Sirkum Pasifik: Pengertian, Proses, Nama Gunung, dan Dampaknya

Table of Contents
Pengertian Sirkum Pasifik atau pacific ring of fire
Sirkum Pasifik (Pacific Ring of Fire)

Pengertian Sirkum Pasifik

Sirkum Pasifik (pacific ring of fire) adalah jalur pegunungan yang membentang dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan menuju Pegunungan Rocky di Amerika Utara kemudian menuju Jepang, Filipina hingga Indonesia dalam tiga jalur yaitu Kalimantan, Sulawesi dan Halmahera hingga kepala burung Papua, membentuk tulang punggung pegunungan di Papua, Australia, dan berakhir di Selandia Baru.

Berbeda dengan pada Sirkum Mediterania, busur dalam Sirkum Pasifik ini justru bersifat non vulkanik sedangkan busur luar Sirkum Pasifik justru bersifat vulkanik. Sepanjang dua jalur pegunungan ini terdapat banyak gunung api yang siap meletus kapan saja disertai intensnya gejala vulkanisme di sekitarnya. Pegunungan Sirkum Pasifik identik dengan wilayah-wilayah yang memiliki aktivitas tektonik dan fenomena gempa bumi serta letusan gunung api yang tinggi.
 

Proses Terbentuknya Sirkum Pasifik

Sirkum pasifik terbentuk karena adanya tektonik lempeng yang menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng. Pegunungan di Sirkum Pasifik terbentuk karena aksi subduksi lempeng, di mana lempeng samudra menghujam di bawah lempeng benua.

Subduksi terjadi ketika terjadi tabrakan antara lempeng samudra dan lempeng benua. lempeng samudra yang memiliki berat jenis lebih tinggi dari lempeng benua akan cenderung menghujam kebawah lempeng benua.

Lempeng benua yang terangkat ini kemudian akan mengalami pelipatan, membentuk gunung dan bukit. Sedangkan, lempeng samudra yang ada di bawah cenderung akan meleleh, menjadi magma di kerak bumi bagian dalam atau mantel atas.

Fenomena tersebut menyebabkan terbentuknya pegunungan lipatan, subduksi juga kerap menyebabkan vulkanisme dan aktivitas tektonis lainnya seperti gempa bumi. Oleh karena itu, Sirkum Pasifik juga dikenal sebagai pacific ring of fire. Sebuah daerah dengan aktivitas vulkanik dan tektonik yang sangat tinggi.

Pada kasus Sirkum Pasifik, lempeng yang menyebabkan terjadinya lipatan dan vulkanisme adalah lempeng Nazca, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-Australia. Pada kasus Sirkum Pasifik, lempeng Eurasia tidak memegang peranan yang besar dalam membentuk barisan-barisan pegunungan yang ada.
 

Gunung-gunung yang termasuk ke dalam Sirkum Pasifik

Berikut beberapa gunung yang termasuk ke dalam pegunungan Sirkum Pasifik di antaranya,
1. Gunung Fuji (Jepang)
2. Gunung Erebus (Antarktika)
3. Gunung Andes (Peru)
4. Gunung Pinatubo (Filipina)
5. Gunung Ojos del Salado
6. Gunung Lokon
7. Gunung Ruapehu
8. Gunung St.Helens
9. Pegunungan Sierra Madre (Mexico)
10. Pegunungan Central American Volcanic Arc (Nicaragua, Costa Rica, dan negara amerika tengah lainnya)
11. Gunung Aconcagua (Amerika Selatan)
12. Gunung Denali (Alaska)
13. Pegunungan Rantemario (Indonesia)
14. Pegunungan Jayawijaya (Indonesia)

Mayoritas gunung-gunung tersebut adalah gunung api yang aktif atau pernah aktif pada zamannya. Selain itu, terdapat pula gunung-gunung tinggi yang kerap dianggap sebagai salah satu dari seven summits yaitu gunung Denali, Aconcagua, dan Puncak Jaya di Jayawijaya.

Dampak Adanya Jalur Mediterania dan Sirkum Pasifik yang Melewati Indonesia
Indonesia adalah negara yang dilalui oleh dua jalur pegunungan ini sekaligus, yaitu jalur pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Hal ini karena letak geografis Indonesia yang membuat dua jalur pegunungan ini melewati beberapa wilayah di Indonesia.

Karena itu jugalah turut membawa dampak bagi Indonesia. Adanya dua jalur pegunungan yang melewati Indonesia ini membawa dampak yang cukup spesifik, baik itu dampak positif maupun negatif di antaranya,
1. Memiliki Tanah yang Sangat Subur
2. Memiliki Banyak Destinasi Wisata yang Menarik
3. Sering Terjadi Bencana Alam
4. Memiliki Banyak Potensi Mineral
 

Dari berbagai sumber

Baca Juga: Sirkum Mediterania: Pengertian, Proses, Nama Gunung, dan Dampak

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment