Elemen Perkotaan: Pengertian dan Elemen Perkotaan Menurut Para Ahli
Elemen Perkotaan |
Pengertian Elemen Perkotaan
Elemen Perkotaan adalah bagian yang membentuk citra atau image suatu kawasan perkotaan yang menjadikannya berbeda dengan kawasan perkotaan lainnya. Elemen-elemen ini merupakan penyusun dasar dari kota tersebut. Semua sifat fisik dan sosial suatu kota bergantung pada komposisi elemen ini.
Pada era globalisasi saat ini suatu kota yang dalam perkembangan perlu adanya suatu citra kota atau identitas kota untuk sebagai penambah daya tarik kota. Citra kota menjadi sesuatu yang penting untuk memperkuat identitas dan wajah kota sehingga membuat kota tersebut menarik dan memiliki daya tarik.
Elemen Perkotaan Menurut Para Ahli
1. Doxiadis
Di dalam buku Ekistics An introduction to the science of human settlement yang ditulis oleh Constantinos A. Doxiadis (1968), merumuskan ada lima elemen dasar permukiman di antaranya,
a. Elemen Alam (nature), yang meliputi iklim, geologi, topografi, tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan hewan.
b. Elemen Manusia (man), yang meliputi kebutuhan biologi (ruang, udara, air, suhu, dan lain-lain), sensasi dan persepsi (rasa), kebutuhan emosi (hubungan manusia, keamanan, keindahan, dan lain-lain), nilai moral dan budaya.
c. Elemen Masyarakat (society), yang meliputi kepadatan penduduk, strata sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan (hiburan), dan hukum.
d. Elemen Bangunan (shells), yaitu meliputi rumah, fasilitas umum (sekolah, rumah sakit, perdagangan, dan lain-lain), pusat perbelanjaan dan pasar, tempat rekreasi, perkantoran, industri, dan transportasi.
e. Elemen Sarana prasarana (network), yang meliputi jaringan (sistem air bersih, listrik, jalan, telepon, TV), sarana transportasi, jaringan (drainase, sampah, dan MCK), dan tata letak fisik.
2. Patrick Geddes
Pendekatan Place Work Folk Patrick Geddes mensimplifikasi elemen perkotaan menjadi 3 aspek yang menurutnya paling dasar dan paling penting untuk ada di suatu kota, ia memodifikasi teori sosiolog Prancis Le Play yang berbuny “Place, Work, Family” menjadi place, work, folk.
a. Place
Place adalah lokasi di mana seseorang hidup dan menetap. Setiap kota harus mempunyai place bagi penduduknya untuk tinggal. Tanpa adanya place, orang tidak mungkin tinggal di kota tersebut, sehingga mereka terpaksa tinggal di jalan-jalan dan menjadi squatter, atau bermigrasi mencari pemukiman lain yang dapat menjanjikan mereka kehidupan yang lebih baik, contoh nyata dari ini adalah migran-migran dari timur tengah yang terpaksa berpindah ke Eropa dan Turki dikarenakan rumah mereka hancur oleh konflik bersenjata.
b. Work
Work dapat diartikan sebagai pekerjaan. Tanpa adanya pekerjaan, seseorang tidak akan mau tinggal di suatu tempat, mereka membutuhkan sesuatu yang dapat menyibukkan diri, dan memberikan pendapatan agar mereka dapat hidup dengan layak. Oleh karena itu, semua kota memerlukan adanya lapangan pekerjaan, dan pekerjaan yang dapat dilakukan.
c. Folk
Folk atau manusia dan masyarakat dianggap Geddes sebagai unsur penting perkotaan. Kedua unsur sebelumnya yaitu work dan place tidak akan ada gunanya jika tidak ada penduduk yang mau tinggal di kota tersebut. Penduduk menjadi penggerak utama dari setiap kota yang ada di dunia, karena hingga saat ini, belum ada kota yang sepenuhnya automatis, dan dapat berjalan sendiri tanpa intervensi manusia.
Contoh nyata dari kota yang memiliki place dan work tetapi tidak memiliki folk adalah kota-kota boomtown China yang dibangun untuk mengakomodasi urbanisasi besar-besaran rakyatnya, tetapi kesalahan dalam perhitungan dan overestimasi membuat mereka menjadi kota-kota hantu yang terbengkalai.
3. Kevin Lynch
Salah satu aspek kuat yang dapat menjadi branding suatu kota adalah citra kota yang merupakan suatu gambaran khas yang melekat pada kota yang dapat menciptakan representasi kota bagi penduduk maupun pengunjung. Citra kota pada umumnya dipengaruhi oleh aspek fisik kota tersebut.
Dalam bukunya Image of The City, Kevin Lynch engungkapkan ada 5 elemen pembentuk image kota secara fisik di antaranya,
a. Path (jalur)
Merupakan suatu jalur yang digunakan oleh pengamat untuk bergerak atau berpindah tempat. Menjadi elemen utama karena pengamat bergerak melaluinya pada saat mengamati kota dan di sepanjang jalur tersebut elemen-elemen lingkungan lainnya tersusun dan dihubungkan.
Path merupakan elemen yang paling penting dalam image kota yang menunjukkan rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan secara umum, yakni jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran dan sebagainya. Path mempunyai identitas yang lebih baik kalau memiliki identitas yang besar (misalnya ke stasiun, tugu, alun-alun, dan lain-lain), serta ada/ penampakan yang kuat (misalnya fasade, pohon, dan lain-lain), atau belokan yang jelas.
b. Edge (tepian)
Merupakan batas, dapat berupa suatu desain, jalan, sungai, gunung. Edge memiliki identitas yang kuat karena tampak visualnya yang jelas. Edge merupakan penghalang walaupun kadang-kadang ada tempat untuk masuk yang merupakan pengakhiran dari sebuah district atau batasan sebuah district dengan yang lainnya.
Edge memiliki identitas yang lebih baik jika kontinuitas tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas yaitu membagi atau menyatukan. Misalnya adanya jalan tol yang membatasi dua wilayah yaitu pelabuhan dan kawasan perdagangan.
c. Distric (kawasan)
Merupakan suatu bagian kota mempunyai karakter atau aktivitas khusus yang dapat dikenali oleh pengamatnya. District memiliki bentuk pola dan wujud yang khas begitu juga pada batas district sehingga orang tahu akhir atau awal kawasan tersebut.
District memiliki ciri dan karakteristik kawasan yang berbeda dengan kawasan di sekitarnya. District juga mempunyai identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya dan dapat dilihat homogen, serta fungsi dan komposisinya jelas. Misalnya kawasan perdagangan, kawasan permukiman, daerah pinggiran kota, daerah pusat kota.
d. Nodes (simpul)
Merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di mana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas lain, misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan terbang, jembatan, kota secara keseluruhan dalam skala makro besar, pasar, taman, square, tempat suatu bentuk perputaran pergerakan, dan sebagainya.
Node juga merupakan suatu tempat di mana orang mempunyai perasaan ‘masuk’ dan ‘keluar’ dalam tempat yang sama. Node mempunyai identitas yang lebih baik jika tempatnya memiliki bentuk yang jelas (karena lebih mudah diingat), serta tampilan berbeda dari lingkungannya (fungsi, bentuk). Misalnya persimpangan jalan.
e. Landmark
Landmark merupakan titik referensi, atau elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang paling menonjol dari sebuah kota.
Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang untuk mengorientasikan diri di dalam kota dan membantu orang mengenali suatu daerah. Landmark mempunyai identitas yang lebih baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungannya, ada sekuens dari beberapa landmark (merasa nyaman dalam orientasi) serta ada perbedaan skala.
Dari berbagai sumber
Post a Comment