Batu Sabak: Pengertian, Ciri, Proses Pembentukan, dan Manfaatnya
Batu Sabak (Slate) |
Pengertian Batu Sabak
Batu sabak (slate) adalah batuan metamorf homogen berbutir halus yang berfoliasi dan berasal dari batuan asal berupa batuan sedimen bertipe menyerpih yang terdiri dari lempung atau abu vulkanik yang mengalami metamorfisme regional berderajat rendah. Batuan ini biasa disebut "slate" dan sering digunakan atau dimanfaatkan sebagai atap rumah serta interior lantai (ubin) karena daya tahan dan tampilannya yang menarik.
Foliasi yang sangat kuat disebut juga "Belahan sabak". Foliasi ini disebabkan oleh kompresi yang kuat yang menyebabkan lempung berbutir halus menyerpih dan tumbuh kembali dalam bentuk bidang - bidang yang tegak lurus dengan kompresi. Ketika para ahli memotong tepat sejajar dengan foliasi menggunakan alat - alat khusus, banyak batu sabak akan membentuk lapisan - lapisan datar batuan yang telah sejak lama digunakan sebagai bahan atap, ubin lantai, dan tujuan lain.
Ciri Batu Sabak
Beberapa ciri dari batu sabak (slate) di antaranya,
1. Berwarna abu- abu, hitam, hijau dan merah
Ciri- ciri yang pertama yang dimiliki oleh batu slate atau sabak memiliki beberapa warna yaitu abu- abu, hitam, hijau dan juga merah. Warna- warna dari batu ini merupakan warna yang khas. Warna- warna ini bisa berbeda- beda karena kandungan zat yang dimiliki oleh batu tersebut, yakni tergantung pada kandungan mineralnya.
2. Memiliki derajat metamorfosis yang rendah
Batu slate atau sabak merupakan salah satu batuan yang berasal dari jenis batuan metamorf atau malihan. batu sabak ini berasal dari metamorfosis Shale dan batu lempung atau Mundstone. Meskipun demikian batu slate atau batu sabak ini memiliki derajat metamorfosis yang rendah apabila dibandingkan dengan batuan metamorf yang lainnya.
3. Mudah membelah menjadi lembaran yang tipis
Ciri- ciri yang demikian ini tidak dimiliki oleh semua jenis batuan yang ada di bumi. Dengan keistimewaan yang demikian ini maka batu sabak ini pernah dijadikan sebagai alas tulis.
Proses Terbentuknya Batu Sabak
Lingkungan tektonik yang menghasilkan batu sabak biasanya merupakan bekas cekungan sedimen yang terlibat dalam aktivitas lempeng konvergen. Batu serpih maupun batu lumpur di dalam cekungan akan tertekan oleh gaya horizontal sehingga mengalami sedikit kenaikan panas (proses metamorfisme).
Kekuatan tekanan maupun panas inilah kemudian merubah mineral-mineral lempung pada serpih dan batu lumpur tersebut. Selanjutnya akibat tekanan terus-menerus, tekstur foliasi akan berkembang membentuk sudut siku-siku sehingga menghasilkan foliasi vertikal, biasanya memotong lapisan serpih ataupun batu lumpur.
Batu sabak termasuk jenis batuan metamorf karena pembentukannya sangat dipengaruhi oleh tekanan dan suhu. Selain akibat tekanan dan suhu, batuan yang dikategorikan sebagai batuan metamorf juga ditentukan oleh teksturnya (foliasi dan non foliasi) yang dapat terbentuk selama peristiwa metamorfisme.
Manfaat Batu Sabak
Sebagian besar batuan sabak yang ditambang di seluruh dunia digunakan untuk memproduksi atap. Dalam hal ini, batu sabak berkualitas baik dapat dipotong tipis-tipis, mempunyai kelembaban minimal, serta tahan terhadap cuaca dingin.
Kerugian penggunaan atap dari batu sabak adalah biaya pemasangan atap dari bahan ini lebih mahal dibandingkan dengan bahan atap lainnya. Biaya yang mahal ini membuatnya terbatas hanya digunakan pada proyek-proyek konstruksi mewah karena nilai prestisenya tersebut.
Batu ini juga dapat dimanfaatkan sebagai interior lantai, paving, maupun agregat dekoratif. Pada jaman dulu, batuan ini sering digunakan sebagai papan tulis, meja biliar, batu asah, maupun bidang bagian atas meja.
Selain itu, batuan ini juga merupakan isolator listrik yang bagus, sehingga sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan panel listrik dan kotak saklar.
Dari berbagai sumber
Post a Comment