Awan Cumulonimbus: Pengertian, Pembentukan, Jenis, dan Bahayanya
Awan Cumulonimbus (Thunderheads) |
Pengertian Awan Cumulonimbus
Awan Cumulonimbus (thunderheads) atau kepala petir adalah awan vertikal menjulang yang sangat tinggi (2.000-16.000 meter), padat, dan di dalamnya mengandung badai petir serta cuaca dingin lainnya. Kumulonimbus berasal dari bahasa Latin, "cumulus" berarti terakumulasi dan "nimbus" berarti hujan. Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer.
Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan. Awan kumulonimbus terbentuk dari awan kumulus (terutama dari kumulus kongestus) dan dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri.
Petir yang berada di jantung awan bisa menimbulkan curah hujan tinggi dan angin kencang. Petir ini biasanya menghilang setelah 20 menit. Namun jika terdapat energi matahari di atmosfer, petir bisa makin banyak dan berlangsung hingga hitungan jam. Awan ini biasa ditemukan di kawasan tropis.
Pembentukan Awan Cumulonimbus
Terbentuknya awan cumulonimbus ini membutuhkan kondisi yang hangat dan lembab. Dalam beberapa kasus, thunderhead dengan energi yang cukup dapat berkembang menjadi supercell yang dapat menghasilkan angin kencang, banjir bandang, dan banyak petir. Bahkan, beberapa di antaranya dapat menghasilkan angin tornado atau puting beliung, jika kondisinya tepat.
Kendati hujan deras yang dihasilkan oleh cumulonimbus, biasanya menyebabkan curah hujan hanya berlangsung sekitar 20 menit. Hal ini disebabkan karena awan tidak hanya membutuhkan banyak energi untuk terbentuk, tetapi juga mengeluarkan banyak energi. Namun, ada pengecualian, yakni ada juga badai petir kering yang dapat berupa awan cumulonimbus, yang mana curah hujan tidak menyentuh tanah.
Jenis ini umum terjadi di Amerika Serikat bagian barat, di mana tanahnya lebih kering dan biasanya sering disebut sebagai penyebab kebakaran hutan. Cumulonimbus adalah awan yang sering dikaitkan dengan berbagai penyebab cuaca ekstrem. Dampak awan cumulonimbus ini bisa menyebabkan berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang, badai petir, dan curah hujan yang tinggi.
Awan cumulonimbus adalah contoh sempurna tentang bagaimana perbedaan ketinggian dapat memengaruhi pembentukan awan. Awan ini terbentuk di bagian bawah troposfer yakni lapisan atmosfer yang paling dekat dengan permukaan Bumi. Karena penguapan dan efek rumah kaca, maka wilayah ini menghasilkan udara hangat yang memungkinkan terciptanya awan cumulus dan awan cumulonimbus.
Turbulensi yang diciptakan oleh gesekan antara udara dan permukaan bumi dikombinasikan dengan panas yang tersimpan dari matahari, sehingga membantu mendorong sebagian besar cuaca.
Jenis Awan Cumulonimbus
Berikut beberapa jenis awan cumulonimbus di antaranya,
1. Cumulonimbus Arcus. Cumulonimbus arcus pada dasarnya disebut sebagai awan badai. Awan jenis ini bisa memberikan hujan, hujan es atau salju dan biasanya sangat tebal. Awan ini dapat memanjang hingga 10 mil, sehingga banyak yang mengindikasikan bahwa awan ini adalah raja di antara awan lain.
2. Cumulonimbus Calvus. Cumulonimbus calvus adalah awan yang cukup tinggi dalam perkembangan vertikalnya yang mampu menghasilkan curah hujan tinggi pula. Awan ini berkembang dari awan cumulus congetus dan apabila proses perkembangannya cukup baik maka akan menghasilkan awan cumulonimbus incus.
3. Cumulonimbus Capillatus. Cumulonimbus capillatus adalah awan yang terbentuk setelah mencapai batas tingkat stabilitas lapisan stratosfer dan juga telah membentuk karakteristik datar yang berasal dari bentuk awan cirrus yang padat di mana awan tersebut muncul dengan bentuk struktur seperti rambut.
4. Cumulonimbus Incus. Cumulonimbus incus adalah awan yang terbentuk sama seperti cumulonimbus capillatus dan juga terbentuk dari perubahan awan nimbus calvus. Sama seperti yang lainnya, awan ini juga awan yang dapat menghasilkan badai dan petir.
5. Cumulonimbus Mammatus. Cumulonimbus mammatus adalah awan yang sering disangkut pautkan hubungannya dengan badai petir. Awan ini sering memperpanjang dasar dari awan cumulonimbus, namun dapat ditemukan di bawah awan alto cumulus, awan alto stratus, awan strato cumulus dan awan cirrus serta awan abu vulkanik. Awan ini dapat digunakan sebagai indikasi akan terjadinya badai yang kuat bahkan badai tornado.
6. Cumulonimbus Plannus. Cumulonimbus plannus adalah merupakan awan bagian dari formasi awan cumulonimbus yang sering naik pada ketinggian yang bahkan bisa mencapai hingga 12 km.
7. Cumulonimbus Pileus. Cumulonimbus pileus adalah awan yang sangat cepat dalam berubah bentuk. Awan ini dibentuk oleh updraft yang kuat pada ketinggian yang lebih rendah. Awan ini juga memiliki kelembapan yang sangat tidak stabil. Awan ini dapat menyebabkan cuaca menjadi buruk dan dapat menjadi indikator bahwa badai akan datang. Awan ini juga menandakan akan datangnya angin kencang yang sifatnya merusak.
8. Cumulonimbus Tuba. Cumulonimbus tuba adalah awan khusus yang terbentuk atas dasar awan cumulonimbus. Pada dasar awan terdapat bentuk corong atau kerucut yang terkadang dapat berkembang menjadi tornado atau angin puyuh.
9. Cumulonimbus Velum. Cumulonimbus velum adalah awan bagian cumulonimbus yang memiliki lapisan kecil dari awan alto stratus yang mengelilingi daerah tengahnya saat udara lembab stabil yang diciptakan sebagai hasil pertumbuhan dari induk awan cumulonimbus. Awan ini terlihat lebih gelap daripada awan cumulonimbus dan dapat bertahan setelah cumulonimbus pecah. Awan ini jarang sekali ditemukan.
10. Cumulonimbus Virga. Cumulonimbus virga adalah sebagai awan yang dapat mengindikasikan akan terjadi hujan. Di mana warna awan ini adalah abu-abu seperti ketika akan terjadi hujan.
Bahaya Awan Cumolonimbus
Awan ini mempunyai banyak bahaya atau dampak negatif di antaranya,
1. Mengandung banyak aliran listrik
Awan dengan permukaan bumi memiliki kekuatan listrik yang bertolak belakang. Oleh sebab itulah kita sering melihat adanya petir yang kita sebit sebagai listrik alam. Sebenarnya listrik alam ini banyak sekali, dan hanya beberapa yang sampai ke permukaan Bumi atau kerak bumi.
Awan Cumolonimbus ini merupakan awan yang mengandung banyak muatan listrik alami, terlebih di bagian tengahnya. Petir- petir di bagian awan ini sangat berbahaya dan tentu saja sangat mudah menyambar apa saja yang melewati daerah tersebut, tidak terkecuali pesawat yang melintas.
2. Terdapat badai besar
Tidak hanya kekuatan listrik saja yang besar, namun awan ini juga memiliki kekuatan badai. Awan Cumolonimbus merupakan awan yang menyimpan badai di dalamnya. Badai dari awan ini sangat bisa mengganggu aktivitas penerbangan pesawat. Pesawat bisa mengalami turbulensi maupun gangguan listips. Akibat dari adanya badai ini, pesawat bisa tiba- tiba naik dan turun dalam waktu yang lebih cepat dari biasanya.
3. Terdapat kabut yang menutupi pandangan
Kabut merupakan salah satu hal yang membahayakan bagi pilot karena mempengaruhi pandangan ke depan. Kabut tebal yang datang bersama badai akan mengganggu penerbangan. Bahkan banyak pesawat yang hilang setelah masuk ke kawasan awan Cumolonimbus dan tidak ditemukan dalam jangka waktu yang cukup lama.
4. Terjadinya hujan es
Salah satu bahaya yang dapat diciptakan dari awan Cumolonimbus adalah terjadinya hujan es. Hujan es bisa terjadi ketika ada suhu yang saling berlawanan bertemu. Terjadinya hujan es ini akan menyebabkan gangguan penerbangan.
Dari berbagai sumber
Post a Comment