Energi Panas Bumi: Pengertian, Perkembangan, Sumber, Keunggulan, dan Geothermal di Indonesia

Table of Contents
Pengertian Energi Panas Bumi atau geothermal
Energi Panas Bumi (Geothermal)

Pengertian Energi Panas Bumi

Energi panas bumi (geothermal) adalah energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Istilah geothermal dari bahasa Yunani geo yang berarti bumi dan thermal yang artinya panas. Jadi istilah geothermal artinya panas bumi. Energi panas bumi sendiri dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi.

Baca Juga: Sumber Energi Panas: Pengertian, Jenis, Sifat, dan Manfaatnya

Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil, panas bumi merupakan sumber energi bersih dan hanya melepaskan sedikit gas rumah kaca. Energi ini banyak dimanfaatkan untuk memproduksi listrik, menghangatkan bangunan dan mencairkan salju dari jalanan.

Baca Juga: Efek Rumah Kaca: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Upaya Penanggulangannya

Energi Panas Bumi Undang-Undang
UU No. 27 Tahun 2003 Tentang Panas Bumi, sumber daya panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan tenaga listrik atau pemanfaatan langsung lainnya.

Perkembangan Energi Panas Bumi

Penggunaan pertama energi panas bumi untuk pembangkit listrik mulai pada awal abad ke-20. Pada tahun 1904 didirikan pembangkit pertama di Lardarello, Italia. Pembangkit tersebut mulai beroperasi pada tahun 1913 menghasilkan listrik sebesar 250 kW.

Kemudian pada tahun 1915 kemampuannya meningkat menjadi 15 MW. Pernah hancur di era perang dunia II, pembangkit Lardarello dibangun kembali dan masih beroperasi hingga saat ini menghasilkan listrik sebesar 545 MW atau setara dengan 1,6% kebutuhan listrik Italia.

Sumber Energi Panas Bumi

Sumber utama panas bumi datang dari inti bumi yang diperkirakan memiliki suhu mencapai 6000ºC atau setara dengan panas permukaan matahari. Inti bumi memanas karena tiga hal berikut di antaranya,
1. Panas yang muncul saat pembentukan planet
2. Panas yang muncul akibat gesekan lapisan kerak bumi
3. Panas yang muncul akibat peluruhan radioaktif

Inti bumi merupakan bagian paling dalam dari bumi terdiri dari inti bagian dalam berupa besi berbentuk padat dengan ketebalan 1200 Km dan inti bagian luar berupa besi berbentuk cair dengan ketebalan 2200 Km. Inti bumi diselimuti oleh lapisan mantel yang berupa batuan dalam fasa padat dan batuan dalam fasa cair atau magma. Tebal lapisan mantel ini diperkirakan sekitar 2800 Km.

Setelah lapisan mantel terdapat lapisan kerak bumi yang terdiri dari lempengan-lempengan seperti kulit telur yang saling bertumpuk. Lempengan ini terus bergerak membentuk permukaan bumi seperti benua, palung dan gunung.

Pergerakan kerak bumi menimbulkan rekahan di mana magma dari lapisan mantel menyeruak keluar. Magma yang menyeruak ke permukaan bertemu dengan air atau material lainnya dan terjadilah transfer panas. Sumber panas ini yang diekspoitasi sebagai energi.

Baca Juga: Struktur Bumi: Pengertian, Struktur Lapisan Bumi, dan Susunan Kimia Lapisan Bumi

Keunggulan Energi Panas Bumi

1. Minim Emisi Gas Rumah Kaca
Pemanfaatan panas bumi menghasilkan emisi yang jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam.

2. Usia Pemanfaatan Panjang
Energi panas bumi bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang sangat lama. Pembangkit listrik pertama di Lardarello, Italia, sudah beroperasi lebih dari 100 tahun dan hingga kini masih efektif memproduksi listrik. Sedangkan di Indonesia sendiri, pembangkit Kamojang sudah beroperasi lebih dari 30 tahun.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi bisa habis bukan karena hilangnya energi panas, melainkan karena hilangnya tekanan reservoir akibat kehilangan cairan selama masa operasi. Dewasa ini hal tersebut bisa ditanggulangi dengan meningkatkan efisiensi reservoir dan menyuntikan cairan ke dalam reservoir. Artinya, perkembangan teknologi memungkinkan operasional pembangkit untuk bertahan lebih lama lagi.

3. Biaya Infrastruktur Relatif Kecil
Dibanding dengan pembangkit listrik terbarukan lainnya seperti energi surya atau energi angin, panas bumi relatif membutuhkan modal pembangunan lebih kecil. Namun masih lebih mahal bila dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga air. Keunggulan lainnya, pembangkit panas bumi tidak memerlukan lahan yang luas seperti energi surya, angin atau air.

Geothermal di Indonesia

Sekitar 40% cadangan energi geothermal dunia terletak di Indonesia. Diperkirakan memiliki cadangan-cadangan energi panas bumi terbesar di dunia. Cadangan energi panas bumi yang terbesar terletak di wilayah barat Indonesia di mana ada permintaan energi yang paling tinggi: Sumatra, Jawa dan Bali. Sulawesi Utara adalah provinsi yang paling maju dalam penggunaan geotermal untuk energi listrik: sekitar 40% dari pasokan listriknya didapat dari energi geothermal.

Meski demikian, di Indonesia pemanfaatan energi panas bumi ini masih dibilang rendah, karena sebagian besar listrik di Indonesia 88% lebih dipasok lewat pembangkit listrik berbahan bakar fosil, 42 % batubara, 23% BBM, dan 21% gas alam (geothermal). Sungguh miris melihat situasi ini di mana Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber energy geothermal yang sangat melimpah, yaitu sebesar 40% panas bumi di dunia. Potensi Indonesia dari panas bumi ini untuk pembangkit listrik hampir 30.000 megawatt (MW) atau 4 % saja yang masih dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment