Peradaban Kuno Asia: Sejarah, Peradaban India dan Cina Kuno
Peradaban Kuno Asia |
Sejarah Peradaban Kuno di Asia
Peradaban kuno di Asia adalah sejarah kolektif beberapa kawasan pesisir benua Asia, seperti Asia Timur, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Timur Tengah, yang dihubungkan satu sama lain oleh bentangan stepa pedalaman Erasia. Demikian, kawasan pesisir merupakan tempat lahirnya peradaban-peradaban terawal di dunia.
Di setiap kawasan pesisir, peradaban umat manusia tumbuh dan berkembang di sekitar lembah-lembah sungai yang subur. Tanah di lembah-lembah sungai yang subur ini kaya akan unsur hara sehingga dapat ditanami bermacam-macam jenis umbi-umbian.
Peradaban-peradaban yang tumbuh di Mesopotamia, Lembah Sungai Indus, dan Tiongkok memiliki banyak kemiripan dan agaknya saling bertukar teknologi serta gagasan, misalnya matematika dan roda. Hasil budaya lain seperti tulisan agaknya berkembang secara mandiri di masing-masing kawasan. Kota-kota, negara-negara, dan kelak kekaisaran-kekaisaran berkembang di lembah-lembah sungai yang subur di kawasan pesisir benua ini.
Kawasan stepa sudah sejak lama dihuni oleh kaum pengembara berkuda. Dari tengah-tengah kawasan itu, mereka sanggup berkelana sampai ke seluruh pelosok benua Asia. Kawasan utara Eurasia, yang meliputi sebagian besar daerah Siberia, adalah kawasan yang tidak dapat dimasuki para pengembara stepa ini karena memiliki rintangan alam berupa hutan-hutan rimba dan tundra.
Kawasan pedalaman dan kawasan pesisir dipisahkan oleh pegunungan-pegunungan dan gurun-gurun. Pegunungan Kaukasus, Pegunungan Himalaya, Gurun Karakum, dan Gurun Gobi merupakan rintangan alam yang hanya dapat diterobos oleh kaum pengembara berkuda dari stepa dengan susah-payah.
Peradaban India Kuno
Daerah India merupakan salah satu tempat munculnya peradaban tertua di dunia khususnya di Asia. Daerah India merupakan suatu Jazirah Benua Asia yang disebut dengan nama anak benua. Di sebelah utara daerah India terbentang Pegunungan Himalaya yang menjadi pemisah India dengan daerah lainnya di Asia.
Antara Pegunungan Himalaya dan Hindu Kush terdapat Celah Kaibar. Celah Kaibar inilah yang dilalui oleh masyarakat India untuk menjalin hubungan dengan daerah-daerah lain di Asia. Di tengah-tengah daerah India terdapat Pegunungan Windya. Pegunungan ini membagi India menjadi dua bagian, yaitu India Utara dan India Selatan.
Pada daerah India bagian utara mengalir Sungai Shindu (Indus), Gangga, Yamuna, dan Brahmaputra. Daerah itu merupakan daerah yang subur sehingga sangat padat penduduknya. Di daerah itu pulalah muncul pusat peradaban awal di Asia, yaitu peradaban Lembah Sungai Indus dan Lembah Sungai Gangga.
Peradaban India Kuno merupakan salah satu peradaban yang berperan dalam sejarah peradaban dunia. Peradaban India Kuno berlangsung di sekitar aliran sungai Indus dan Gangga. Masyarakat India Kuno sudah mengenal sistem pemerintahan, tata kota, sanitasi dan kegiatan politik ekonomi.
1. Dataran Tinggi Dekkan
Dataran ini berada di India bagian selatan yang daerahnya terdiri dari bukit-bukit dan gunung-gunung yang kering dan tandus. Dataran tinggi Dekkan kurang mendapatkan hujan sehingga daerahnya terdiri atas padang rumput savana yang amat luas.
2. Mohenjo-Daro dan Harappa
Peradaban masyarakat lembah sungai Indus dimulai sekitar tahun 3.000 SM. Salah satu peradaban paling kuno ini berada di sepanjang aliran Sungai Indus di wilayah Asia Selatan, tepatnya di kawasan India Barat dan Pakistan.
Bukti ditemukannya peradaban kuno di lembah Sungai Indus ini berawal dari eksplorasi yang dilakukan oleh pemerintah Inggris tahun 1870. Penggalian untuk mencari bukti baru keberadaan kehidupan di Sungai Indus terus dilakukan hingga saat ini.
Para ahli dari seluruh dunia sepakat bahwa peradaban Harappa di lembah Sungai Indus telah muncul jauh sebelum dibuatnya Kitab Veda. Bahkan sebelum bangsa Arya menguasai wilayah India, peradaban Harappa sudah berkembang. Diperkirakan tahun 2.500 SM didirikan beberapa kota megah di sepanjang aliran Sungai Indus.
Peradaban kota yang paling besar pengaruhnya di wilayah itu adalah Harappa dan Mohenjodaro. Hasil penelitian menyebutkan peradaban Harappa berada di provinsi Punjab, India, dan Mohenjodaro berada di provinsi Sindhu, Pakistan.
Seorang arkeolog dari Inggri, bernama Marshell, melakukan sebuah ekskavasi pada awal abad ke-20 untuk menemukan dua perdaban terbesar itu. Arkeolog Inggris itu menyimpulkan bahwa Mohenjodaro dan Harappa adalah bekas ibu kota dari negara yang berbeda. Ia mendapati struktur kota yang sangat besar dari hasil ekskavasinya itu, dan diketahui bahwa kedua kota itu adalah kota besar yang ramai dengan aktivitas penduduknya.
Diperkirakan dua kota besar itu mulai memberikan pengaruhnya sekitar tahun 2.350 SM sampai 1.750 SM. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan jumlah penduduk di Mohenjodaro dan Harappa, yang masing-masing berkisar antara 30 ribu sampai 40 ribu jiwa.
Pemerintahan di Mohenjodaro dan Harppa membagi kotanya menjadi dua bagian, yaitu bagian pemerintahan dan bagian administratif. Hal itu mereka lakukan untuk mempermudah menjalankan pemerintahan di kota besar yang padat penduduknya.
Wilayah administratif umumnya terdiri dari daerah tempat tinggal, pertokoan, dan pusat kegiatan masyarakat. Bagian pemerintahan terdiri dari wilayah kompleks kerajaan dan jajarannya. Pada bagian ini dibangun sebuah tembok raksasa yang memisahkan antara bangunan istana dengan bangunan tempat tinggal rakyatnya.
Diperkirakan kelompok manusia yang pertama membangun peradaban Mohenjodaro dan Harappa adalah bangsa Dravida. Bangsa ini masuk dalam kategori ras Australoid dengan cirri-ciri bibir tebal, kulit hitam, hidung pesek, berbadan tegap, dan berambut ikal. Bangsa Dravida diperkirakan telah lama menetap di wilayah lembah Sungai Indus.
Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa memanfaatkan sumber daya di sekitar lembah Sungai Indus dengan sangat baik. Pekerjaan utama masyarakat di sana adalah di bidang pertanian. Masyarakat juga berhasil membuat sistem saluran air dari kota ke sungai dengan sangat baik, sehingga ketika musim hujan tidak pernah terjadi bencana banjir.
Peradaban masyarakat Mohenjodaro dan Harappa juga cukup maju, karena berhasil memanfaatkan tanah di sekitar lembah untuk dijadikan batu bata sebagai bahan utama pembuatan bangunan mereka.
Peradaban Cina Kuno
Peradaban Cina Kuno berlangsung sejak 2070 SM. Peradaban itu terutama terjadi di kawasan lembah sepanjang Sungai Huang Ho dan Sungai Yangtze. Sungai Huang Ho banyak mengandung lumpur membuat airnya berwarna kekuningan, sehingga dijuluki sungai Kuning.
Banjir musiman dari kedua sungai meninggalkan endapan lumpur di sepanjang tepiannya. Akibatnya, lembah sepanjang kedua sungai merupakan kawasan subur, yang cocok untuk membangun dan mengembangkan peradaban.
1. Peradaban lembah Sungai Kuning (Huang Ho)
Sejarah tertua di Cina dimulai dari muara Sungai Kuning (Hwang-Ho, yang sekarang bernama Huang He). Wilayah yang sekarang bernama Cina, pada zaman dahulu disebut Chung-Kuo (negara tengah). Mereka menyebut Chung-Kuo karena mereka yakin bahwa negerinya terletak di tengah-tengah dunia.
Penduduknya pun disebut Chung Hwa (warga negara-negara tengah). Di kawasan Cina ini mengalir dua sungai besar yaitu Sungai Hwang-Ho (Sungai Kuning) dan Sungai Yang Tse (yang sekarang bernama Chang Jiang). Pada daerah-daerah inilah pertama kalinya tumbuh kebudayaan Cina.
Tetapi kenyataannya kebudayaan Cina hanya tumbuh dan berkembang di daerah Lembah Sungai Kuning (Hwang-Ho). Tumbuh dan berkembangnya kebudayaan Cina di Lembah Sungai Hwang-Ho didukung oleh beberapa faktor di antaranya,
a. Air Sungai Hwang-Ho membeku pada musim dingin, sehingga sulit bagi masyarakat Cina melaksanakan aktivitas kehidupannya.
b. Ketika musim semi tiba, salju-salju mencair dan menimbulkan air bah serta menggenangi dataran rendah yang amat luas.
Keadaan tersebut dihadapi oleh masyarakat Cina dengan membuat tanggul raksasa. Sungai Hwang-Ho disebut Sungai Kuning, karena air yang mengalir berwarna kuning.
Di Lembah Sungai Hwang-Ho yang subur ini, pada tahun 2500 SM, tumbuh peradaban manusia yang didukung oleh bangsa Han. Bangsa tersebut merupakan campuran ras Mongoloid dengan ras Kaukasoid.
Menurut cerita, pada sekitar 1800-1600 SM di Lembah Sungai Hwang-Ho telah berdiri pemerintahan Dinasti Hsia dengan dasar budaya perunggu, tetapi masyarakatnya belum mengenal tulisan.
2. The Great Wall Of Cina
The Great Wall Of Cina atau biasa disebut tembok Besar Cina dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Chin. Pada masa pemerintahan kaisar Shih Huang Ti dengan tujuan untuk menghalang-halangi gerakan-gerakan dari bangsa pengembara yang berada di sebelah utara negeri Cina.
Sejarah peradaban kuno di Asia juga akan membahas tentang perkembangan-perkembangan besar yang terjadi di berbagai kawasan lain di dunia, dan peristiwa-peristiwa besar di Asia yang turut berdampak pada kawasan-kawasan itu. Di antaranya adalah kegiatan niaga di jalur Sutra yang telah menjadi sarana penyebaran budaya, bahasa, agama, dan wabah penyakit di sepanjang jalur niaga Afrika-Eurasia.
Kemajuan besar lain adalah penemuan serbuk mesiu di Tiongkok pada Abad Pertengahan yang menjadi cikal bakal kemajuan dalam cara-cara berperang melalui penggunaan senjata api.
Dari berbagai sumber
Post a Comment