Gold, Glory, Gospel: Pengertian, Latar Belakang, dan Penjelasannya

Table of Contents
Pengertian Gold Glory Gospel
Gold, Glory, dan Gospel

Pengertian Gold, Glory, Gospel

Gold, Glory, dan Gospel adalah motif kolonialisme serta imperialisme yang dilakukan bangsa Eropa pada tahun 1400 hingga 1750an. Hampir imperialisme dan kolonialisme mengacu pada motif tersebut yakni, untuk mendapatkan kekayaan, untuk menyebarkan agama Kristen Katolik, dan untuk mendapatkan ketenaran dan kejayaan dari menemukan tanah-tanah jajahan baru.

Begitu pun motif negara-negara Eropa untuk menguasai Indonesia yang memiliki banyak sekali rempah-rempah. Rempah merupakan komoditas dengan harga jual yang sangat mahal di Eropa. Selain karena perdagangannya dikontrol oleh kesultanan Turki Utsmani dan pada pedagang dari Venesia, belum ada jalur langsung yang dapat digunakan untuk mengirimkan rempah.

Semuanya harus melewati India, Arab, dan Konstantinopel terlebih dahulu sebelum dijual secara bebas di Venesia, Genoa, ataupun Sevilla. Oleh karena itu, bangsa Eropa berlomba-lomba untuk menemukan jalur perdagangan alternatif agar mereka bisa mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Spanyol dan Portugis merupakan perintis penjelajahan samudera bangsa Barat ke seluruh penjuru dunia dengan tujuan menemukan tempat-tempat baru yang nantinya menjadi awal dimulainya era kolonialisme dan imperialisme.

Latar Belakang Gold, Glory, Gospel

Dalam buku Principles of Political Geography (1957) yang ditulis oleh Weigert dan W. Hans, disebutkan bahwa pada 7 Juni 1494 disepakati Perjanjian Tordesilas oleh Portugis dan Spanyol. Perjanjian ini merupakan kesepakatan pembagian dunia antara dua kerajaan Katolik di Eropa paling berpengaruh saat itu, yakni Portugis dan Spanyol.

Kerajaan Portugis menguasai dunia timur, sedangkan Kerajaan Spanyol menguasai dunia barat, yang ditentukan lewat perhitungan khusus. Perjanjian Tordesilas sebenarnya merupakan gagasan Paus Alexander VI dari Vatikan sebagai solusi atas persaingan dua kerajaan Katolik itu. Ia mengeluarkan kebijakan atau fatwa gold, glory, dan gospel alias 3G.

Dengan demikian, tujuan Portugis dan Spanyol melakukan penjelajahan samudera, selain untuk memperoleh kekayaan (gold) dan kejayaan (glory), juga mengusung misi menyebarkan agama (gospel). Aksi eksplorasi yang dilakukan bangsa Portugis dan Spanyol itu mencakup hampir seluruh bagian dunia, termasuk Kepulauan Nusantara atau yang kemudian menjadi wilayah negara Indonesia.

Kedatangan pertama bangsa Portugis di Nusantara adalah pada awal abad ke-16 M. Spanyol sempat ikut campur di kawasan ini namun kemudian harus pergi setelah disepakatinya Perjanjian Zaragoza pada 22 April 1529.

Penjelasan Gold, Glory, Gospel

1. Gold
Kekayaan merupakan salah satu motivasi utama aktivitas kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat. Gold atau emas merupakan istilah bagi segala upaya untuk mendapatkan kekayaan atau keuntungan material dari aktivitas eksplorasi dan pada akhirnya eksploitasi yang dilakukan oleh negara-negara Eropa pada saat itu.

Umumnya, gold didapatkan dengan cara menjual rempah-rempah Asia, budak-budak Afrika, serta logam mulia yang berasal dari Amerika. Seiring dengan berkembangnya perekonomian Eropa pasca abad kegelapan, muncul lah beberapa dinasti pedagang yang berhasil mengakumulasi kekayaan dan kekuatan politik yang cukup banyak di negara masing-masing.

Dinasti-dinasti ini berhasil meyakinkan raja-raja yang ada di Eropa pada saat itu untuk mencari jalur perdagangan alternatif agar dapat menghasilkan uang lebih banyak dari perdagangan rempah dan sutra Asia. Salah satunya adalah dengan cara mencari India, sebuah lokasi yang dipercaya merupakan pusat perdagangan rempah sebelum diekspor ke Eropa.

Lobi para pedagang yang kuat ini berhasil meyakinkan raja-raja Eropa pada saat itu untuk mengirimkan ekspedisi ke berbagai belahan dunia. Salah satunya adalah Portugal yang mengirimkan kapal-kapalnya ke bagian selatan Afrika yang nantinya akan melewati tanjung harapan dan menemukan India. Berbeda dengan Portugal, Spanyol memilih untuk berlayar lurus ke barat hingga akhirnya Christopher Colombus menemukan benua Amerika.

Meskipun menempuh rute yang berbeda, kedua negara ini berhasil mendapatkan kekayaan yang sangat besar dari kegiatan eksplorasinya. Spanyol dengan emas, perak, dan coklat yang ada di benua Amerika. Portugal dengan gading, budak, kopi serta rempah-rempah yang berasal dari Afrika dan India.

Kesuksesan ekspedisi-ekspedisi inilah yang menjadi motor penggerak bagi bangsa Eropa untuk melakukan aktivitas eksplorasi dan yang lebih intens. Semangat eksplorasi ini pada akhirnya akan berubah menjadi eksploitasi dan akhirnya kolonialisme serta imperialisme.

Inggris pada akhirnya akan menguasai India dan memonopoli perdagangan teh. Portugal dan Belanda akan memonopoli perdagangan budak dan rempah Asia lewat markas-markasnya di Afrika dan Nusantara. Sedangkan Spanyol akan memonopoli perdagangan emas dan perak dari benua Amerika dengan spanish treasure fleet-nya yang tersohor.
 
2. Glory
Kejayaan di medan pertempuran dan ekspansi wilayah kekuasaan juga merupakan sala satu tujuan utama dari kolonialisme yang dilakukan oleh negara-negara Eropa. Glory merupakan istilah yang menggambarkan bagaimana raja-raja di Eropa berusaha untuk meningkatkan prestise mereka dan negaranya dengan cara memperluas daerah jajahan.

Perlu diingat bahwa pada masa ini, benua Eropa baru saja keluar dari zaman kegelapannya. Pertempuran antar negara atau bahkan secara internal dari sebuah negara senantiasa terjadi setiap saat. Fakta ini ditambah dengan perang salib dan reconquista semenanjung Iberia dari bangsa moor merupakan katalis munculnya glorifikasi kemampuan militer dari sebuah negara.

Negara yang mampu memenangkan perang, memiliki angkatan bersenjata yang hebat, atau memiliki daerah jajahan yang banyak akan cenderung dianggap lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain. Tentu saja, untuk melakukan hal-hal tersebut, dibutuhkan orang-orang yang hebat pula. Oleh karena itu, negara-negara Eropa mengobral gelar kehormatan, titel raja, hingga uang dan tanah untuk mendorong tokoh-tokohnya melakukan hal-hal hebat yang dapat dibanggakan.

Karena di Eropa semua wilayah sudah ada yang menguasai, sangat sulit bagi negara-negara tersebut untuk memperluas jajahannya di benua Eropa. Ketersediaan lahan-lahan kosong dalam jumlah banyak di Amerika dan Afrika dianggap sebagai peluang besar bagi negara dan raja-rajanya untuk memperluas daerah jajahan masing-masing dan mendapatkan ketenaran di mata negara lain.
 
3. Gospel
Penyebaran agama Katolik juga merupakan motif pendorong dalam melakukan kolonisasi. Bangsa Spanyol menganggap ini adalah pekerjaan mulia yang dimandatkan kepada mereka oleh Vatikan dan Paus pada saat itu.

Gospel atau God merupakan istilah yang menggambarkan semangat negara-negara Eropa untuk menyebarkan ajaran agama kristen katolik ke seluruh dunia. Semangat ini sangat ditunjukkan oleh negara Spanyol dalam segala aktivitas eksplorasi dan eksploitasinya di ‘dunia baru’.

Selain karena dampak dari reconquista terhadap kaum moor dari dinasti Almoravid dan Almohads yang masih membekas di ingatan para jendral dan raja Spanyol, ada pula persetujuan dalam bentuk papal bull dari Vatikan yang mengamanatkan Spanyol untuk menyebarkan agama Katolik ke suku-suku barbar yang ada di ‘dunia baru’.

Umumnya, semboyan gospel diwujudkan dengan membentuk misi-misi Katolik di daerah-daerah yang sudah dikuasai. Misi atau missionary/mission ini bertujuan untuk mengajarkan agama Katolik kepada masyarakat lokal dan perlahan-lahan mengkonversi mereka.

Bangsa Spanyol percaya bahwa dengan menyebarkan agama Katolik ke seluruh dunia, mereka sedang mengerjakan suatu pekerjaan yang suci. Kita sering mendengar bahwa Spanyol sering kali melakukan agresi atas dasar penyebaran agama, bukan semata atas dasar kekayaan atau prestise.

Kepercayaan itulah yang menyebabkan Spanyol rela melakukan penyebaran agama secara paksa ke seluruh belahan dunia. Meskipun sering kali penyebaran agama ini menciptakan perubahan sosial yang positif bagi masyarakat lokal. Tidak jarang juga masyarakat lokal dibunuh dan diperbudak karena tidak mau menganut agama Katolik yang dibawa oleh Spanyol.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment