Litosfer: Pengertian, Fungsi, Struktur Lapisan, dan Komponen Penyusunnya
Litosfer (Kulit Bumi) |
A. Pengertian Litosfer
Litosfer (Kulit Bumi) adalah kerak bumi terluar yang tersusun atas lempeng-lempeng tektonik yang sangat sulit bergerak. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Demikian, litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. lapisan ini umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat.
Posisi litosfer berada di atas batuan terapung yang relatif mudah bergerak satu sama lain. Ketebalan rata-rata litosfer adalah 100 Km dengan susunan kerak bumi dan mantel. Posisi litosfer berdekatan dengan astenosfer. Litosfer termasuk lapisan kuat yang terletak di atas astenosfer yang lemah. Posisi litosfer membuatnya mudah turun ke astenosfer. Penurunan posisi litosfer ke astenosfer dipengaruhi oleh gaya regang dan gaya tekan bebatuan.
Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental. Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Litosfer Menurut Para Ahli
1. Encyclopedia Britannica
Litosfer merupakan lapisan luar bumi yang kaku, berbatu, terdiri atas kerak dan lapisan terluar dari mantel atas. Lapisan ini meluas hingga kedalaman sekitar 60 mi (100 Km). Yang dipecah menjadi sekitar beberapa pelat atau lempeng.
Arus konveksi yang lambat terjadi jauh di dalam mantel, yang dihasilkan oleh pemanasan radioaktif interior, diyakini menyebabkan gerakan lateral lempeng (dan benua yang berada di atasnya) dengan laju beberapa inci per tahun.
2. New World Encyclopedia
Litosfer (dari bahasa Yunani yang artinya lingkup “berbatu”) adalah cangkang yang padat dan terluar dari planet berbatu. Dalam kasus planet Bumi, litosfer termasuk kerak dan lapisan atas mantel yang bergabung dengan kerak bumi. Litosfer mengandung beragam mineral. Selain itu, ia terus berinteraksi dengan lapisan atmosfer dan hidrosfer.
3. USGS
Litosfer adalah bagian padat luar bumi, termasuk kerak dan mantel paling atas. Ketebalan litosfer sekitar 100 Km, meskipun ketebalannya bergantung pada usia (litosfer yang lebih tua lebih tebal). Litosfer di bawah kerak bumi cukup rapuh di beberapa lokasi untuk menghasilkan gempa bumi karena patahan, seperti di dalam lempeng samudera yang tersubtuksi.
B. Fungsi Litosfer
Litosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Litosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman. Manusia melakukan aktivitas di atas litosfer.
Selanjutnya litosfer bagian bawah mengandung bahan-bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan-bahan mineral atau tambang yang berasal dari litosfer bagian bawah di antaranya minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.
1. Berfungsi untuk tempat makhluk hidup menjalani kehidupannya
2. Batuan penyusun litosfer tersebut bisa dimanfaatkan dalam berbagai semua bidang (paling banyak bidang industri)
3. Penyusunnya juga dapat dimanfaatkan yaitu berfungsi sebagai sumber energi serta juga pemenuhan kebutuhan manusia lain.
4. Mineral penyusun litosfer ini bisa dimanfaatkan untuk banyak hal seperti misalnya bahan bangunan, peralatan rumah tangga, industri elektronika, perhiasan, dan lain sebagainya.
C. Struktur Lapisan Litosfer
Batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu dalam kehidupan sehari-hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil dan sebagainya. Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal daripada di bawah samudra. Bumi tersusun atas beberapa lapisan di antaranya,
1. Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife (niccolum = nikel dan ferum = besi) jari-jari barisfer ± 3.470 Km.
2. Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 Km. Lapisan ini disebut juga asthenosfer mautle/mautel, merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3. Litosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan ketebalan 1200 Km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.
Bagian-bagian Lapisan Litosfer Lapisan ini juga terdiri atas dua bagian di antaranya,
1. Lapisan Sial yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua.
2. Lapisan Sima Lapisan Sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt.
Batuan pembentuk kulit Bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan, dan kembali lagi menjadi magma.
D. Komponen Penyusun Litosfer
Litosfer tersusun dari beberapa jenis batuan dan mineral. Sebagian besar komposisi litosfer tersusun dari bebatuan. Secara garis besar ada tiga jenis-jenis batuan penyusun lapisan bumi di antaranya,
1. Batuan Beku (Igneus)
Batuan beku adalah batuan yang langsung terbentuk dari magma yang membeku, baik melalui proses intrusi magma maupun ekstrusi magma. Batuan beku mendominasi litosfer dengan persentase sekitar 80 %. Berdasarkan tempat terjadinya, batuan beku terbagi menjadi beberapa jenis di antaranya,
a. Batuan Beku Dalam atau yang disebut juga dengan plutonik atau abisik adalah batuan beku yang terbentuk di bawah permukaan litosfer. Batuan beku dalam memiliki morfologi yang mirip satu sama lain. Contoh batuan abisik adalah batuan granit, diorit dan gabro.
b. Batuan Beku Korok atau yang disebut juga batu gang/Hypabisal adalah batuan beku yang terbentuk di lorong (gang) antara dapur magma dan litosfer. Umumnya terbentuk karena pergerakan intrusi magma. Magma yang terjebak di lorong ini mengalami pembekuan lebih cepat. Sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak sama besar. Kristal mineral yang tidak sama besar ini yang menjadi ciri-ciri dari batuan gang. Contoh batuan beku korok adalah porfir granit, profir diorit dan liparit.
c. Batuan Beku Luar atau yang disebut juga batuan vulkanik adalah batuan beku yang terbentuk karena pergerakan ektrusi magma. Sehingga proses pembekuannya terjadi diatas permukaan bumi. Contoh batuan vulkanik adalah basalt, diorit, andesit dan obsidian.
2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari batuan beku ataupun zat-zat lain yang mengalami pelapukan dan kemudian terendap dan mengeras. Batuan sedimen biasanya berlapis-lapis secara mendatar. Dalam batuan sedimen sering ditemukan asad-jasad makhluk hidup yang telah membatu, atau disebut fosil.
Berdasarkan proses terbentuknya, batuan sedimen terbagi menjadi tiga bagian di antaranya,
a. Sedimen Klastis, adalah batuan sedimen yang terbentuk karena pelapukan atau erosi pada pecahan batuan beku atau mineral lainnya. Pecahan-pecahan batu itu mengendap di tempat tertentu dan mengeras. Karena tidak terjadi perubahan kimiawi, biasanya batu sedimen klastis masih memiliki karakteristik yang mirip dengan batuan asalnya. Baik dari segi warna maupun bentuknya. Contoh batuan sedimen klastis adalah batu konglomerat, breksi, kapur, koral dan batu pasir.
b. Batuan sedimen kimia atau khemis, adalah batuan sedimen yang terbentuk karena batuan beku atau mineral lainnya mengendap melalui proses kimiawi. Pada jenis ini, sebagian molekul dari batu atau mineral asal terpisah dari induknya. Lalu bergabung dengan molekul lainnya membentuk jenis batuan endapan baru. Karena melibatkan reaksi kimia, maka batuan sedimen khemis memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan batuan asalnya. Contoh batuan sedimen kimia adalah stalaktit dan stalagmit yang terbentuk dari pengendapan air di dinding-dinding gua.
c. Batuan sedimen organis atau biogenic, merupakan batuan sedimen yang berasal pengendapan sisa-sisa makhluk hidup di tempat tertentu. Misalnya batu karang, fosil dan batu bara.
3. Batuan Metamorf (Malihan)
Metamorf mengacu pada kata metamorfosis yang berarti perubahan bertahap. Disebut batuan metamorf karena memang jenis batuan ini terbentuk dari batuan beku atau batuan sedimen yang mengalami perubahan (metamorfosis) akibat perubahan suhu dan tekanan.
Sebagai turunan dari jenis batu lainnya, batuan malihan diklasifikasikan berdasarkan proses terbentuknya. Ada tiga jenis batuan malihan di antaranya,
a. Batuan Malihan Kontak, adalah batuan metamorf yang terbentuk secara berurutan karena kenaikan suhu yang disebabkan batuan berdekatan dengan magma aktif. Karena itu biasanya wilayah pembentukan batuan malihan kontak tidak terlalu luas. Misalnya Batuan marmer di Tulung Agung dan batu bata di Bukit Barisan.
b. Batuan Malihan dinamo, adalah batuan metamorf yang terbentuk karena adanya tekanan yang tinggi disertai panas dan tumbukan. Tekanan ini bisa berasal dari lapisan-lapisan lain yang berada di atas batuan. Contohnya adalah batu sabak.
c. Batuan Malihan Kontak Pneumatalitis (thermal-pneumatalitics), merupakan batuan malihan yang terbentuk karena adanya zat-zat lain yang memasuki batuan selama terjadinya proses metamorfosis (perubahan). Sebenarnya prosesnya sama saja dengan batuan malihan kontak atau batuan malihan dinamo. Hanya saja saat proses itu ada zat-zat lain yang ikut masuk ke dalam batuan. Sehingga menghasilkan batuan baru yang berbeda. Contoh kuarsa yang dimasuki gas Borium akan membentuk batu Topaz.
Dari berbagai sumber
Post a Comment