candi Hindu, hal ini ditandai dengan banyaknya arca Budha dengan kelengkapan sederhana serta bangunan stupa dengan patung Budha di dalamnya. Di kening Budha selalu terdapat bintik kecil urna, sebagai simbol mata ketiga yang mampu memandang ke dunia ilahi atau nirwana.
Candi Budha juga memuat relief seperti pada dinding Candi Borobudur yang mengisahkan kehidupan Sang Budha dan ajarannya. Jika dilihat dari fungsinya, maka candi Budha berfungsi sebagai sarana ritual atau memuliakan Budha, menyimpan relikui Budhis ataupun biksu terkemuka atau keluarga kerajaan penganut Budha (seperti abu jenazah), atau sebagai tempat ziarah bagi para penganutnya.
Di Indonesia ada banyak candi-candi Budha yang cukup popular antara lain ; Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Sari, Candi Plaosan, Candi Banyunibo, Candi Sumberawan, dan Candi Muara Takus.
Perbedaan Candi Hindu dan Budha
Fungsi
Secara umum, fungsi candi tidak terlepas dari fungsi keagamaan. Perbedaannya, candi-candi Budha umumnya dibangun sebagai bentuk pengabdian kepada agama dan untuk mendapatkan ganjaran. Candi juga digunakan sebagai tempat ibadah atau tempat pemujaan para dewa pada zaman itu.
Dan candi-candi Hindu di Indonesia umumnya dibangun oleh para raja pada masa hidupnya. Arca dewa, seperti Dewa Wisnu, Dewa Brahma, Dewi Tara, dan Dewi Durga, yang ditempatkan dalam candi banyak dibuat sebagai perwujudan leluhurnya.
Struktur
Bentuk puncak candi Hindu dan Budha memiliki perbedaan. Pada candi Budha, puncaknya berbentuk kubus atau biasa disebut stupa. Sedangkan pada candi Hindu, bentuk puncaknya meruncing berbentuk tabung atau disebut ratna.
Struktur bangunan pada candi Hindu dan Buddha memiliki kesamaan. Ragam hias yang terdiri dari pelipit candi, relief hias ornamental, ujung pada pipi tangga, antefiks, dan bahan dasar batu candi sama-sama bisa ditemukan di candi Hindu dan Budha.
Namun perbedaannya yang signifikan terlihat jelas pada bentuk puncak dari candi tersebut. Pada candi Budha, bentuk puncaknya berbentuk kubus, dan biasa disebut stupa. Pada candi Hindu, bentuk puncaknya meruncing berbentuk tabung dan biasa disebut amalaka.
Penyebutan setiap tingkatan candi
Candi Hindu dan Budha juga sama-sama terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki candi, tubuh candi, dan atap. Namun terdapat perbedaan dalam penyebutan ketiga tingkatan dunia yang digambarkan pada bagian candi, yaitu kaki, tubuh dan atap.
Candi Budha menyebutnya Bhurloka, yaitu bagian dasar candi yang menyimbolkan dunia fana, Bhurvaloka yaitu tubuh candi yang menyimbolkan dunia pemurnian atau pembersih, dan Svarloka yaitu bagian atas atau atap candi yang menyimbolkan dunia para dewa.
Sedangkan candi Hindu menyebutnya dengan Kamadhatu yaitu bagian dasar candi sebagai simbol bahwa manusia identik dengan penuh dosa, Rupadhatu yaitu bagian tengah candi sebagai simbol bahwa kehidupan manusia di dunia fana yang penuh dengan nafsu, dan Arupadhatu yaitu bagian atas atau atap candi sebagai simbol bahwa manusia yang telah mencapai nirwana.
Kompleks percandian
Perbedaan juga terlihat pada kompleks percandian. Pada candi-candi dengan latar belakang agama Buddha, umumnya terdapat sebuah candi induk dengan banyak candi perwara di sekelilingnya. Pada candi-candi Buddha biasanya terdapat sebuah relung yang bisa membuat pengunjungnya dapat melihat ke dalam bilik candi tersebut.
Sedangkan di candi Hindu, umumnya pola terlihat adalah sebuah candi induk dengan tiga buah candi perwara di depannya. Pada candi induk tersebut terdapat arca-arca.
Relief cerita yang ada di sekitar candi
Candi Hindu memiliki relief yang menceritakan kisah Ramayana, Mahabharata, Garudeya, dan kisah-kisah Hindu lainnya. Sedangkan relief pada candi Budha menggambarkan kisah-kisah Buddha seperti Jataka, Lalitavistara, dan lain-lain.
Relief cerita yang ada di sekeliling candi juga berbeda. Bila relief yang ada menceritakan kisah-kisah Buddha, seperti Jataka, Lalitavistara, dan lain-lain, maka dapat dipastikan candi tersebut merupakan candi Buddha.
Sebaliknya, bila relief tersebut menceritakan kisah-kisah Hindu seperti Garudeya, Ramayana, Mahabharata, Tantri Kamandaka dan lain sebagainya, maka dapat dipastikan candi tersebut merupakan candi Hindu.
Contoh Candi Hindu dan Budha di Indonesia
Contoh candi Budha yang ada di Indonesia di antaranya,
1. Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah
2. Candi Mendut, Magelang, Jawa Tengah
3. Candi Pawon, Magelang, Jawa Tengah
4. Candi Banyunibo, Sleman, Yogyakarta
5. Candi Sewu, Yogyakarta
6. Candi Plaosan, Klaten, Jawa Tengah
7. Candi Muara Takus, Riau
Contoh candi Hindu yang ada di Indonesia
1. Candi Prambanan, Sleman, Yogyakarta
2. Candi Arca Gupolo, Sleman, Yogyakarta
3. Candi Arca Gupolo, Sleman, Yogyakarta
4. Candi Sambisari, Sleman, Yogyakarta
5. Candi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah
6. Candi Sukuh, Karanganyar, Jawa Tengah
7. Candi Cetho, Karanganyar, Jawa Tengah
Dari berbagai sumber
Post a Comment