Perubahan Iklim: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Upaya Menanggulanginya

Table of Contents
Pengertian Perubahan Iklim
Perubahan Iklim

Pengertian Perubahan Iklim

Perubahan iklim adalah perubahan pola dan intensitas unsur iklim, baik secara global maupun regional dalam periode waktu yang lama. Perubahan iklim meliputi perubahan suhu, curah hujan pola angin dan berbagai efek lain secara drastis. Perubahan iklim dapat terjadi karena pengaruh dari luar berupa radiasi Matahari maupun pengaruh dari dalam Bumi berupa peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer.

Pemanasan global merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim akan berdampak kepada peningkatan tinggi permukaan air laut, meningkatnya jumlah bencana alam, pergeseran rentang geografis, dan kerusakan ekosistem. Dampak perubahan iklim akan dirasakan oleh manusia, hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme.

Penyebab Perubahan Iklim

1. Efek Rumah Kaca
Gas Rumah Kaca sebagai penyebab perubahan iklim pertama dan berasal dari gas-gas rumah kaca. Beberapa gas di atmosfer Bumi sendiri turut berperan dalam hal ini, misalnya pada kaca di rumah yang memerangkap panas matahari kemudian menghentikannya agar tidak bocor kembali ke angkasa.

Banyak dari gas-gas ini terjadi secara alami, meski berbagai aktivitas manusia di sekitarnya meningkatkan konsentrasinya di atmosfer, khususnya pada metana, karbon dioksida (CO2), gas berfluorinasi CO2 dan dinitrogen oksida sebagai gas rumah kaca yang paling umum diproduksi oleh aktivitas manusia serta bertanggung jawab atas 64% pemanasan global buatan manusia.

Konsentrasinya di atmosfer saat ini adalah 40% lebih tinggi jika dibandingkan saat industrialisasi dimulai dahulu, Gas rumah kaca lainnya sendiri dipancarkan dalam jumlah yang lebih kecil, tetapi mereka memerangkap panas jauh lebih efektif dibanding CO2, serta dalam beberapa kasus ribuan kali lebih kuat. Metana ini bertanggung jawab atas nitrooksida sebesar 6% dan 17% pemanasan global buatan manusia.

2. Peningkatan Emisi
Penyebab perubahan iklim yang kedua berasal dari peningkatan emisi yang diakibatkan oleh ulah manusia, misalnya saja pada Pembakaran minyak, batu bara, dan gas yang akan menghasilkan dinitrogen oksida dan karbon dioksida. Ha ini juga disebabkan oleh deforestasi atau penebangan hutan.

Pohon sendiri membantu mengatur iklim dengan menyerap CO2 dari atmosfer. Karenanya saat terjadi penebangan, efek menguntungkan kemudian hilang dan karbon yang tersimpan di pohon akan dilepaskan ke atmosfer, dan menambah efek rumah kaca di bumi. Selain itu peningkatan emisi juga disebabkan oleh meningkatnya jumlah peternakan, khususnya pada Sapi dan domba, di mana keduanya menghasilkan metana dalam jumlah besar saat mencerna makanan.

Tak hanya itu pupuk yang mengandung nitrogen juga menghasilkan emisi nitrooksida, Gas-gas ini berfluorinasi hingga kemudian menghasilkan efek pemanasan yang sangat kuat, yaitu hingga 23.000 kali lebih besar dibanding CO2.

3. Pemanasan Global
Penyebab perubahan iklim lainnya berasal dari aktivitas pemanasan global. Pembangkit listrik dan instalasi industri lainnya ialah penghasil CO2 utama. Suhu rata-rata global saat ini sendiri adalah 0,85ºC lebih tinggi jika dibandingkan dengan akhir abad ke-19.

Masing-masing dari tiga dekade terakhir ini sendiri telah lebih hangat dibandingkan dekade sebelumnya sejak pencatatan mulai dilakukan yaitu pada tahun 1850an. Para ilmuwan iklim terkemuka mengemukakan pendapatnya mengenai penyebab pemanasan global adalah aktivitas manusia.

Hal ini sendiri telah diamati  sejak pertengahan abad ke-20. Peningkatan 2°C dibanding suhu pada masa pra-industri ini dinilai para ilmuwan sebagai ambang batas. Di mana kemudian terdapat risiko yang jauh lebih tinggi bahwa perubahan yang berbahaya serta berbagai bencana di lingkungan global kemungkinan akan terjadi. Karenanya hingga saat ini banyak di antara negara lain telah menanamkan kepada warganya tentang pentingnya menjaga pemanasan di bawah 2°C.

4. Perubahan Orbit Bumi
Penyebab terjadinya perubahan iklim selanjutnya berasal dari orbit bumi yang mengalami perubahan. Dalam  800.000 tahun terakhir, terdapat siklus alami dalam iklim Bumi di antara zaman es serta periode interglasial yang lebih hangat. Usai zaman es terakhir di 20.000 tahun yang lalu, suhu global kemudian naik rata-rata sekitar 3°C – 8°C dalam kurun waktu 10.000 tahun terakhir.

Peneliti juga menghubungkan kenaikan suhu dalam 200 tahun terakhir ini dengan kenaikan level CO2 di atmosfer. Tingkat gas rumah kaca ini sendiri kini telah berada jauh di atas siklus alami dalam kurun waktu 800.000 tahun terakhir. Orbit bumi yang berada di sekitar matahari adalah lingkaran bukannya elips.

Kadang ia hampir melingkar di mana jarak Bumi berada kira-kira sama dari Matahari saat ia bergerak mengelilingi orbitnya. Pada waktu lainnya elips lebih menonjol hingga Bumi bergerak lebih dekat dan jauh dari matahari saat mengorbit. Saat Bumi lebih dekat ke matahari sendiri, iklim kemudian akan menjadi lebih hangat.

Dampak Perubahan Iklim Global

Perubahan iklim global tidak mustahil membawa banyak dampak yang negatif terhadap bumi dan makhluk hidup. Beberapa dampaknya tersebut kini mulai dirasakan di setiap kehidupan manusia secara perlahan di antaranya,
1. Memengaruhi Kualitas Air
Adanya perubahan iklim global secara tidak langsung akan memengaruhi kualitas hingga kuantitas air bersih yang tersedia di bumi. Meski perubahan iklim global cenderung meningkatkan intensitas hujan, namun air justru berpotensi untuk tidak terserap ke dalam tanah dan langsung bermuara ke laut sehingga tidak dapat dikonsumsi.

2. Memicu Kepunahan Makhluk Hidup
Dampak dari adanya perubahan iklim yang dapat terlihat adalah terjadinya kepunahan masal berbagai spesies binatang. Sebab, habitat alami dari berbagai binatang tersebut cenderung rusak sebagai akibat dari kegiatan manusia.

3. Wabah Penyakit Meningkat
Selain itu, perubahan iklim global juga dapat memicu terjadinya berbagai wabah penyakit di berbagai belahan dunia. Hal itu sebagai akibat dari paparan sinar matahari berupa ultraviolet sehingga membuat manusia rentan untuk terserang berbagai penyakit.

4. Cuaca Ekstrem
Dampak dari perubahan iklim global yang pasti terjadi adalah cuaca ekstrem. Adapun indikator terjadinya cuaca ekstrem tersebut antara lain seperti meningkatnya suhu, permukaan air laut yang semakin naik, suhu air laut yang meningkat, pencairan gletser dan lapisan es kutub, serta peningkatan curah hujan.

Upaya Menanggulangi Perubahan Iklim

Berikut beberapa hal yang dapat direkomendasikan sebagai kebijakan  dan instrumen yang dapat dilakukan untuk menurunkan emisi GRK di bumi di antaranya,
1. Sektor Energi
Pada sektor energi yang bisa dilakukan adalah mengurangi subsidi bahan bakar fosil, Pajak karbon yang digunakan untuk bahan bakar fosil, serta menggalakkan kebiasaan menggunakan energi terbarukan, tak lupa penetapan harga listrik bagi energi terbarukan, juga subsidi bagi para produsen.

2. Sektor Transportasi
Pada suatu sektor transportasi adalah dengan menggalakkan penggunaan biofuel, mewajibkan penggunaan bahan bakar dengan standar CO2 untuk alat-alat transportasi di jalan raya, STNK, Pajak unstuck plebeian endbrain, tarif penggunaan jalan serta parker.

Tak lupa juga merancang suatu kebutuhan transportasi dengan sebelumnya melalui regulasi penggunaan lahan dan perencanaan infrastruktur yang baik, terakhir adalah berupaya lebih memilih menggunakan transportasi tak bermotor serta menggunakan fasilitas angkutan umum.

3. Sektor Gedung
Menerapkan standar dan label terhadap berbagai peralatan, regulasi gedung dan sertifikasi termasuk di antaranya dalam percontohan pemerintah pada pengadaan, insentif yang diberikan kepada perusahaan di bidang energi.

Apalagi sekitar 70% penggunaan energi, berasal dari konstruksi dan bangunan yang menyumbang 39% dari emisi karbon dioksida, selain itu dalam kurun waktu 15 tahun mendatang infrastruktur perkotaan ini akan dibangun, seiring dengan semakin cepatnya proses migrasi dari desa ke kota (atau sebaliknya).

Selain itu yang sama pentingnya adalah memperbaiki bagaimana kualitas bangunan yang didirikan, meningkatkan standar bangunan, serta memikirkan kembali perencanaan kota seperti misalnya saja memberikan insentif untuk mini-grid solutions.

Tak hanya itu sama pentingnya mengatasi CF11, emisi metana, dan nitrooksida yang diinduksi oleh manusia hingga kemudian menemukan solusi yang lebih cerdas untuk pemanasan, pendinginan, dan pengelolaan limbah.

4. Sektor Industri
Memberlakukan standar pada subsidi, pajak untuk kredit juga perjanjian sukarela. Pada sektor pertanian sendiri sebaiknya diberikan Insentif finansial serta regulasi-regulasi yang akan memudahkan dalam memperbaiki manajemen lahan, irigasi yang efisien, penggunaan pupuk serta mempertahankan kandungan karbon dalam tanah.

5. Sektor Kehutanan
Insentif finansial dalam hal internasional juga nasional memiliki berbagai tujuan di antaranya mempertahankan lahan hutan, manajemen hutan, memperluas area kehutanan, hingga mengurangi deforestasi atau penebangan liar yang kerap terjadi. Regulasi pemanfaatan lahan serta penegakan regulasi tersebut.

Melindungi dan memulihkan hutan tropis. Tanam triliunan pohon untuk meningkatkan ketahanan pangan, menyelamatkan keanekaragaman hayati, membantu mengurangi CO2, membuka mata pencaharian serta menolong ekonomi pedesaan.

Dalam melakukan hal ini, sangat perlu peningkatan investasi yang gunanya mengurangi separuh pembabatan hutan tropis pada tahun 2020, menghentikan deforestasi secara global pada tahun 2030 serta mengumpulkan sekitar US$ 50 miliar per tahun dalam kebutuhannya mencapai target 350 juta hektar hutan serta restorasi bentang alam di tahun 2030 sejalan dengan berlangsungnya Bonn Challenge.

Hingga saat ini, 168 juta hektar restorasi kemudian telah dijanjikan oleh 47 negara. Sangat perlu menanam lebih banyak pohon di padang rumput juga lahan tanah pertanian tak lupa pentingnya pemulihan lahan gambut.

6. Sektor Pertanian dan Makanan
Menurut Emissions Gap Report 2018 dari UN Environment, sistem pangan dari produksi hingga konsumsi berpotensi mengurangi hingga 6,7 gigaton CO2. Pangan menduduki urutan kedua setelah sektor energi.

Manusia membutuhkan transformasi pangan global dalam 12 tahun ke depan, di mana limbah makanan dikurangi, serta menjalankan diet dan pola hidup sehat melalui penurunan asupan protein hewani, menurut badan PBB ini.

UNEP menambahkan, penduduk dunia juga perlu memberi insentif pada pertanian agar lebih tanggap terhadap iklim dan berkelanjutan, serta mengakhiri situasi pangan yang tidak adil saat ini di mana lebih dari 820 juta orang kekurangan gizi.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment