Flora dan Fauna: Pengertian, Persebaran, Karakteristik, dan Faktor Persebarannya
Flora dan Fauna |
A. Pengertian Flora
Flora adalah semua jenis tumbuhan atau tanaman yang ada di dunia. Istilah kata flora berasal dari bahasa latin yang artinya alamat tumbuhan dan nabatah. Flora dapat diartikan sebagai sekelompok tanaman atau tumbuhan.
Flora memiliki jenis yang sangat banyak dan beragam. Bahkan jumlahnya tidak terhitung lagi. Beragam tumbuhan tersebar di seluruh muka bumi. Baik di darat maupun di laut. Di dalam dunia tumbuhan, ada yang dinamakan flora endemic.
Flora endemic adalah sekelompok jenis tanaman yang hidup di daerah tertentu. Flora endemic pada suatu daerah memiliki jenis-jenis tertentu. Terkadang, flora di suatu daerah tidak dapat ditemukan di daerah lain.
Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki ciri khas tertentu. Seperti perbedaan iklim atau perbedaan cuaca. Selain itu, jenis tanah juga mempengaruhi perbedaan pada tiap daerah.
B. Pengertian Fauna
Fauna adalah segala jenis hewan yang hidup di dunia. Kata fauna berasal dari bahasa latin yang memiliki arti alam hewan. Di dalam mitologi Romawi, fauna dapat diartikan sebagai kakak dari faunus sebagai roh yang baik di hutan dan daratan. Halnya flora, fauna juga memiliki banyak kelompok yang beragam di tiap daerah.
C. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Di Indonesia penyebaran flora dan fauna asli Indonesia dipengaruhi oleh beragam hal seperti halnya aspek geografi. Para pakar zoologi berpendapat jika fauna di kawasan Indonesia memiliki tipe yang mirip dengan tipe fauna yang ada di Asia Tenggara atau oriental. Sementara itu fauna yang berada di kawasan Indonesia bagian timur memiliki kemiripan dengan fauna di benua Australia atau Australis.
Di Indonesia daerah persebaran fauna dibedakan menjadi 3 kawasan yaitu Indonesia bagian barat, kawasan Indonesia bagian timur serta kawasan peralihan atau Wallace. Sementara itu, persebaran fauna di Indonesia dipisahkan oleh garis Lydekker dan garis Webeer.
1. Fauna
a. Kawasan Indonesia bagian barat
Indonesia kawasan barat meliputi Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali. Kawasan ini dibatasi oleh garis imajiner Wallace yang berada di antara Sulawesi dan Kalimantan serta di antara Lombok dan pulau Bali. Jenis fauna yang berasal dari Indonesia bagian barat antara lain adalah Leopard atau macam tutul, harimau, orang utan, gajah, beruang madu, lutung, merak hijau, burung jalak bali, wau-wau, banteng, merak hijau serta badak Jawa.
b. Kawasan peralihan
Daerah yang meliputi kawasan ini adalah Sulawesi, Maluku, Sumbawa, Sumba serta Lombok. Kawasan peralihan dibatasi oleh garis Lydekker yang berada di sebelah timur dan garis Wallace yang berada di sebelah barat. Di antara kedua garis pembatas ini terdapat garis weber sebagai garis keseimbangan yang terletak di sebelah timur pulau Sulawesi.
Jenis hewan yang berada di kawasan ini antara lain adalah kupu-kupu Sulawesi, kuskus, beruang, soa-soa, kakatua putih, burung rangkong, anoa dataran rendah, anoa pegunungan, komodo dan lain-lain.
c. Kawasan Indonesia bagian timur
Kawasan ini dibatasi oleh garis Lydekker yang meliputi Papua serta pulau-pulau kecil yang berada di sekitarnya. Jenis fauna yang menghuni kawasan ini antara lain adalah kupu-kupu sayap burung, burung cendrawasih ekor pita, walabi kecil, kasturi raja, ular sanca hijau, burung kasuari gelambir ganda serta burung kakatua raja.
2. Flora
Adapun persebaran flora di Indonesia bagian barat, timur dan tengah yaitu:
a. Flora bagian barat
Flora bagian barat memiliki jenis tumbuhan yang sangat beragam dan memiliki kawasan mangrove yang banyak di sekitar pantai. Hutan pada kawasan bagian barat ini selalu hijau dengan jenis kayu yang memiliki banyak manfaat bagi manusia.
b. Flora bagian timur
Ciri flora yang terdapat di bagian timur adalah memiliki kemiripan dengan flora yang terdapat di benua Australia. Selain itu persebaran flora yang berada di timur lebih banyak tumbuh semak dan belukarnya. Flora yang khas dari wilayah ini adalah pohon matoa serta tanaman ficus famili beringin.
c. Flora bagian tengah
Flora bagian tengah memiliki jenis hutan yang seragam karena hanya didominasi oleh satu jenis tumbuhan saja. Jenis tumbuhan yang paling banyak ditemukan di kawasan ini adalah cemara, pinus serta palma.
D. Karakteristik Flora dan Fauna
Flora dan fauna memiliki karakteristik yang berbeda pada tiap daerah. Karakteristik tersebut meliputi flora dan fauna Asiatis, fauna Australis dan fauna Peralihan.
1. Flora dan fauna Asiatis
Flora dan fauna Asiatis meliputi wilayah Indonesia bagian Barat. Wilayah-wilayahnya antara lain Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Bali. Pasalnya, flora dan fauna pada wilayah tersebut memiliki ciri dan karakteristik tertentu. Cirinya adanya menyerupai seperti flora dan fauna di benua Asia. Hal ini juga dikarenakan lokasi geografisnya. Ciri-ciri:
a. Terdapat hewan mamalia dengan ukuran yang besar. Contoh: gajah, harimau, dan badak
b. Terdapat berbagai jenis kera
c. Terdapat berbagai jenis reptil
d. Terdapat berbagai jenis ikan air tawar
e. Spesies burung lebih banyak jenis burung yang berkicau. Burung dengan warna mencolok jarang terlihat
f. Tidak ditemukan hewan yang memiliki kantung
g. Flora Asiatis adalah flora hutan tropis
h. Jenis tumbuhan pada daerah Asiatis, meliputi: keruing, meranti, mahoni dan kamper
i. Vegetasi pada zona Asiatis didominasi tanaman yang daunnya lebat
Contoh fauna Asiatis adalah harimau, gajah, dan kancil. Selain itu, badak bercula satu dan badak bercula dua juga masuk ke dalam contoh fauna Asiatis. Hewan lain seperti orang utan, beo, beruang mau, kera atau bekantan juga termasuk fauna Asiatis.
Contoh flora pada wilayah Asiatis adalah Rafflesia Arnoldi. Selain itu, bunga bangkai dan kantung semar juga salah satu contoh fauna pada wilayah Asiatis.
2. Flora dan fauna Peralihan
Zona peralihan biasa juga disebut dengan zona tengah. Wilayahnya meliputi Indonesia bagian tengah. Yakni Sulawesi dan kepulauan Nusa Tenggara. Disebut peralihan karena flora dan fauna pada wilayah ini adalah peralihan. Peralihan antara flora dan faunia Asiatis dengan flora dan fauna Australis.
Sehingga membuat flora dan fauna di Indonesia tengah ini memiliki ciri campuran. Karakteristik serta ciri campuran akibat berada di wilayah peralihan. Terdapat banyak hewan endemic yang hanya bisa ditemukan di Indonesia saja.
Ada banyak fauna yang berada pada zona peralihan ini. contohnya seperti Komodo dan babirusa. Selain kedua contoh tersebut, ada juga anoa dan tarsius yang menjadi contoh fauna peralihan tengah. Kus kus juga termasuk fauna pada zona peralihan.
Flora yang ditemukan pada wilayah ini antara lain eboni, longusei dan gofasa. Selain itu, ada juga anggrek serat dan ampupu. Cempaka hutan kasar dan cengkeh juga merupakan contoh dari flora pada wilayah peralihan.
3. Flora dan fauna Australis
Zona Australis meliputi wilayah Indonesia bagian timur. Seperti Kepulauan Maluku dan Papua. Flora dan fauna pada wilayah-wilayah ini memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang mirip dengan yang ada di benua Australia. Hal itu lantaran letak geografisnya yang berdekatan dengan benua Australia. Ciri-ciri:
a. Terdapat hewan yang memiliki kantung
b. Terdapat hewan mamalia, tetapi ukurannya cenderung kecil
c. Spesies ikan air tawar lebih sedikit
d. Spesies burung memiliki bulu yang indah, serta warna mencolok
e. Flora Australis memiliki daun paralel yang bentuknya memanjang
Contoh fauna pada zona Australis adalah Kangguru Pohon dan Wallaby. Burung cendrawasih dan kasuari juga salah satu hewan yang ada di zona Australis.
Flora pada zona Australis adalah eboni dan pakis. Selain itu, matoa dan siwalan juga tumbuhan pada zona Australis.
E. Faktor Persebaran Flora dan Fauna
Biosfer yang ada di muka bumi meliputi air, tanah dan udara. Biosfer adalah sistem kehidupan yang paling besar. Dikarenakan terdiri dari gabungan ekosistem yang ada di bumi. Selain manusia, makhluk hidup yang tinggal di bumi antara lain flora (tumbuhan) dan fauna (hewan).
Akan tetapi, persebaran makhluk hidup tersebut sering tidak merata. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persebaran tersebut di antaranya,
1. Faktor Abiotik
Salah satu faktor yang menyebabkan persebaran makhluk hidup adalah faktor abiotik. Faktor ini terdiri dari faktor klimatik atau iklim, faktor edafik atau tanah, dan faktor fisiografi atau ketinggian tempat dan bentuk lahan.
Wilayah yang memiliki iklim yang ekstrem pasti menyulitkan kehidupan suatu organisme. Contohnya seperti daerah kutub yang selalu tertutup salju. Selain itu, lapisan es abadi atau gurun yang gersang juga termasuk wilayah dengan cuaca ekstrem.
Hal itu menyebabkan minimnya persebaran flora dan fauna di wilayah-wilayah seperti kedua contoh tadi. Baik dari segi jenis, maupun dari segi jumlahnya. Hal itu justru terjadi sebaliknya pada daerah tropis. Daerah tropis adalah tempat yang optimal untuk flora dan fauna menjalani kehidupan.
Faktor-faktor iklim yang berpengaruh pada proses persebaran makhluk hidup adalah kelembapan udara, angin, suhu dan tingkat curah hujan.
a. Suhu
Bumi mendapatkan sebuah energi panas yang berasal dari radiasi matahari. Intensitas penyinaran tersebut berbeda-beda pada tiap wilayah. Daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis akan lebih menerima penyinaran matahari. Setiap tahunnya, daerah itu akan mendapatkan sinar matahari lebih banyak dari wilayah lain.
Selain posisi lintang, faktor yang mempengaruhi intensitas penyinaran matahari adalah kemiringan sudut datangnya sinar matahari, jarak suatu wilayah dari permukaan laut, ketinggian tempat, kedalaman laut dan kerapatan penutupan lahan dengan tumbuhan.
Perbedaan intensitas penyinaran matahari tersebut akan menyebabkan suhu udara menjadi bervariasi. Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna. Hal itu dikarenakan beberapa spesies memerlukan suhu khusus untuk tetap hidup. Contohnya adalah flora dan fauna yang memiliki tingkat ketahanan serta toleransi yang lebih tinggi terhadap suhu yang identik tajam pada siang dan malam. Hal ini akan berbeda jika dibandingkan dengan flora dan fauna di daerah tropis.
Pada wilayah dengan suhu udara yang tidak terlalu dingin dan panas, adalah habitat yang baik atau optimal. Itu berlaku pada sebagian besar organisme di dunia. Baik manusia, hewan dan tumbuhan.
Alasannya karena suhu yang berlebihan seperti terlalu dingin atau terlalu panas adalah kendala bagi makhluk hidup. Pada habitat flora atau tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor yang dapat pengontrol persebaran vegetasi. Persebaran tersebut sesuai dengan ketinggian tempat, posisi lintang serta kondisi topografinya.
Maka dari itu, sistem penamaan pada habitat flora sering dinamakan sama seperti kondisi iklimnya. Contohnya seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi gurun, vegetasi pegunungan tinggi dan vegetasi lintang sedang.
Berdasarkan faktor suhu, dikenal dua kelompok vegetasi di antaranya,
a) Kelompok vegetasi manual
Kelompok ini adalah kelompok yang perkembangannya hanya pada saat-saat tertentu saja. Terutama ketika musim panas. Jika pada musim dingin, tumbuhan jenis ini akan tidur.
Hal itu karena berada pada bawah lapisan es yang bervariasi ketebalannya. Umumnya, tumbuhan annual ini adalah tumbuhan yang berukuran kecil. Selain itu, bunga-bunga yang berada di daerah iklim dingin juga termasuk kelompok ini.
b) Kelompok vegetasi perennial
Kelompok ini adalah kelompok tumbuhan yang memiliki mekanisme untuk melindungi diri. Mereka akan melindungi diri dari suhu yang sangat rendah pada musim dingin. Ini akan terjadi secara bergantian. Hal itu akan membuatnya berkembang secara terus-menerus. Kemampuan inilah yang menyebabkan kelompok vegetasi perennial memiliki umur lebih dari satu tahun.
b. Kelembaban udara
Faktor lain selain suhu adalah kelembaban udara. Kelembaban udara juga memiliki pengaruh terhadap persebaran makhluk hidup. Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung di dalam massa udara.
Tingkat kelembapan udara akan berpengaruh secara langsung pada pola persebaran flora dan fauna di muka bumi. Ada beberapa jenis tumbuhan yang cocok hidup di wilayah lembab. Akan tetapi sebaliknya, ada beberapa jenis tumbuhan yang hanya dapat tumbuh pada wilayah kering.
c. Angin
Angin berfungsi sebagai alat transportasi dalam siklus hidrologi. Angin akan memindahkan uap air atau awan dari satu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini tentu akan menguntungkan bagi kehidupan makhluk hidup di bumi.
Hal itu karena distribusi uap air dari atmosfer akan mencapai seluruh wilayah. Sehingga secara alamiah, organisme yang membutuhkan air akan dipenuhi.
Gerakan angin juga akan membantu memindahkan benih. Selain itu, angin juga akan membantu tumbuhan. Pada saat proses penyerbukan beberapa jenis tumbuhan tertentu, angin dapat membantunya.
d. Curah Hujan
Faktor selanjutnya adalah curah hujan. Air adalah kebutuhan seluruh makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa ini termasuk kebutuhan yang vital. Tanpa adanya air, tidak akan ada bentuk-bentuk kehidupan di atas muka bumi ini.
Untuk makhluk hidup yang tempat tinggalnya di biocycle daratan, sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya adalah berasal dari hujan. Melalui hujan, proses distribusi air di atas muka bumi akan berlangsung dengan berkelanjutan.
2. Faktor Biotik
Selain faktor biotik, terdapat pula faktor biotik. Faktor biotik ini memiliki pengaruh yang besar pada persebaran flora dan fauna. Faktor biotik yang dimaksud di sini adalah manusia. Manusia memiliki peran yang sangat penting. Dapat membudidayakan beberapa jenis di antaranya,
a. Dilihat dari penyebab persebaran
a) Tekanan Populasi. Jika populasi semakin bertambah, maka itu menyebabkan kebutuhan makanan menjadi bertambah pula. Akibatnya, persediaan makanan akan semakin menipis, bahkan sulit ditemukan. Hal itu akan mengakibatkan sulit terpenuhinya kebutuhan sehari-hari. Maka akan terjadilah sebuah migrasi.
b) Persaingan. Ada beberapa fauna yang tidak mampu bersaing merebutkan tempat tinggalnya. Selain wilayah kekuasaan yang hilang, bahan-bahan makanan yang dibutuhkan juga mengalami migrasi ke daerah lain.
c) Perubahan habitat. Perubahkan lingkungan atau tempat tinggal juga dapat menimbulkan ketidakmampuan beradaptasi. Makhluk hidup jadi tidak dapat mengalami perubahan tersebut. Hal itu membuatnya merasa tidak cocok lagi untuk menempati daerah asalnya.
b. Dilihat dari sarana persebaran
a) Udara. Melalui media udara, fauna dapat bermigrasi. Selain itu, flora juga dapat menggunakan angin untuk bermigrasi. Melalui berat atau ringannya benih tanaman tersebut.
b) Air. Kemampuan fauna dalam berenang menyebabkan perpindahan menjadi mudah. Terlebih pada hewan-hewan yang bisa berenang. Selain fauna, flora juga dapat bermigrasi. Benih tumbuhan bisa terangkut, kemudian berpindah. Hal ini bisa dilakukan dengan media aliran air sungai atau arus laut.
c) Lahan. lahan adalah tempat yang penting. Hampir semua fauna yang hidup di daratan membutuhkan lahan. lahan tersebut adalah sarana untuk mereka berpindah tempat.
d) Pengangkutan manusia. Secara sengaja maupun secara tidak sengaja, manusia juga dapat menyebabkan perpindahan di antara flora dan fauna.
c. Dilihat dari hambatan (barier) persebaran
a) Hambatan Iklim. Jika keadaan iklim sedang ekstrem, maka dapat menghambat persebaran flora dan fauna. Seperti saat kondisi curah hujan yang sangat tinggi, terganggunya kelembaban udara atau terkait kondisi temperature.
b) Hambatan edafik atau tanah. Tanah adalah salah satu hal yang memiliki pengaruh besar untuk tumbuhan. Hal itu dikarenakan terdapat banyak unsur penting di dalam tanah. Seperti unsur udara, hara, dan kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras akan membuat para fauna terbiasa menggali tanah. Sehingga membuat mereka tinggal di dalam tanah. Hal itu juga menyebabkan mereka mencari tanah yang gembur dan tebal.
c) Hambatan geografis. Bentang alam muka bumi juga bisa menjadi penghambat persebaran flora dan fauna. Contohnya seperti padang pasir, samudera, pegunungan dan sungai.
d) Hambatan biologis. Faktor ini juga menjadi penyebab persebaran flora dan fauna. Kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup, serta terdapat persediaan bahan makanan yang melimpah adalah alasan bagi flora dan fauna bermigrasi. Hal ini juga berkaitan dengan kecocokan dari kondisi alam.
Dari berbagai sumber
Post a Comment