Interpretasi Citra: Pengertian, Unsur, Ciri, dan Tahapannya

Table of Contents
Pengertian Interpretasi Citra
Interpretasi Citra

Pengertian Interpretasi Citra

Interpretasi citra adalah kegiatan mengkaji foto udara yang bertujuan untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Interpretasi citra merupakan komponen pendukung penting dari aplikasi penginderaan jauh. Dengan melakukan interpretasi citra, penafsir dapat lebih mudah dalam menganalisis karena telah mengenal kenampakan objek yang tergambar.

Interpretasi citra terdiri atas dua kegiatan utama, yaitu perekaman data citra dan penggunaan datanya untuk tujuan tertentu. Perekaman data citra berupa pengenalan objek dan unsur yang tergambar pada citra serta penyajiannya ke dalam bentuk tabel, grafik, dan peta tematik.

Unsur Interpretasi Citra

Terdapat beberapa unsur yang menjadi panduan dalam melaksanakan kegiatan interpretasi citra di antaranya,
1. Tekstur. Sebuah bentuk frekuensi perubahan rona pada citra. Akan dinyatakan dalam bentuk kasar, sedang dan halus. Contohnya hutan yang bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan permukaan air bertekstur halus.
2. Bentuk. Merupakan gambar yang mudah dikenali. Seperti gedung yang punya bentuk seperti persegi panjang atau gedung sekolah yang berbentuk letter L.
3. Ukuran. Jarak, luas, tinggi lereng dan volume adalah berbagai bentuk poin yang harus diperhatikan dalam menentukan ukuran sebuah objek. Ukuran dapat dijadikan pembeda antar objek misalnya, ukuran rumah atau pemukiman relatif lebih kecil dibanding gedung perkantoran.
4. Pola. Unsur ini bisa membantu kita membedakan objek alami atau bentukan manusia, karena keduanya tentu memiliki pola yang sangat berbeda. Seperti pola aliran sungai yang tentu saja alami. Atau pola perumahan yang terjajar dengan rapi
5. Bayangan. Unsur ini akan menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Hal ini bisa menjadi kunci pengenalan yang penting untuk beberapa objek, layaknya menara. Menara akan lebih mudah dikenali jika kita bisa melihat bayangannya dari foto yang diambil dari udara.
6. Situs. adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Seperti pemecah ombak untuk pemukiman yang berada di pinggir laut.
7. Asosiasi. Unsur ini akan menunjukkan keterkaitan antara objek yang satu dengan objek lainnya. Jalan tol tentu akan diasosiasikan dengan jalan bercabang yang akan berkumpul menuju titik temu yaitu gerbang tol.

Ciri Interpretasi Citra

1. Spektral.  Identik sebagai karakteristik tentang kekhasan yang mampu menunjukkan penghitungan dengan dilakukan pada nuansa alam yang letak dengan kegelapan atau kecerahan objek pada citra.
2. Temporal. Merupakan salah satu ciri objek yang sangatlah berkaitan pada ruang waktu terjadinya perekaman ataupun bertapa umur tahun adanya objek citra yang dihasilkan.
3. Spasial. Berkaitan dengan kondisi ruang dengan memperhatikan serangkaian kondisi dan skema yang telah ada, terutama sekali hal ini terdapat dalam penghitungan cita foto dan non foto.
4. Bentuk. Bentuk tersebut di antaranya,
a. Bentuk merupakan unsur interpretasi yang memberikan kerangka suatu objek berupa bentuk luar dan bentuk terperinci.
b. Ukuran meliputi atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, kemiringan, dan volume.
c. Rona menunjukkan fluai pantulan objek.
d. Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona pada citra.
e. Pola menunjukkan susunan ke ruangan objek pada citra objek.
f. Situs menunjukkan letak atau lokasi umum suatu objek.
g. Ciri selanjutnya ialah terdapatnya serangkaian bayangan yang menitikbertakan pada kedetailan objek di ruangan yang relatif gelap.

Tahapan Interpretasi Citra

Dalam proses interpretasi citra, para penafsir citra akan berusaha untuk mengkaji citra dengan tujuan untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menilai arti pentingnya sebuah objek yang tergambar pada citra. Mereka akan berupaya untuk mengenali objek yang tergambar dan kemudian menerjemahkannya ke dalam berbagai bentuk pengetahuan dan disiplin ilmu seperti geografi, ekologi, dan berbagai macam ilmu lainnya.

Terdapat tiga kegiatan yang akan dilakukan dalam proses ini di antaranya,
1. Tahap Deteksi, adalah kegiatan pengamatan suatu objek dalam hasil rekaman citra. Di tahap inilah ditentukan ada atau tidaknya suatu objek. Misalnya, di dalam sungai terdapat objek bukan air.
2. Tahap Identifikasi, tahapan ini dilakukan untuk mengenali objek yang tergambar pada citra. Objek ini dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor menggunakan alat stereoskop. Contohnya, berdasarkan bentuk, ukuran, dan letaknya, objek bukan air yang terdapat pada sungai terdeteksi sebagai gosong sungai.
3. Analisis, tahap analisis ini memiliki kaitan dengan proses keterangan lebih lanjut. Misalnya, pengumpulan keterangan dilakukan dengan mengamati kenampakan objek secara lebih detail. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gosong sungai yang telah dideteksi dimanfaatkan untuk menanam padi.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment