Laut Regresi: Pengertian, Proses Terbentuk, Karakteristik, Contoh, dan Perbedaannya dengan Ingresi dan Transgresi
Table of Contents
Laut Regresi |
Pengertian Laut Regresi
Laut regresi adalah laut yang mengecil dan mendangkal. Seiring waktu, laut ini akan semakin mengecil hingga mengekspos dasar laut yang ada di bawah permukaan lautnya. Pendangkalan laut ini dapat disebabkan oleh dua hal yaitu sedimentasi yang besar pada suatu laut atau penurunan muka air laut relatif terhadap lempeng benua yang ada. Sedimentasi yang besar pada laut umumnya disebabkan oleh proses erosi yang tinggi pula pada daratan di sekitarnya. Endapan sedimen yang tererosi dari daratan akan dibawa oleh sungai-sungai ke laut, hingga akhirnya mereka mendekam di laut.
Lama kelamaan, sedimen ini dapat menyebabkan bibir pantai bertumbuh semakin jauh ke laut, sehingga mengurangi luas laut dan membuat laut menjadi dangkal. Ini adalah salah satu contoh regresi laut yang mungkin terjadi.
Regresi laut yang lebih ekstrem dan sering dijadikan contoh adalah regresi paksa di mana muka air laut menurun secara drastis karena airnya terkunci dalam gletser-gletser besar di daerah kutub. Hal ini umumnya terjadi ketika ada pendinginan global yang ekstrem dan terjadi secara masif.
Contoh laut yang mengalami regresi karena peristiwa ini adalah laut bering yang terletak di perbatasan Rusia dan Amerika. Saat permukaan laut menurun, tereksposlah bering land bridge yang sekarang sudah berada di bawah laut. Dangkalan ini memungkinkan terjadinya migrasi hewan dan manusia dari benua Eropa-Asia-Afrika ke benua Amerika.
Contoh lain dari laut regresi yang disebabkan oleh penurunan muka air laut adalah laut Jawa dan laut Arafuru. Saat permukaan laut turun, tersingkaplah dangkalan berupa dangkalan sahul dan dangkalan sunda. Kedua dangkalan ini memungkinkan terjadinya penyebaran flora dan fauna di Indonesia.
Proses Terbentuknya Laut Regresi
Luas laut yang semakin menyempit tidak terjadi secara instan. Terbentuknya laut regresi membutuhkan beberapa tahapan proses di antaranya,1. Pengikisan daratan
Secara perlahan, laut ini akan mengalami pengikisan sampai mengekspos dasar laut yang berada di bawah permukaan lautnya. Pengikisan ini bisa terjadi disebabkan oleh banyak faktor mulai dari angin, air bahkan perubahan cuaca yang ekstrem. Proses ini bisa berlangsung lama maupun dengan waktu yang singkat.
2. Bahan hasil pengikisan dibawa arus sungai menuju laut
Bahan atau material-material hasil dari pengikisan tersebut dapat berupa pasir, tanah dan bebatuan. Material tersebut akan dibawa langsung oleh arus air sungai menuju ke laut. Bahkan terkadang pula dapat terbawa oleh angin dan jatuh ke sungai dan kemudian terbawa oleh arus sungai menuju laut.
3. Terjadi proses sedimentasi atau pengendapan
Di dekat laut, material-material hasil pengikisan dari sungai akan mengalami proses pengendapan atau sedimentasi. Jadi, sebelum menuju laut material itu akan berkumpul di sungai tersebut akan bertahan dan lama-lama bertambah banyak.
4. Penyempitan laut
Semakin lama pengendapan material tersebut akan membentuk suatu daratan yang memperluas daratan yang sudah ada. Hal itu tentu akan menyebabkan laut menjadi lebih sempit. Sehingga terbentuklah yang namanya laut regresi.
Karakteristik Laut Regresi
Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh laut regresi di antaranya, 1. Lama kelamaan laut terasa semakin menyempit
Salah satu ciri yang paling umum dan yang pasti ada di dalam laut regresi adalah laut lama- kelamaan semakin terasa sempit tidak luas seperti sedia kala. Penyempitan laut ini terjadi karena terbentuknya daratan baru yang terbuat dari material- material sedimentasi yang berasal dari daratan. Dengan demikian laut menjadi lebih sempit.
2. Terasa lebih dalam atau menjorok ke bawah
Karakteristik selanjutnya yang dimiliki oleh laut regresi adalah sifat laut yang terasa lebih dalam atau lebih menjorok ke bawah. Sifat laut yang lebih terasa dalam ini bukan karena lautnya namun karena daratan baru yang terbentuk yang lama- kelamaan semakin banyak dan semakin tinggi. Karena semakin lama semakin tinggi maka hal ini membentuk tebing dan menyebabkan laut menjadi menjorok ke bawah.
3. Timbulnya daratan baru
Salah satu karakteristik yang dimiliki oleh laut regresi selanjutnya adalah timbulnya daratan baru di sekitar laut tersebut. Daratan ini munculnya secara bertahap, semakin lama semakin membesar dan tidak terjadi secara instan. Bentuk daratan ini tidak beraturan dan bisa berbentuk secara tidak beraturan.
Contoh Laut Regresi
Proses penyempitan laut terjadi pada zaman dilluvium. Akibat suhu Bumi yang dingin, menyebabkan air membeku dan permukaan air laut turun hingga 60 m. Hal inilah yang menyebabkan Paparan Sunda dan juga Paparan Sahul berubah menjadi daratan. Contoh laut regresi di Indonesia adalah Laut di utara Pulau Jawa.Perbedaan Laut Ingresi, Transgresi, dan Regresi
Perbedaan utama dari ketiga jenis laut ini adalah cara terbentuknya. Namun, cara terbentuk yang berbeda-beda ini akan menghasilkan karakteristik badan air yang berbeda pula. Perbedaan Laut Ingresi, Transgresi dan Regresi |
Pada dasarnya laut regresi dan laut transgresi merupakan bagian dari sebuah proses. Ketika permukaan laut naik dan daratan tergenang, maka akan terbentuk laut transgresi, namun, ketika permukaan laut turun dan daratan kembali menjadi daratan, akan terbentuk laut regresi.
Dari berbagai sumber
Post a Comment