Peradaban Mesir Kuno: Sejarah, Letak Geografis, Periodisasi, dan Hasil Peradabannya
Peradaban Mesir Kuno |
Sejarah Peradaban Mesir Kuno
Mesir Kuno adalah peradaban kuno di sebelah timur laut benua Afrika, yang berpusat di daerah hilir sungai Nil, yakni kawasan yang kini menjadi wilayah negara Mesir. Di sepanjang Lembah Sungai Nil atau tepian sungai yang berhulu di Gunung Kilimanjaro ini terkenal subur, kontras dengan kawasan berupa gurun yang kering dan tandus.
Peradaban Mesir Kuno ini dimulai dengan unifikasi Mesir Hulu dan Hilir sekitar 3150 SM, dan selanjutnya berkembang selama kurang lebih tiga milenium. Sejarahnya mengalir melalui periode kerajaan-kerajaan yang stabil, masing-masing diantarai oleh periode ketidakstabilan yang dikenal sebagai Periode Menengah.
Mesir Kuno mencapai puncak kejayaannya pada masa Kerajaan Baru. Selanjutnya, peradaban ini mulai mengalami kemunduran. Mesir ditaklukkan oleh kekuatan-kekuatan asing pada periode akhir. Kekuasaan Firaun secara resmi dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, ketika Kekaisaran Romawi menaklukkan dan menjadikan wilayah Mesir Ptolemeus sebagai bagian dari provinsi Romawi.
Meskipun ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di lembah sungai Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban merdeka Mesir.
Letak Geografis Mesir
Mesir secara geografis, sebagian besar wilayahnya berada di Benua Afrika. Namun, Semenanjung Sinai, di wilayah Mesir bagian timur, berada di Benua Asia. Negara ini mempunyai pesisir pantai, yaitu Laut Mediteranean dan Laut Merah; berbatasan dengan Libya bagian barat, Sudan di bagian selatan, Semenanjung Gaza, Palestina dan Israel di bagian timur.
Luas Mesir adalah empat kali luas Inggris. Namun, 95% wilayahnya berupa gurun pasir yang tidak bisa dihuni. Hal ini berarti sebagian besar penduduk Mesir hanya menempati 3% wilayah Mesir saja. Berikut adalah wilayah-wilayah yang ada di Mesir di antaranya,
1. Sungai Nil. Sungai Nil mengalir di sepanjang Mesir, dari selatan ke utara. Di kedua tepi sungai, terdapat tanah pertanian subur yang dikelilingi oleh gurun pasir yang luas. Di sinilah, konon, berkembang sebuah peradaban besar yang sangat maju, yakni peradaban Mesir Kuno atau peradaban Lembah Sungai Nil.
2. Gurun Pasir Barat. Sebelah barat Sungai Nil, terdapat Gurun Pasir Barat yang gersang, yang meliputi dua pertiga wilayah Mesir. Wilayah ini merupakan daerah rendah berpasir dan sand dune ( buit pasir) yang luasnya tidak terbatas serta dataran dan plato berbatu.
3. Gurun Pasir Timur. Gurun ini juga disebut Gurun Arab. Gurun ini terletak di timur Sungai Nil. Kebanyakan gurun di bagian timur tidak berpenghuni, walaupun terdapat beberapa penduduk yang bermukim di sepanjang pesisir Laut Merah sampai ke timur.
4. Daerah Hijau di Gurun Pasir. Di daerah gurun pasir, terdapat wilayah subur tempat tanaman dan pohon tumbuh serta danau terbentuk. Wilayah ini disebut oasis, dan keberadaannya penting untuk pertanian.
Letak geografis Mesir yang jarang turun hujan menjadikan keberadaan Sungai Nil merupakan karunia dan berkah yang sangat luar biasa. Sungai tersebut telah memberikan harapan hidup karena 95% penduduk Mesir berada di sekitar Sungai Nil.
Periodisasi Peradaban Mesir Kuno
Peradaban Mesir Kuno dibagi menjadi 3 periode di antaranya,
1. Zaman Kerajaan Mesir Tua (2700 - 2160 Sebelum Masehi)
Kerajaan Mesir Tua berlangsung sejak masa pemerintahan Fir’aun Menes sampai dengan pemerintahan Pepi II ( 3100-2134 SM). Masa kerajaan Mesir Tua dikenal sebagai Abad Piramida karena pada masa itu banyak dibangun piramida raksasa. Ibu kota Kerajaan Mesir Tua adalah Memphis. Kerajaan Mesir Tua ini didirikan oleh raja-raja dari selatan, dan mencapai puncaknya di bawah Dinasti III dan IV ( kira-kira 2600-2400 SM).
Zaman kerajaan Mesir Tua dimulai setelah Menes berhasil mempersatukan masyarakat Mesir Hilir dan Mesir Hulu. Kerajaan Mesir Tua mengalami puncak perkembangan pada masa Firaun Pepi II. Pada masa tersebut, Kerajaan Mesir Tua banyak memperoleh budak yang digunakan sebagai tenaga kerja untuk membangun istana, piramid dan bangunan monumental lainnya.
2. Zaman Kerajaan Mesir Pertengahan (2160 - 1788 Sebelum Masehi)
Pada masa pertengahan ini, terdapat dua pemerintahan di Mesir, yakni pemerintahan Raja Sesotris III dan Raja Amenemhet III. Zaman Mesir Pertengahan dimulai ketika Sesotris III berhasil mempersatukan Mesir pada 1880 Sebelum Masehi. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah Mesir Kuno hingga wilayah Sudan dan Palestina.
3. Zaman Mesir Baru (1500 – 1100 Sebelum Masehi)
Kerajaan Mesir Baru berdiri antara abad ke-16 SM hingga abad ke-11SM, meliputi masa dinasti ke-18,19, dan 20. Setelah bangsa Hykos, Mesir memasuki zaman baru atau zaman imperium. Disebut zaman imperium karena Fir’aun Mesir berhasil merebut wilayah di Asia Barat, termasuk Palestina, Funisia, dan Syiria.
Zaman Mesir Baru dimulai pada masa pemerintahan Thutmosis III yang mampu mempersatukan Mesir dan menaklukkan wilayah besar Mesopotamia dan Sudan. Pada zaman ini, muncul kepercayaan terhadap dewa Amon dan dewa Ra sebagai dewa tertinggi Mesir Kuno.
Hasil Peradaban Mesir Kuno
1. Seni Bangunan
Sebagai salah satu peradaban tertua di dunia, peradaban Mesir Kuno bisa dikatakan sebagai salah satu peradaban manusia paling maju. Hal ini terlihat dari peninggalan seni bangunannya yang masih popular sampai saat ini. Di mana seni bangunan hasil peradaban Mesir Kuno antara lain tampak pada Piramida, Sphinx, obelisk, dan kuil Abu Simbal.
a. Piramida adalah bangunan berbentuk prisma segi empat yang terbuat dari susunan batu. Piramida digunakan sebagai makam para Firaun Mesir Kuno. Piramida yang terkenal adalah Piramida Cheops di Giza yang didirikan sekitar 2700 SM dengan tinggi mencapai 137 meter.
b. Sphinx adalah patung singa berkepala manusia yang biasanya terdapat di kanan dan kiri piramida. Sphinx merupakan makhluk mitologis yang bertugas menjaga piramida dari roh jahat.
c. Obelisk yaitu tugu peringatan yang terbuat dari batu granit berwarna merah. Obelisk digunakan untuk memuja Dewa Matahari (Dewa Ra) dan letaknya tidak jauh dari piramida atau sphinx.
d. Kuil Abu Simbel, yaitu kompleks dua kuil yang dibangun oleh Firaun Mesir Ramses II. Pada kuil itu terdapat 4 patung raksasa Ramses II setinggi 20 meter. Tidak jauh dari kompleks itu terdapat kuil pemujaan dewi Hathor yang dipersembahkan untuk ratu Nefertari.
2. Sistem Pertanian dan Pengairan
Pertanian merupakan kehidupan utama masyarakat Mesir Kuno dan gandum merupakan tanaman utamanya serta ditunjang dengan tanaman lainnya berupa padi, jagung, maupun sayur-sayuran. Begitu suburnya ladang di Mesir, sehingga di musim yang baik bisa menghasilkan surplus panenan yang mampu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat di wilayah itu dan sebagian disimpan untuk cadangan di musim kering.
Kegiatan bertani dalam peradaban Mesir Kuno telah didukung oleh sejumlah peralatan yang cukup maju seperti bajak, cangkul, dan keranjang bertangkai. Bahkan teknik irigasi telah diterapkan sekitar tahun 1780an SM dengan melakukan penggalian melalui teknik sumur gali dan shaduf, terbukti menghasilkan panen tahunan yang melimpah.
Di samping pertanian, peradaban Mesir Kuno juga cukup unggul mengenai astronomi (perbintangan). Di mana, ilmu tersebut digunakan untuk membuat perhitungan satu tahun menjadi 12 bulan dan setiap bulan terdiri dari 30 hari, mereka juga mengenal tahun kabisat setiap empat tahun sekali.
3. Pemerintahan
Dalam peradaban Mesir Kuno, politik dan agama tidak dapat dipisahkan . Firaun merupakan kepala negara sekaligus wakil para dewa di bumi. Pemerintahan dan agama berperan membawa ketertiban dalam hidup bermasyarakat melalui pembangunan kuil serta piramida, pemberlakuan hukum, perpajakan, organisasi kerja, kegiatan perdagangan, dan pertahanan negara.
Para Firaun mulai memerintah Mesir sejak 3100an SM, dan sejak saat itu Mesir memasuki masa pemerintahan dinasti selama 2500 tahun. Selama rentang waktu itu, terdapat 30 dinasti terdiri atas 170 Firaun memerintah Mesir Kuno.
Adapun beberapa Firaun yang terkenal antara lain; Khufu (2589 SM-2566 SM), Amenhotep (1525 SM-1504 SM), Hatshepsut (1498 SM-1483 SM), Thutmosis III (1479 SM-1425 SM), Tuthankhamun (1334 SM-1325 SM).
4. Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat Mesir Kuno bercorak polities dan pantheon, dimana banyak menyembah dewa dewi. Dewa tertinggi yang disembah adalah Ra (dewa matahari) yang dianggap pemimpin para dewa, Osiris (dewa kematian dan kebangkitan), Isis (dewi kehidupan dan kematian), Anubis (dewa pelindung orang mati), anhur (dewa perang dan berburu), dan ken (dewi cinta).
Masyarakat Mesir Kuno beranggapan bahwa jiwa manusia masih tetap hidup selama jasmaninya utuh. Oleh karena itu, mereka membuat mumi yaitu mayat yang diawetkan dengan balsam, biasanya di kalangan bangsawan yang meninggal akan dibuat mumi. Mayat ditempatkan di Mastaba dan di masukan ke dalam piramida.
Dari berbagai sumber
Post a Comment