Self Harm: Pengertian, Tanda, Penyebab, Jenis, dan Solusinya

Table of Contents
Pengertian Self Harm
Self Harm

A. Pengertian Self Harm

Self-harm adalah perilaku menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi tekanan yang mendalam dan luka emosional. Perilaku menyakiti diri sendiri merupakan segala hal yang dapat dilakukan untuk menimbulkan cedera pada diri sendiri. Misalnya memukul atau membenturkan diri sendiri ke dinding, menyayat tubuh dengan silet, pisau, atau pecahan beling, hingga meminum racun.

Tidak hanya itu, orang yang ngebut di jalanan, mabuk minuman beralkohol, dan minum obat melebihi dosis, dapat digolongkan perilaku self harm. Bagi seseorang yang melakukannya, hal ini dapat membantunya dalam mengekspresikan perasaan yang tidak dapat diungkapkan, meluapkan kesedihan, atau sebagai cara untuk menghukum diri sendiri.

Self harm bertujuan agar diri dapat merasa puas, lega, dan tenang karena telah meluapkan rasa emosinya. Namun, perasaan puas, lega, dan tenang itu hanyalah sementara karena setelah ia melakukan self harm, akan timbul perasaan bersalah pada dirinya sendiri.

Self harm merupakan perbuatan yang bukan dengan sengaja bertujuan untuk bunuh diri. Namun, perbuatan atau tindakan self harm tentunya dapat menyebabkan risiko, seperti luka atau cedera serius, bahkan kematian yang tak disengaja.

Tindakan self harm ini biasanya terjadi di usia remaja atau beranjak dewasa. Akan tetapi, orang yang melakukan self harm cenderung menutupi gerak laku tersebut. Hal itu terjadi karena dirinya enggan untuk bercerita atau terbuka pada orang lain yang ada di sekitarnya terkait masalah yang tengah dihadapi.

B. Tanda Self Harm

Mungkin sulit untuk mendeteksi orang yang suka melukai diri sendiri. Itu karena, mereka melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Namun, Anda bisa menawarkan pertolongan jika menemukan tanda-tanda self harm berikut di antaranya,
1. Ada bekas luka dengan pola yang sama dan berulang.
2. Selalu muncul luka baru, goresan, memar, atau bekas gigitan.
3. Terdapat bekas luka bakar.
4. Sering membawa atau menyimpan benda tajam.
5. Selalu mengenakan lengan panjang atau celana panjang meski dalam situasi yang panas (pengecualian untuk wanita berhijab).
6. Ketika ditanyai mengapa ada bekas luka atau memar, dia selalu mengatakan hal yang sama, misalnya terjatuh, terbentur, atau bentuk kecelakaan lainnya.
7. Tidak punya kerabat dekat dan suka menyendiri, orang ini biasanya sulit untuk berinteraksi dengan orang lain.
8. Sering merasa tidak berharga dan mengunggah posting-an keputusasaan.
9. Sering cemas, depresi, dan menunjukkan ketidakstabilan emosional.
10. Menyukai quotes-quotes yang bertemakan depresi.

C. Penyebab Self Harm

Tindakan self harm tak semata-mata dilakukan oleh seseorang dengan tanpa sebab. Tentunya banyak sekali faktor yang melatarbelakangi seseorang melakukan tindakan self harm. Penyebab seseorang melakukan tindakan self harm secara umum di antaranya,
1. Sebagai Bentuk Kebencian dan Kekecewaan pada Diri Sendiri
Bagi seseorang yang merasa dirinya rendah hingga memilih untuk membenci dirinya sendiri, cenderung untuk melukai dirinya sendiri. Contohnya, apabila seseorang yang pernah mengalami kekerasan fisik, atau bahkan pelecehan seksual di masa lalunya, akan berdampak pada rasa percaya dirinya. Ia akan menganggap bahwa dirinya sangatlah rendah.

Ia melakukan tindakan self harm sebagai salah satu bentuk pelampiasan atas kebencian pada dirinya sendiri. Tindakan self harm itu juga dilakukan sebagai bentuk kekecewaan dan menyalahkan dirinya sendiri terhadap apa yang telah terjadi di masa lalunya.

2. Bentuk Pelampiasan Emosi
Bentuk pelampiasan seseorang atas rasa emosinya memanglah berbeda. Emosi yang dimaksud, seperti marah, sedih, atau semacamnya. Seseorang yang tidak dapat mengendalikan rasa emosionalnya, cenderung akan melakukan tindakan self harm sebagai bentuk pelampiasan atas emosinya tersebut.

Terlebih bagi beberapa orang, dengan tindakan self harm atau menyakiti dirinya sendiri dilakukannya sebagai bentuk pengganti rasa sakit atau emosi yang tengah ia hadapi. Misalnya, merasakan sedih yang amat sangat karena ditinggal oleh orang tuanya sehingga ia menyalahkan dirinya sendiri, dan memutuskan untuk menyakiti dirinya sendiri atau self harm.

Hal itu dilakukan oleh seseorang karena ketidakpahamannya untuk mengontrol emosinya, tidak pahamnya dalam mengatasi rasa emosi yang ia rasakan, tidak mengerti bagaimana cara mengekspresikan bentuk emosinya tersebut. Hingga akhirnya ia melakukan tindakan self harm sebagai jalan pintas.

3. Stress hingga Depresi
Seseorang yang memiliki tingkat stres yang epic atau bisa dikatakan tak dapat ditoleransi lagi, mengakibatkan dirinya depresi. Dengan begitu, untuk melepaskan rasa depresinya itu, ia akan melakukan self harm atau menyakiti dirinya sendiri.

4. Lingkungan Sosial yang Tidak Mendukung
Salah satu penyebab seseorang melakukan self harm, bisa jadi karena ia berada di lingkungan yang tidak mendukung. Lingkungan tersebut dapat berupa, lingkungan keluarga, teman, sahabat, kerabat, dan sebagainya.

Sebagai contoh, apabila ada seseorang yang sedang memiliki masalah pribadi, kemudian ia menceritakan masalahnya tersebut entah pada salah satu anggota keluarganya atau temannya, tetapi mereka cenderung mengabaikan dan menganggap masalah tersebut sangatlah sepele.

Maka orang yang memiliki masalah tersebut, akan menganggap bahwa dirinya sangatlah tidak penting sehingga untuk ke depannya ketika ia memiliki masalah, ia akan memendamnya sendiri hingga mengalami stres yang berkepanjangan.

Ia merasa bahwa orang-orang di sekitarnya tidak ada yang memberikan semangat atau dukungan pada dirinya. Tak sampai di situ, ia juga akan melakukan tindakan yang membahayakan dirinya sendiri sebagai bentuk kekesalan pada dirinya, yakni tindakan self harm.

5. Merasakan Hampa dalam Dirinya
Penyebabnya hampir mirip pada penjelasan di poin sebelumnya, orang yang melakukan tindakan self harm atau melukai dirinya sendiri merupakan seseorang yang sedang merasakan hampa dalam diri atau bahkan hidupnya. Ia memiliki masalah, akan tetapi ia tidak tahu menahu kepada siapa ia akan meluapkan atau bercerita atas masalah yang tengah ia rasakan karena ia takut merasakan adanya penolakan atau pengabaian dari lingkungan sekitarnya.

Kemudian, ia juga merasakan kebingungan atas masalah yang sedang dihadapinya dan bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Maka dari itu, ia lebih memilih untuk melakukan self harm atau menyakiti dirinya sendiri sebagai bentuk kehampaan atas masalah yang sedang ia hadapi.

6. Menderita Gangguan Psikologis
Menderita gangguan psikologis atau gangguan mental, seperti gangguan kecemasan (anxiety disorder), gangguan makan, depresi, serta gangguan stress pascatrauma (PTSD), memang dapat menjadi salah satu penyebab seseorang melakukan tindakan self ham atau melukai dirinya sendiri. Bahkan, dikatakan lebih rentan untuk melakukan tindakan self harm.

Bagi penderita gangguan psikologis tingkat berat, cenderung akan melakukan tindakan self harm dengan jenis yang ekstrem pula (seperti pada penjelasan jenis-jenis self harm poin ketiga). Oleh karena itu, untuk mengatasinya pun diperlukan orang khusus yang memang sudah paham akan ilmunya, seperti psikolog atau terapis.

D. Jenis Self Harm

Secara patologis, terdapat beberapa jenis tindakan self harm atau perbuatan menyakiti dirinya sendiri di antaranya,
1. Superficial Self Mutilation
Self harm jenis ini merupakan self harm yang terbilang ringan dan wajar, bahkan tidak sedikit yang melakukannya dengan sadar. Namun, tetap saja jenis self harm seperti ini, janganlah diabaikan.

Adapun contoh atau cara self harm sejenis ini, biasanya dengan cara menyayat atau membeset salah satu bagian tubuh menggunakan benda tajam, seperti membeset pergelangan tangan dengan silet atau pecahan kaca. Kemudian, menarik-narik rambutnya dengan kuat, serta melakukan diet ekstra.

Akan tetapi, jenis self harm ini janganlah diabaikan karena apabila dilakukannya terbilang sering, akan berujung pada perbuatan percobaan bunuh diri.

2. Stereotypic Self Mutilation
Self harm jenis ini dapat diartikan sebagai tindakan yang digunakan oleh seseorang untuk mengendalikan atau bisa dikatakan menguasai rasa sakitnya itu secara penuh emosi, serta menghilangkan kehampaan dalam diri yang tujuannya untuk memberikan sensasi pada diri.

Self harm sejenis ini tentunya akan melukai diri sendiri, dilakukan dengan kadar frekuensi yang terbilang berulang-ulang atau sering. Contohnya, membenturkan kepala ke tembok secara berkali-kali, kemudian menghantam atau memukul tembok dan meja secara berulang dengan tangannya sendiri.

3. Major Self Mutilation
Self harm jenis ini merupakan yang paling ekstrem jika dibandingkan dengan dua jenis self harm yang sudah dijelaskan sebelumnya. Hal itu karena orang yang melakukan tindakan self harm jenis ini, akan melukai salah satu organ atau bagian tubuhnya yang tentunya akan berakibat cedera permanen dan kerusakan organ tubuh.

Tindakan self harm dengan jenis ini, seperti memotong salah satu jarinya, membakar salah satu bagian tubuhnya, dan sebagainya. Biasanya, self harm jenis ini dilakukan oleh seseorang yang memang memiliki gangguan psikologis cenderung berat. Oleh karena itu, untuk menanganinya pun diperlukan seorang psikolog atau terapis yang memang sudah paham betul terhadap dunia psikologi.

Selain itu, penggunaan obat-obatan zat narkotika dan psikotropika juga dinilai sebagai tindakan self harm. Hal itu karena dilakukan secara berulang-ulang dalam kehidupannya yang nantinya akan mengancam nyawa dirinya sendiri.

E. Solusi Self Harm

Terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk membantu orang yang melakukan tindakan self harm di antaranya,
1. Mengetahui Alasan atau Penyebab Seseorang Melakukan Self Harm
Sebagai langkah awal, mengetahui penyebab atau alasan orang tersebut melakukan tindakan self harm sangatlah penting. Hal itu justru akan mempermudah dalam penyelesaian masalah yang tengah ia hadapi. Dengan begitu, secara tidak langsung kita memperlihatkan rasa simpati dan empati pada dirinya dan mencoba untuk membantu orang tersebut bangkit dari masalah yang sedang ia hadapi.

2. Don’t Judge
Bagi orang yang melakukan tindakan self harm, tentunya ia merasa was-was akan dihakimi, bahkan dinilai buruk oleh orang lain di sekelilingnya. Oleh sebab itu, jangan pernah sekali-sekali untuk menghakimi atau menilai buruk seseorang yang melakukan tindakan self harm. Hal itu justru akan membuat dirinya semakin enggan untuk terbuka dan menceritakan masalah yang sedang dihadapinya itu.

3. Luangkan Waktu untuknya
Secara umum dan dari banyaknya kasus, orang yang melakukan tindakan self harm atau melukai dirinya sendiri hanya membutuhkan waktu kita untuk mendengarkan keluh kesah atas masalah yang sedang ia hadapi.

Oleh sebab itu, pastikan bahwa kita mampu dan siap untuk menjadi tempat curhatan terhadap masalah yang tengah ia hadapi. Berikan keyakinan pada mereka bahwa kita siap untuk membantu mereka.

Kemudian, kita juga bisa menyediakan dan meluangkan waktu untuk dirinya dengan mengajaknya melakukan kegiatan-kegiatan positif secara bersama. Lalu, kita juga bisa meluangkan waktu kita untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang digemarinya, serta mencarikan tempat menarik untuk dirinya.

4. Membawanya ke Psikolog
Sebenarnya ini merupakan langkah atau cara atau solusi yang cukup ampuh untuk dilakukan. Karena pada dasarnya, ia yang melakukan tindakan self harm akan membutuhkan orang yang memahami terhadap apa yang sedang ia hadapi.

Apabila kita merasa tidak mampu sebagai tempat dirinya bercerita dan mengeluarkan segala keluh kesahnya atau kita merasa tidak mampu memberikan advice untuk dirinya, alangkah baiknya kita membawa dirinya ke seorang psikolog atau terapis. Jangan sampai kita yang tidak paham akan hal tersebut, malah menambahkan masalah pada dirinya.

Terlebih bilamana orang yang melakukan tindakan self harm merupakan orang yang memiliki gangguan psikologis atau mental, kita haruslah segera membawa dirinya ke terapis atau psikolog. Dengan begitu, dirinya akan mendapatkan penanganan yang tepat.

Namun, jika kita sendiri yang melakukan tindakan self harm, terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan di antaranya,
1. Kenali dan Pahami Kondisi Diri
Mencoba untuk memahami situasi dan kondisi diri kita saat ini. Misalnya, apa yang menjadikan kita untuk melakukan tindakan self harm. Hal itu bisa disebabkan, misalnya, ada barang-barang atau kesempatan tertentu yang mendukung kita untuk melakukan self harm.

Oleh karena itu, jauhkan benda tajam dari jangkauan kita, seperti cutter, silet, pisau. Kemudian, jangan memberikan peluang atau kesempatan untuk kita melakukan tindakan self harm. Kemudian, cobalah untuk melakukan tindakan positif.

2. Lakukan Tindakan Positif
Cobalah untuk mengalihkan pikiran kita dari tindakan self harm, seperti melakukan aktivitas positif. Hal itu bisa kita lakukan dengan cara mengembangkan bakat yang kita miliki, misal, di bidang olahraga, kesenian, dan lain sebagainya.

Dengan begitu, kita jadi sibuk pada aktivitas positif yang kita lakukan sehingga terhindar pula dari tindakan self harm.

3. Refreshing Diri
Apabila kita merasa malas untuk melakukan aktivitas seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, cobalah lakukan aktivitas positif lainnya sebagai bagian dari refreshing diri. Hal itu bisa kita lakukan dengan hangout bersama teman, staycation bersama keluarga, wisata kuliner, dan kegiatan penyegaran lainnya.

Hal itu karena, salah satu penyebab seseorang yang melakukan self harm adalah bisa jadi orang tersebut merasa stres hingga depresi karena kurangnya refreshing. Maka lakukanlah kegiatan refreshing agar terhindar dari stres, depresi, bahkan sampai pada tindakan self harm atau menyakiti diri sendiri.

4. Mencoba Berbicara pada Orang yang Sangat Dipercaya
Apabila kita mengalami tindakan self harm, cobalah untuk mencari dan berbicara pada orang yang kita anggap paling dipercaya. Terkadang, kita memanglah membutuhkan seseorang untuk dijadikan tempat keluh kesah. Meskipun begitu, memang tidak mudah untuk menceritakan semua masalah yang kita alami. Akan tetapi, cobalah untuk menceritakan masalah kita secara perlahan.

5. Cari Bantuan: Mendatangi Terapis atau Konseling
Apabila kita masih merasa kurang puas, meskipun sudah bercerita dengan orang lain yang kita percayai. Jangan ragu untuk datang ke seorang psikolog untuk berkonsultasi terhadap apa yang sedang kita hadapi. Ceritakan semua hal dan masalah yang sedang kita miliki. Dengan begitu, mereka jadi paham atas masalah kita sehingga mereka juga tahu dan mudah untuk memberikan penanganan lebih lanjut pada kita.

6. Dekatkan Diri Pada Tuhan Yang Maha Esa
Terkadang seseorang melupakan cara ini. Bahkan tak sedikit dari kita yang belum menyadari bahwa bisa saja salah satu penyebab seseorang melakukan self harm adalah karena kurang mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

Hal itu karena seseorang yang dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa, cenderung akan lebih paham bahwa tindakan menyakiti diri sendiri (self harm) merupakan tindakan yang dilarang. Terlebih bilamana tindakan self harm dapat membuat dirinya celaka, bahkan hingga menyebabkan bunuh diri. Tentu hal tersebut merupakan perbuatan yang dilarang oleh-Nya.

Perbanyaklah berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa karena itu akan membuat hati dan pikiran kita menjadi tenang.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment