Sumber Energi Konvensional: Pengertian dan Jenisnya
Sumber Energi Konvensional |
Pengertian Sumber Energi Konvensional
Energi konvensional adalah energi yang sudah tersedia di alam dalam jumlah yang terbatas dan tidak bisa diperbaharui kembali. Di bumi ini ada banyak macam sumber energi konvensional yang bisa dimanfaatkan oleh manusia antara lain bahan bakar fosil seperti minyak, batu bara, maupun gas bumi. Di samping itu, sumber energi konvensional lainnya adalah energi nuklir.
Jenis Sumber Energi Konvensional
Energi konvensional memiliki dampak yang berbahaya bagi lingkungan, karena menimbulkan polusi udara, air dan tanah yang berdampak pada kelangsungan makhluk hidup. Berikut beberapa macam sumber energi konvensional di antaranya,
1. Bahan Bakar Fosil (Minyak, Batu Bara, Gas Alam)
Bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari sisa-sisa tanaman dan hewan prasejarah yang terkubur jauh di dalam bumi jutaan tahun yang lalu karena beberapa proses alami, sehingga bahan bakar fosil termasuk ke dalam sumber energi tak terbarukan.
Tanaman dan hewan prasejarah yang terkubur di dalam bumi ini, tanpa adanya oksigen, tekanan, kalor, membuat bakteri mengubahnya menjadi bahan bakar fosil baik berupa minyak, batu bara, maupun gas alam.
Dalam pemilihan bahan bakar fosil ada beberapa faktor yang harus diperhatikan di antaranya jumlah kalor yang dihasilkan dari pemanasan, jumlah polusi yang akan dihasilkan, ketersediaannya, serta kemudahan disimpan dan dibawa. Adapun kekurangan dari pembakaran bahan bakar fosil adalah saat proses pembakaran banyak oksidasi asam yang dilepaskan seperti karbon, nitrogen dan belerang yang menjadi penyebab hujan asam.
Selain itu, selama proses pembakaran bahan bakar fosil dihasilkan karbon dioksida yang dapat menyebabkan efek rumah kaca. Bahan bakar fosil digunakan untuk menghasilkan listrik dan salah satu bentuk aplikasinya pada turbin dan generator.
a. Minyak Bumi
Minyak bumi berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang telah mati pada juta tahun yang lalu. Minyak bumi memiliki ciri-ciri di antaranya,
a) Berbentuk cairan kental
b) Coklat gelap
c) Kehijauan
d) Mudah terbakar
Minyak bumi terletak di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi tersusun oleh campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam. Minyak bumi yang diolah banyak digunakan sebagai bahan bakar minyak, misalnya minyak tanah, solar, pertamax, premium, dan sebagainya.
b. Batu Bara
Batu bara merupakan bahan bakar fosil. Batu bara berbentuk dari endapan organik, yaitu sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Batu bara tersusun dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel fuel) yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari segi ekonomis batu bara jauh lebih hemat dibandingkan solar.
Berdasarkan proses pembentukannya, batu bara dibagai menjadi lima kelas di antaranya,
a) Antrasit merupakan batu bara dengan kelas tertinggi. Ciri-cirinya yaitu dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86-98 % unsur karbon dengan kadar air kurang dari 8 %.
b) Bituminus mengandung 68-86 % unsur karbon dan memiliki berkadar air 8-10% dari beratnya.
c) Sub-bituminus mengandung sidikit karbon dan banyak air. Jika dibandingkan dengan bituminus, sub-bituminus merupakan sumber panas yang kurang efisien.
d) Lignit merupakan batu baru yang sangat lunak yang mengandung air 35-75 % dari beratnya.
e) Gambut memiliki ciri-ciri yaitu berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.
c. Gas Alam
Gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang telah mati pada juta tahun yang lalu. Gas alam tersusun dari alkana suhu rendah (metana, etana, propana, dan butana). Selain itu alkana juga terdapat berbagai gas lain seperti karbon dioksida (Co2) dan hidrogen sulfida (H2S).
Gas alam yang belum mengalami suatu proses sangat berbahaya karena dapat mengurangi kandungan oksigen di udara dan sifatnya yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan, tetapi jika sudah melalui suatu proses gas alam tidak berbahaya.
Gas alam yang telah diproses bersifat tidak berasa dan tidak berbau, tetapi jika akan didistribusikan gas alam diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok di antaranya,
a) Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NVG), sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan sebagainya.
b) Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, metanol, bahan baku plastik, LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE (high low density polyethylen), PE (poly enthylene), PVC (poly vynl chloride), C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan.
c) Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural Gas (LNG).
2. Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan dari reaksi nuklir atau reaksi inti. Dalam reaksi nuklir sebagian massa dikonversi menjadi bentuk energi dengan memenuhi prinsip kesetaraan massa-energi yang dikemukakan oleh Einstein yaitu E = mc2.
Sejumlah besar energi panas dihasilkan dari reaksi nuklir, sehingga digunakan untuk menghasilkan uap. Uap ini digunakan untuk memutar turbin dan generator guna menghasilkan listrik. Namun, ada beberapa keterbatasan dari energi nuklir di antaranya risiko kebocoran yang tinggi dan pencemaran lingkungan, biaya yang mahal untuk pemasangan, serta risiko tinggi radiasi dan penyalahgunaan selama penyimpanan serta pembuangan bahan bakar bekas.
Dari berbagai sumber
Post a Comment