Kala Holosen: Pengertian, Keadaan Alam, dan Kehidupan Manusia

Table of Contents

Pengertian Kala Holosen
Kala Holosen

Pengertian Kala Holosen

Kala Holosen (Kala Alluvium) adalah kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung mulai sekitar 10.000 tahun radiokarbon, atau kurang lebih 11.430 ± 130 tahun kalender yang lalu (antara 9560 hingga 9300 SM). Holosen adalah kala keempat dan terakhir dari periode Neogen.

Holosen berasal dari bahasa Yunani holos yang berarti keseluruhan dan kai-ne yang berarti baru atau terakhir. Kala ini kadang disebut juga sebagai. Pada kala holosen sebagian besar es di kutub sudah mulai lenyap sehingga permukaan air laut naik lagi.

Ketika lapisan es kutub utara belum mencair, wilayah Indonesia bagian barat masih menyatu dengan Benua Asia, wilayah Indonesia bagian timur masih menyatu dengan Benua Australia. Pada waktu suhu bumi memanas dan lapisan es kutub utara mencair, terbentuklah lautan di berbagai wilayah Indonesia dan memunculkan banyak pulau.

Wilayah yang dahulu menyatu dengan Asia dan sekarang menjadi dasar lautan disebut Paparan Sunda, sedangkan wilayah yang pernah menghubungkan sebagian wilayah Indonesia dengan Australia disebut Paparan Sahul.

Tanah-tanah rendah di daerah paparan sunda dan paparan sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi. Dengan demikian muncullah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap dan muncullah manusia cerdas (Homo Sapiens) seperti manusia sekarang.

Keadaan Alam Kala Holosen

Keadaan alam pada awal Kala Holosen masih dipengaruhi oleh aktivitas gunung api, gerakan pengangkatan, dan pelipatan. Kendati demikian, terdapat perubahan-perubahan penting, termasuk salah satunya perubahan iklim.

Berakhirnya masa glasial atau Pleistosen menyebabkan iklim menjadi panas dan sebagian es di kutub mencair. Salah satu pengaruh fenomena ini terhadap keadaan alam di nusantara adalah terbentuknya Kepulauan Indonesia seperti sekarang ini.

Selain itu, iklim di daerah tropis seperti Indonesia telah menunjukkan persamaan dengan iklim sekarang. Sementara kehidupan hewan dan tumbuhan tidak banyak berevolusi selama Holosen, hanya saja terjadi pergeseran besar dalam distribusinya.

Hewan besar seperti mammoth, Smilodon, dan Homotherium menghilang pada akhir Pleistosen menjelang Holosen.

Kehidupan Manusia Kala Holosen

Pada zaman Holosen telah hidup Homo Sapiens atau manusia yang cerdas. Corak kehidupan dari masa sebelumnya, yaitu hidup berburu dan meramu masih dilanjutkan. Namun, sejalan dengan perkembangan kecerdasan otak, mereka mulai mengenal bercocok tanam dan menjinakkan hewan.

Bentuk pertanian dengan penebangan hutan bahkan telah dimulai di Asia Tenggara sejak kira-kira 11.000 tahun lalu. Alat-alat batu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga mengalami perkembangan bentuk dan variasi.

Di Indonesia, mulai timbul usaha-usaha untuk bertempat tinggal secara semi-permanen di gua-gua alam. Di samping itu, masyarakatnya telah mengenal seni melukis di dinding-dinding gua dan karang. Berdasarkan hasil penelitian, para penghuni gua dari kala Holosen telah mengenal cara-cara penguburan mayat.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment